9• Daiden Or Kyanu

89 9 1
                                    

Selamat membaca!
Jangan lupa vote and Comment, gratis!!

⭐⭐👑⭐

"Enggak selamanya cinta pertama itu jodoh."

Launa terdiam sejenak sebelum kedua tangannya ia arahkan pada keran air, suara bilik toilet terbuka membuat Launa menoleh.

"Annya."

Pemilik nama hanya diam enggan menjawab atau pun menatap.

"Annya, lo kenapa?."

Tangan Launa ditepis kasar Vannya, "Harusnya lo nggak usah nyentuh gue."

"Gue punya salah apa?."

Vannya terkekeh sinis, "Ternyata lo belum sadar."

"Annya, Please gue nggak tau letak salah gue dimana?."

"Annya!." Launa langsung berlari menyusul Vannya yang sudah keluar dari toilet.

"Vannya Anandyn!!."

Vannya menghentikan langkahnya dan berbalik ketika Launa meneriaki nama nya.

Launa menatap sekitar, ramai akan siswa-siswi karna jam istirahat tengah berjalan.

Launa berjalan mendekati Vannya, "Kita ngomong di tempat lain." ujar Launa dengan hendak menggandeng Vannya.

Dengan cepat Vannya melepas tangan Launa kasar, "Kenapa? Lo malu?."

"Anny-."

"Gue bakal jelasin alasan gue, muak liat lo." tegas Vannya membuat desadesu terdengar jelas di telinga Launa.

"Mereka berantem?."

"Bukannya mereka saudara."

"Wahh, liat muka Launa dia pucet kek mau nangis."

"Vannya mukanya serem ih."

"Jangan buat seolah-olah gue yang nindas lo, kenyataannya lo yang nindas gue Launa." jelas Vannya kesal melihat Launa yang terdiam.

"Gue nggak nindas siapapun. Annya Stop kita ngomong di tempat lain--." bela Launa.

"Lo egois. Lo cewe serakah!." tekan Vannya dengan nada kebencian.

Launa menatap Vannya tak percaya dengan apa yang baru ia dengar, "Apa lo bilang?."

Vannya terkekeh sinis, "Lo cewe serakah, dan lo nggak nyadar?."

"Annya! Jaga ucapan lo."

"Kenapa?! Gue ngomong kenyataan, lo itu serakah! Lo deketin Kyanu tapi lo sama Daiden punya hubungan khusus?."

"Wah gila. Launa jahat."

"Kyanu kasihan."

"Jadi dia pacaran sama Daiden?! Gue kira sama Kyanu!!."

"Anjerr dua-dua nya diembat!!."

Launa menggeleng membuat air matanya terjatuh,
"G-gue nggak punya hubungan apa-apa sama Daiden--."

"Hahah!--." Vannya tertawa lepas membuat dirinya persis seperti pyshopat gila.

"Well, yang gue liat di taman itu apa artinya? Kalo kalian nggak punya hubungan khusus." sambung Vannya semakin menjadi.

Taman?
Launa berpikir keras apa maksud yang dimaksud Vannya.

Vannya tersenyum miring, "Lo-Daiden. Di taman. Kalian ciuman." tekan Vannya di setiap kalimat.

Jantung Launa rasanya berhenti berdetak, aliran darahnya serasa berhenti, dan otaknya tak bisa mempercayai ucapan Saudara nya ini.

"Mereka ciuman?! Astaga!."

"Wah BARBAR bat!."

"Vannya gila, mereka kan saudaraan."

"Gue masih nggak percaya!."

"Gila Launa, deketin adiknya dapetnya kakaknya."

Seseorang berjalan hingga membelah kerumuanan dan berhenti di samping Vannya dengan menatap tajam.

Vannya terkekeh sinis melihat Daiden yang tengah menatap tajam, bukannya takut Vannya malah menatap balik Daiden.

"Nggak gini cara nya." ujar Daiden yang sudah di samping Vannya.

Daiden berbalik dan hendak menarik tangan Launa. Namun tangannya dicekal erat oleh Kyanu yang sudah berdiri di samping Launa.

Kyanu menatap Daiden membuat Daiden terpaksa melepaskan tangannya dari pergelangan Launa.

Kyanu membawa Launa pergi membelah kerumuan yang kian banyak, Launa hanya mengikuti langkah yang menarik pergelangan tangannya.

Menyisakan Vannya dengan Daiden yang masih berdiri ditengah-tengah kerumunan.

"Gila! Kemarin nggak cukup jelas yang gue bilang!. Lo nggak bisa ngerubah apapun!." jelas Daiden.

Vannya terkekeh sumbang, "Gue bisa lebih gila dari ini. Dan. Gue bakal tetap lakuin apapun yang gue mau. Kalo gue nggak bisa deketin lo maka- Launa juga nggak bisa."

Daiden tak mejawab ocehan Vannya ia malah pergi meninggalkan Vannya sendiri.

⭐⭐👑⭐⭐

Sudah lima menit lebih Launa terdiam dengan air menggenang, membuat Kyanu radang melihat air mata Launa yang menetes.

"Aku nggak bisa biarin ini." ujar Kyanu dengan menghapus air mata Launa.

"Kyanu?."

Kyanu tersenyum, ternyata Launa baru menyadari keberadaan dirinya, "Iya sayang."

Lidah Launa keluh, Launa bener-bener jahat pada Kyanu. "Harusnya kamu jauhin aku."

"Kenapa?."

Launa melepas genggaman tangan Kyanu,
"Kamu udah- tau semuanya-."

"Nggak semua ucapan Vannya bener. Karna aku percaya seseorang yang aku cintai nggak bakal bohong, walaupun terpaksa."

Penuturan Kyanu membuat Launa memaki dirinya, kenapa ia baru sadar kalau ada cowok sebaik Kyanu yang mencintai dirinya.

"Kyanu.."

"Enggak selamanya cinta pertama itu jodoh." ujar Kyanu.

"Emang mustahil melupakan cinta pertama kita. Mungkin cinta pertama kamu Daiden. Tapi yang aku tau, kamu cinta pertama ku, Launa.-

Kyanu terkekeh, "Aku nggak bakal maksain kamu buat balas perasaan ini. Aku hanya minta, izinin aku tetap menaruh perasaan ini."

"Aku bakal berusaha, tapi- mungkin usahaku bakal buat hubungan kamu sama Daiden renggang dan aku nggak mau itu terjadi."

Kyanu menggenggam tangan Launa, "Nggak akan, kalo kita berusaha sama-sama semua bakal baik-baik aja."

Launa mengangguk, dengan membalas genggaman Kyanu erat, yang Nyaman tapi terasa dingin.

"Aku akan coba mengisi celah ini agar menjadi hangat dan nyaman, yaitu dengan satu cara, menghapus cinta pertama yang masih membekas." batin Launa dengan melihat tangan Kyanu yang masih setia menggenggamnya.

:--------------------------~-----------------------:

Tbc...

Jangan lupa follow instagram Author @Alfiani_Fernandez08

4/6/20

Daiden Or Kyanu✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang