Kelompok

135 47 68
                                    




Happy reading ♡









~♥~











Nina menghela napasnya, menopang kepala dengan tangan kiri. Sepasang obsidiannya menatap dua orang laki-laki dihadapannya bergantian. Tangan kanannya ia gunakan untuk memijat pelipisnya yang terasa pening.

Bagaimana tidak? Na Jaemin, laki-laki itu benar-benar tak datang untuk mengerjakan tugas kelompok. Sementara dua laki-laki dihadapannya itu terus saja melepar tatapan sinis dan saling menyindir sejak mereka masuk ke dalam rumah Kim Nina.

Diam-diam gadis itu penasaran, sebenarnya hubungan seperti apa yang mereka miliki saat berada di Kanada. Jika teman, kenapa mereka tidak terlihat kompak. Jika musuh, apa alasan mereka untuk bermusuhan padahal mereka sama-sama mempunyai darah Korea dan Kanada.

"Sampai kapan kalian akan seperti ini?", gumaman gadis itu terdengar oleh mereka bedua. Membuat keduanya diam, tak bergeming.

"Bisa kau usir dia, Nin? Kita saja yang mengerjakan tugasnya. Lagipula kita tidak butuh dia!", celetuk laki-laki dengan surai pirang, melempar tatapan tak suka pada laki-laki bersurai coklat gelap dihadapannya.

"Kau saja sana yang pergi!"

Nina menghela napas lagi, merasa tidak tahan mendengar argumen mereka. Kenapa semesta sungguh kejam hingga membuatnya harus berada di tengah-tengah mereka berdua.

"Aku ingin tugasnya cepat selesai. Jadi bisa bantu aku sekarang? Setelah itu kalian boleh pergi"

Tampaknya gadis itu hampir menyerah untuk menengahi mereka, terbukti dari suaranya yang terdengar letih.

"Biar aku saja yang membantumu!", dua laki-laki di hadapannya menjawab serempak.

Lantas keduanya saling pandang sebelum akhirnya berargumen lagi. Untung saja gadis itu segera mendapat ide yang cukup bagus untuk membuat mereka mengerjakan tugas bersama.

"STOP! SUDAH!! Aku akan beri kalian tugas. Kau Mark, tandai bagian-bagian yang penting di dalam buku ini. Kau Ren, lakukan research di internet lalu gabungkan pembahasannya dengan yang sudah ditandai oleh Mark dan buat PowerPointnya. Jadi kalian bekerja sama. Paham?"

Gadis bermarga Kim itu menjelaskan panjang kali lebar, membuat dua laki-laki dihadapannya terdiam mendengarkan.

"Tap-"

"Tidak ada penolakan. Kerjakan sekarang!", final gadis itu sembari bersedekap, tersenyum penuh kemenangan.

Renjun mengernyit, "Lalu apa yang kau kerjakan?", tanyanya penasaran.

"Kau tuli atau bagaimana? Bu Irene meminta Laporan juga, jadi aku mengerjakan laporannya", jelas Nina. Tangannya merogoh saku rok lantas mengikat rambutnya sembarangan.

"Kau akan mengerjakan laporan itu sendiri?", kali ini Mark yang bertanya.

Nina menoleh pada laki-laki itu, "Kata siapa aku akan mengerjakan sendiri. Tentu saja kalian akan membantuku setelah tugas kalian selesai"

Gadis itu terkekeh kecil, lantas mulai membaca buku miliknya. Dua laki-laki di hadapannya pun sudah mulai mengerjakan apa yang ia suruh tanpa ada penolakan lagi. Walau sebelumnya mereka saling melayangkan tatapan sinis. Baiklah, kali ini gadis itu memenangkan keduanya.

"Ada siapa, Dek?", seseorang yag baru saja memasuki rumah bertanya setelah mendapati dua pasang sepatu laki-laki di rak sepatu.

"Temanku, kami sedang kerja kelompok", Nina berseru dari ruang keluarga.

Semesta √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang