Makan Malam dan Rahasia

135 40 66
                                    



Hi, jangan lupa vote dan komen ya ehe ^^

Happy reading ♡











~♥~




"Renjunnn"

Seorang gadis bersurai kecoklatan berseru sembari mengetuk pintu kamar Renjun beberapa kali. Tetapi nihil, tak ada jawaban dari laki-laki itu.

'Apa dia tertidur?', batinnya.

Tangan gadis itu bergerak memutar kenop pintu dengan perlahan. Kepalanya mengintip ke dalam kamar, tak ada siapa pun. Ia melangkah memasuki ruangan itu dengan ragu.

Matanya menerawang ke setiap sudut kamar Renjun, lantas terpaku pada sebuah foto wanita cantik berusia sekitar 30 tahunan.

"Siapa kau?"

Bias suara itu menyapa pendengarannya. Membuat sivgadis menoleh ke sumber suara dengan cepat.

Renjun. Laki-laki itu -entah sejak kapan sudah berdiri dengan jarak tidak kurang dari 5 meter. Ia mengenakan kaos putih polos dengan celana seragam sekolahnya. Handuk kecil menggantung di kepalanya, menutupi rambut coklat gelapnya yang basah. Agaknya laki-laki itu baru saja selesai keramas.

"A-aku kakakmu, Choi Haejin. Oh, maksudku Hwang Haejin"

Gadis itu mengulum bibir, tersenyum, setelah memperkenalkan dirinya. Sementara Renjun hanya membalas senyum manis itu dengan tatapan datar nan menusuk.

"Untuk apa kesini? Aku tidak ada urusan denganmu!!"

Renjun menimpali perkenalan gadis itu dengan ujaran kebencian khas miliknya.

Gadis bernama Haejin itu terdiam di tempatnya, memutar otak untuk dapat berbincang dengan Renjun lebih lama.

"Kurasa aku harus mengunjungi adikku. Karena semenjak aku datang kau tidak pernah hadir di meja makan. Pesuruhmu itu selalu membawakan makananmu ke kamar"

Demi apa pun telinga Renjun terasa penas mendengar kata pesuruh meluncur dengan mulus dari mulut gadis itu. Persuruh siapa yang ia maksud? Park Jimin? Ya, pasti pria itu, karena Renjun hanya memperbolehkan Jimin memasuki kamarnya tanpa izin.

Ia sendiri tidak pernah menganggap atau memanggil Jimin pesuruhnya. Jimin memang bekerja untuknya, tapi bukan berarti ia pantas di panggil pesuruh.

"Apa di sekolahmu, di perancis, kau tidak pernah diajarkan etika?", Renjun bertanya.

"Silahkan keluar! Aku tidak perlu bicara lebih banyak denganmu!!"

Laki-laki itu berseru, membuat Haejin kembali bungkam setelah sebelumnya bermaksud menjawab pertanyaan yang Renjun lontarkan.

"Baiklah. Tapi turunlah setelah ini, Papa, Mama, juga aku menunggumu di meja makan"

Haejin menyerah, ia melangkah keluar setelah mengatakan kalimat itu. Renjun berdecak, berjalan menutup pintu kamarnya dari dalam setelah gadis itu sudah benar-benar keluar.


Laki-laki itu segera mengeringkan rambut serta mengganti pakaiannya. Setelahnya ia terduduk di meja belajar, membaca kembali buku catatan miliknya.

Semesta √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang