Cantik tapi bikin bosen?
Mending yang biasa aja, tapi bikin baper;)-yang ngomong Bian
.
.Ramainya kantin tak membuat dua siswa lawan jenis itu mengalihlan perhatiannya satu sama lain.
Ya dua orang itu adalah Bian dan Rumi. Pasangan yang kata Sasa-sahabat Rumi masih anget-angetnya.
Kedua insan yang tengah menatap tajam satu sama lain itu tampak acuh dengan suara ricuh di sekitarnya.
"Balikin!" seru Rumi sambil menodongkan garpu kearah Bian.
Sedangkan yang ditodong tersebut hanya menatap Rumi dengan datar. Dilanjut dengan memasukkan satu buah bakwan sekaligus kedalam mulutnya.
Melihat hal itu raut wajah Rumi berubah seram. Bagaimana tidak? Bakwan seharga seribu rupiah yang didapatnya dengan cara berdesak-desakan itu dimakan secara tidak berperasaan oleh kekasihnya.
"Bian ihh, kebiasaan banget sih makan makanan orang," gerutu Rumi sebal. Tangan kanannya yang memegang garpu tambah ditodongkan lebih dekat ke arah Bian.
Sedangkan si sumber kekesalan hanya terkekeh melihat raut wajah Rumi.
Baginya Rumi dengan wajah merah, bibir mengerucut dan beberapa saos dan kecap yang tercecer di area bibirnya benar-benar menjijikkan.
"Mukanya jangan dibuat sok imut gitu kalik Rum. Jatuhnya malak jijik gue," ucap Bian dengan lugas. Rumi tambah memberengut kesal mendengar tuturan sang kekasih.
Apa-apaan Bian ini? Disaat para laki-laki di luar sana akan merasa gemas dan mencubit pipi sang kekasih yang sedang dalam keadaan merajuk seperti Rumi saat ini, Bian malah mengatainya jijik. Huh.
"Tuh mulut minta gue tusuk hah!?" Dengan sisa-sisa kesabarannya Rumi memajukan garpu yang dipegangnya.
Kurang sedikit lagi mulut lemes Bian akan tertancap indah digarpu Rumi. Dan Rumi pun akan tertawa bahagia sampai guling-guling di sepanjang koridor menuju kelas.
Tapi itu hanya mimpi semu berkat hayalan otak penuh halu milik Rumi. Nyatanya tangan Bian dengan cepat mencengkram kuat tangan Rumi.
Bukannya Bian yang meringis sakit dan minta ampun, sekarang malah Rumi yang meringis kesakitan.
Melihat raut wajah tak enak dipandang milik Rumi, Bian segera melepas cengkraman tangannya. Sekaligus merebut garpu itu. Yang bisa dibilang senjata perang milik Rumi.
"Eh garpu gue jangan diambil! Ini nanti makannya pakek apa?" tanya rumi dengan wajah yang tambah sebal.
Mengingat hanya itu satu satunya garpu di meja ini.
"Berhenti ngehalu Rum! Yang di depan elo bukan daging sapi pangang yang ngebutuhin pisau sama garpu. Melek Rumi! Itu cuma bakwan sama tempe goreng!" ucap Bian dengan sedikit ngegas.
Matanya menatap sang kekasih dengan pandangan malas.
Matanya memandang malas mulut belepotan saos dan kecap milik sang kekasih bergantian dengan satu piring berisi gorengan lengkap dengan saos dan kecap yang memenuhi permukaan piring.
"Yee sirik bilang wae Yayan!" ketus Rumi sambil menjulurkan lidahnya kearah Bian.
Sementara tangannya beraksi dengan menusukkan pisau kecil ke gorengan dihadapannya. Dan dengan santainya langsung dimasukkan begitu saja ke dalam mulutnya.
Bian memasang wajah pasrah saat ini.
Bingung. Antara mau muntah karena jijik, ketawa karena lucu, atau tersenyum manis dan mengacak punjak kepala sang gadis dengan gemas.

KAMU SEDANG MEMBACA
ARBIAN
Novela JuvenilSenja dan Fajar Mustahil untuk bersatu Senja di barat Fajar di Timur Dan Mentari di pihak netral Senja dan Fajar emang enggak akan bisa menyatu. Tapi bisa saling melengkapi kan? Lalu Mentari?