Selamat membaca!
Jangan lupa vote and Comment, gratis!!⭐⭐👑⭐⭐
"Anjeng! Yang bener?!!." respon Bella ketika Launa sudah menceritakan apa yang sedang terjadi antara Launa dengan Vannya.
"Ngumpatnya jangan kenceng-kenceng gila."
Bella terkekeh ketika beberapa pasang mata pejalan kaki menatapnya, "Vannya keterlaluan." cibir Bella.
Launa menghembuskan nafasnya, "Enggak usah gibahin dia, mending lo cariin gue solusi."
"Hello boy, tadi lo cerita panjang lebar kalo bukan gibah namanya apaan?."
Bus yang mereka tunggu datang membuat Launa dan Bella segera masuk, "Itu namanya curhat." jawab Launa setelah mendapat tempat duduk.
"Gibah sama curhat beda tipis lah, yaudah lupain masalah gibah vs curhat, sekarang gue mau fikirin solusi buat lo." Bella memejamkan matanya dengan memoba berfikir.
Launa tertawa, "Lo bisa mikir? Bella yang bener? Astaga gue baru tau lo bisa mikir."
"Aishh si anjer, ini buat lo juga kan. Ini demi lo otak gue mau berfikir lagi sekian lama nggak mikir kasus berat."
Launa menggeleng heran, "Ck..Cuma lo, Bel. Otak nggak mikir tapi masih idup ampe sekarang."
"Launa lo ngomong lagi gue santet nih. Gue mau cari solusi dulu."
⭐⭐👑⭐⭐
Tin
Launa yang tengah duduk di kursi depan rumah langsung berdiri dengan menenteng tas sekolahnya.
Dahi Launa mengerut ketika sebuah mobil yang berada di depan rumahnya,
Bukan Kyanu fikir Launa.Kaca depan mobil berwarna putih ini perlahan turun dan menampakan Kyanu yang duduk didebalakang stir.
"Launa." Kyanu mengisaratkan Launa agar segera masuk kedalam mobil.
Launa menurut dan membuka pintu depan mobil,
"Aku kira bukan kamu, kok tumben pake mobil?." tanya Launa setelah duduk.Kyanu terkekeh, tangannya terulur mengacak-acak poni Launa. "Nggak mungkin tiga orang pake motor sekaligus kan?."
Alis Launa bertautan tak mengerti maksud Kyanu, "Mm?."
Mata Kyanu mengisaratkan Launa untuk melihat jok belakang. Dan Launa menoleh kebelakang dan terkejut.
"H-hai." Luana terbata ketika melihat Daiden duduk manis mengisi jok belakang mobil.
"Mm." jawab Daiden dan membuang pandangannya ke luar jendela.
Suasana mobil sepi tak seperti biasanya jika hanya Launa dan Kyanu semuanya pasti membuka suara tak membiarkan suasana diantaranya sunyi walau sedetik.
"Berhenti didepan." arah Daiden menecah sunyi.
Kyanu menurut dan menepikan mobil nya di depan minimarket berdominasi warna putih merah berlogo lebah.
"Kamu ikut gih, beli minuman."
Pernyataan Kyanu membuat gerakan Daiden membuka pintu terhenti sekejap, sedangkan Launa terkejut namun sebisa mungkin Launa menutupi nya.
Launa mengangguk, "Ma-u minum apa?." tanya Launa dengan mencoba tersenyum.
"Apa aja."
Launa mengangguk dan turun dari mobil, matanya masih dapat melihat punggung Daiden yang sudah mendahuluinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Daiden Or Kyanu✔
Teen FictionLauna, ia tak bisa mencintai dua orang sekaligus apa lagi mereka kakak-beradik. Hati Launa cuma satu dan hanya untuk satu orang. Daiden or Kyanu? [ Dan jangan lupa FOLLOW! Buat pelengkap, VOTE DAN KOMEN GRATIS GUYS! ] Happy readings!! intagram, Kim...