25.

1.2K 180 150
                                    

Suara isakan Jihoon ternyata membangunkan guanlin..

Perlahan Guanlin membuka matanya dan berbalik memandangi Jihoon yang sedang meringkuk, tubuhnya tertutup selimut, tetapi guanlin bisa melihat tanda merah dan bekas gigitannya semalam di sekujur tubuh Jihoon. Jihoon masih menangis pelan sambil membenamkan wajahnya di lututnya..

Guanlin bimbang.. di lain pihak, dia senang karena sudah membalaskan dendam hyungnya.. selangkah lebih dekat untuk memberi Jihoon pelajaran yang tidak akan pernah dia lupakan seumur hidupnya..

Tetapi di lain pihak Guanlin juga terkejut ketika melihat kekacauan di depannya, bekas cairan miliknya bercampur dengan noda darah yang dia yakini berasal dari Jihoon , ternyata Jihoon masih polos seperti katanya sebelumnya, dia benar-benar belum pernah melakukannya. Buktinya tadi malam, ternyata Guanlin adalah pria pertama Jihoon.. lalu apa yang sudah dilakukan Jihoon dan Daniel setahun belakangan ini? Tapi semua sudah terlanjur, justru bagus kan? Guanlin berhasil mengambil keperawanan Jihoon dan mengambil kehormatannya , hingga nanti pasti akan lebih mudah untuk menghancurkan hidupnya

Guanlin mencoba mengenyahkan rasa penasarannya.. dan dengan nada dingin dia bicara pada Jihoon yang masih terisak pelan di sampingnya..

" kenapa kau menangis?"

Jihoon tersentak kaget dan menatap Guanlin.

"Ti.. Tidak ada apa-apa."

Guanlin menghembuskan nafasnya dan berbicara pada Jihoon dengan nada yang lebih lembut..

"Kenapa kau menangis? Hmm?"

Guanlin mengulurkan tangannya dan mengelus pelan rambut Jihoon..

" aku.. aku malu, aku tidak ingat detil apa yang terjadi semalam, tapi samar-samar aku mengingat kalau kita.. kalau kita berdua.."

" bercinta?"

Jihoon memalingkan wajahnya yang memerah lagi mendengarkan perkataan Guanlin itu tadi..

" kenapa? Perkataanku benar kan?"

" yaa.. yah.."

" lalu apa masalahnya? Kita sudah sama-sama dewasa, wajar saja kalau kita melakukan hal ini. Tidak ada beban.. mudah bukan?"

" ma.. masalahnya aku tidak pernah melakukan itu.. aku malu.. malu sekali."

" kenapa malu? Hei lihat kemari.. aku sudah bilang kan kalau aku menyukaimu? Aku akan bertanggung jawab padamu. Karena itu aku akan mengulangi permintaanku padamu..

Park Jihoon, aku jatuh cinta padamu .. berkencanlah denganku."

" tapi Guanlin.. kau tidak tahu siapa aku. Kau tidak mengenalku."

" tidak masalah.. kita bisa melakukan nya pelan-pelan.. kita jalani saja dulu. Bagaimana?"

" kau.. tidak keberatan denganku? Kau.. kau kan membenciku."

"kata siapa? Kalau aku membencimu, kenapa semalam aku mau melakukan hal itu denganmu?"

" en.. entahlah.. hanya.. perasaanku agak tidak enak."

" sudah.. lupakan saja, tidak apa-apa.. tidak akan ada apa-apa..

Jihoon.."

Tangan Guanlin menggenggam tangan Jihoon, dan satu tangan lagi dia gunakan untuk mengangkat dagu Jihoon.

" aku mencintaimu.. kumohon, maukah kau menjadi kekasihku?"

" aku ... aku.."

" ya? Bagaimana jawabanmu?"

" I .. iya, aku mau." Jawab Jihoon sambil tersipu malu

" baguslah kalau begitu.. dan ini masih pagi kenapa kau sudah bangun? Tidurlah lagi..

WHEN YOU'RE GONE! (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang