Hilang!

97 25 128
                                    

• disarankan membaca part sebelumnya jika lupa karena alur cerita ini sedikit perlambat✌
• jangan berekspetasi terlalu tinggi pada cerita ini📌










Happy Reading♡


.

.

.

.

.


Gelap hanya bernaung di langit malam, nyatanya netra si pemuda masih terang selayak nilam. Sudah dua jam terlepas sejak insiden dekapan membawa kesialan hingga gagal mengungkap perasaan. Sudah dua jam juga ia masih tak mendapat kabar perihal keadaan si gadis pujaan.

'dia sudah sampai di rumah, kan?'

'dia pasti baik-baik saja, kan?'

Sekian pertanyaan serupa mengambang dalam pikiran. Ada sesuatu yang mengganjal dalam perasaan. Entah kenapa risau dan perasaan bersalah menggantung erat dalam benaknya yang kebingungan.

Tatapannya menerawang pada langit-lagit kamar hingga dirasa arah pandangnya memudar. Mengerjapkan kelopak pelan lantas menjadikan lengan sebagai tumpuan kepala yang ingatnya berputar.

Dalam senyap batinnya merutuk kesal, pada Haejin yang sudah merusak rencananya, juga pada dirinya sendiri yang bersikap bodoh dengan membiarkan gadis itu pergi begitu saja.

Tidak. Renjun bukan tidak berusaha mengejarnya. Tapi saat ia sudah tiba di depan pagar rumahnya, gadis itu tak bisa ia temukan di sana. Secepat kilat menghilang dan ia sendiri tak tahu-menahu kemana arah perginya.

Ah iya, perihal Haejin, Renjun langsung meminta maaf pada gadis itu setelah berkata kasar. Dan, Haejin bilang ia bisa mengerti sebab itu adalah respon wajar walau sebenarnya dia sedikit terbakar. Toh, sebentar lagi gadis Huang itu akan segera pergi jadi ia pikir tak perlu membuat masalah itu menjadi besar.

"Arghhh!!" Renjun memekik sembari mengacak rambutnya frustasi.

Sepintas melirik pada jam dinding yang kedua garisnya menunjuk pada angka sepuluh lantas helaan berat turut meluruh. Merubah posisi tubuh menjadi terduduk dengan air muka jenuh.

Tangannya terburu mengapai gawai yang tergeletak di atas nakas. Mencari nama si gadis yang sejak tadi bergelayut di kapita untuk dijadikan tujuan panggilan dalam cemas. Sekian detik menunggu tapi tak jua ada jawaban, malah suara operator yang bergema memberi peringatan bahwa nomor tersebut tidak bisa dihubungi untuk waktu sekarang.

Lagi— Renjun menghembuskan napas berat dengan lancar dari labiumnya, hanya bisa berharap gadis itu berada dalam keadaan baik-baik saja. Tiba di rumahnya dengan selamat tanpa ada luka.

Tapi bagaimana bisa? Mana bisa Renjun terpejam saat kabar dari gadis itu belum sama sekali ia dapatkan. Setidaknya jika si gadis telah sampai di rumah, bisa menghubunginya, bukan?

Di tengah kungkunan sesal serta cemas yang abstrak tak terjelaskan, sebuah panggilan masuk —bisa dibilang tidak menggugah gairah pemuda Huang yang diterpa kemalasan. Apalagi nama yang tertera pada layar bukan asma seseorang yang ia harapkan.

"Halo, Jim. Ada apa?!"

Terdengar helaan bernada gusar dari pemuda di ujung sambungan, "Taehyung baru saja menghubungiku, Kim Nina belum pulang, Ren! GADIS ITU HILANG!!"

.

.

.

.

Semesta √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang