Part. 9

1.5K 267 150
                                    

" jangan lakukan itu Hyunbin, aku tidak peduli kau mau apa. Tinggalkan aku sendiri. Aku baik-baik saja. Itu hanya one night stand. Sudah selesai.."

" tapi aku tidak baik-baik saja dengan one night stand..

Aku akui dulu aku sering melakukan itu. Tapi aku tidak pernah merasa sangat bersalah seperti rasa bersalahku saat ini padamu."

" dan kenapa sekarang harus berbeda? aku tidak peduli, sekarang pergilah. Kumohon.. biarkan aku melupakan semuanya. Jangan temui aku lagi.."

Minhyun melewati Hyunbin dan membuka pintu mobilnya.

" pergilah, dan jangan menemuiku lagi, atau mengirimiku pesan atau bahkan meneleponku. Jangan pernah .."

Hyunbin hanya memandang kepergian Minhyun dalam diam.

" kau bilang hanya one night stand? Tidak.. aku tidak mau begitu.. aku menginginkanmu, kau harus siap untuk aku kejar,

Hwang Minhyun.. rubah manisku.."

Minhyun mengebut meninggalkan Hyunbin sendirian di parkiran mobil..

Dia berkali kali melirik ke spion, melihat belakang, takut kalau Hyunbin mengikutinya, sampai lampu merah menyala dan Minhyun terpaksa berhenti.

"Aish.. sial, Apa sih maunya si Kwon Hyunbin itu? Aku sudah bilang lupakan, tapi kenapa dia malah terus melakukan itu? Aku membencinya. Dia mengingatkanku pada malam itu.."

"Malam itu..."

Minhyun berbisik lirih. Dia membenturkan kepalanya sendiri di setir mobil nya, kenapa, kenapa, kenapa? Kenapa dia bisa melakukan hal seperti itu? Dengan Hyunbin lagi.. astagaaaa... dia sudah tidak waras. Benar-benar sudah tidak waras, dia gila..

Tin .. tin .. tiiin...

" iya, iya, haish tidak sabaran sekali sih, baru juga lampunya berubah hijau."

Dengan gusar Minhyun mulai menjalankan mobil nya dan kembali ke apartemennya.

Di Kampus.. Seongwoo sedang berjalan berdua dengan Guanlin.

"Hyung, apa omonim mengatakan sesuatu padamu?"

"Eomma? Tidak.. eomma tidak mengatakan apapun, memangnya ada apa? Apakah Eomma mengatakan sesuatu padamu?"

" mm hm..

iya, Omonim memintaku untuk menemanimu, kenapa? Kau ada masalah ya?"

" tidak juga sebenarnya.. hanya saja Eomma sudah tahu kalau aku putus dengan kekasihku, mungkin Eomma mengira kalau aku masih kepikiran tentangnya."

" dan memang benar, kau masih kepikiran soal dia. Betul kan?"

Seongwoo terdiam menatap guanlin, tanpa dia sadar setetes air mata turun dari mata indahnya. Membuat Guanlin terkejut

" bagaimana aku bisa tidak memikirkannya Guanlin..

Aku menitipkan hatiku padanya selama enam tahun ini, tetapi dia dengan mudahnya melupakanku. Dia kejam sekali, kupikir ini semua memang salahku. Entah apa yang ku lakukan sampai dia merasa bosan padaku, dan menggantikanku dengan yang lain."

" apakah sekarang kau menyesal hyung? Menyesal pernah bersama dengannya?"

" iya.. aku menyesal.. menyesal sekali. Kalau kupikir aku menghabiskan enam tahunku untuk mencintainya, tetapi dia sendiri tidak mencintaiku. Penyesalanku hanyalah aku sudah membuang banyak waktuku untuk dia. Tahu begitu dulu aku tidak akan luluh sewaktu dia mengejarku."

Guanlin mengangkat tangannya dan menghapus air mata Seongwoo.

"Jangan menangis, jangan menangisinya lagi. Aku tidak suka melihatmu menangis begini..

WHEN YOU'RE GONE! (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang