Bro or Boy

162 40 70
                                    




~♥~


Seorang gadis bersurai legam dengan panjang sebahu, Kim Nina, tengah membereskan beberapa buku di atas meja belajarnya. Memisahkannya antara buku pelajaran dengan buku catatan. Menumpuknya untuk kemudian di tata kembali pada rak buku.

Sebuah buku dengan sampul berwarna biru muda membuat pergerakannya berhenti. Lantas tangannya mengambil buku itu.

Memorinya memutar kejadian beberapa waktu lalu. Saat ia mengunjungi Renjun untuk mengambil buku bersampul biru muda itu.

Hari dimana akhirnya ia mengetahui rahasia besar seorang Huang Renjun yang ternyata anak pemilik yayasan tempatnya bersekolah.

Dan lagi Renjun memintanya untuk mengubur rahasia keluarganya. Entah apa alasannya.

Nina menghela napas, mengingat dengan jelas bagaimana saat Renjun terlihat kesal begitu mendapati Nina tiba dirumahnya. Padahal ia sendiri tidak sengaja melakukan itu.

Awalnya Nina hanya ingin menunggu Renjun diluar, nyatanya laki-laki itu sedikit lama. Membuat Nina segera memencet bel rumahnya tidak sabaran. Dan kalian pasti tahu apa yang terjadi selanjutnya.

Belum lagi setelah kejadian itu Renjun semakin dingin saat bertemu dengannya di sekolah. Sebaliknya, laki-laki itu jadi lebih sering mengirim pesan chat atau bahkan menelfonnya hanya untuk sekedar bertanya, 'kau tidak membocorkannya pada siapa pun, kan?'

Nina mengulas senyum tipis demi mengingat kelakuan Renjun yang terkesan lebay itu.

"Nina"

Seseorang berseru disusul dengan suara ketukan pada pintu kamar Nina. Menarik gadis itu keluar dari lamunannya.

Gadis itu segera membuka pintu kamarnya, mendapati kakaknya yang berdiri dengan segelas jus alpokat di tangannya.

"Sedang belajar?", Taehyung bertanya, tangannya mengulurkan jus pada Nina.

Nina mengangguk sebagai jawaban, lantas menerima jus buah dari tangan kakaknya, tersenyum tipis.

"Boleh aku masuk?"

Taehyung bertanya lagi, lantas berjalan memasuki kamar adiknya. Setelah sebelumnya sang adik membukakan pintu kamarnya lebih lebar, memberi akses untuk sang kakak.

Kim Taehyung duduk di atas kasur, lantas adiknya itu menyusul duduk di sebelahnya setelah meletakan jus tadi diatas nakas.

"Kau tidak ingin jalan-jalan?"

Taehyung bertanya, basa basi. Sementara Nina sudah tersenyum simpul sembari menggeleng.

"Aku harus belajar, Kak"

Laki-laki bersurai gelap itu terkekeh, mengusak surai legam adiknya, membuatnya sedikit berantakan.

"Kau ini sudah pintar, tak perlu terus-menerus belajar untuk dapat nilai bagus, kan? Lagi pula nilaimu selalu setara dengan Mark, peringkat mu juga tidak pernah turun"

Taehyung benar. Gadis itu memang selalu berada di peringkat satu atau dua, sama halnya dengan Mark. Mereka sama-sama pintarnya. Nina hendak memprotes, tapi Taehyung buru-buru menyelanya.

"Bagaimana dengan, Mark?"

"Apanya?!"

Nina mengernyit, membuat dahinya berkerut. Tapi Taehyung seolah tak tahu, laki-laki itu merebahkan badannya ke kasur Nina yang bernuansa bunga dengan warna biru.

"Kau menolaknya lagi?"

"Apa?!"

Taehyung membuang napasnya ke udara, frustasi. Sungguh. Apa adiknya ini tak mengerti kemana arah pembicaraannya?

Semesta √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang