Launa, ia tak bisa mencintai dua orang sekaligus apa lagi mereka kakak-beradik. Hati Launa cuma satu dan hanya untuk satu orang.
Daiden or Kyanu?
[ Dan jangan lupa FOLLOW!
Buat pelengkap,
VOTE DAN KOMEN GRATIS GUYS! ]
Happy readings!!
intagram, Kim...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
🌈Guys please follow akun wp author ini, sebelum beberapa PART DI PRIVATE 🌈
"Tolong tinggalin mereka, Na."
Launa membuka matanya saat ponselnya bergetar, Sudah jam 7.05 AM.
Wajahnya penuh keringat saat suara Zoya masih terngiang di fikirannya. Tangan yang bergetar saat meraih Tas ransel yang ia simpan di nakas UKS.
Langkah pertamanya masuk ke dalam kelas langsung terhenti saat melihat Daiden duduk di kursi.
"Semoga guru cepet dateng." batin Launa dengan berjalan ke tempat duduknya.
Karna Launa tau Daiden akan memberikan serangkai kalimat
Launa berdiri antara kursi nya dengan kursi Kyanu yang kosong hanya terdapat ransel. Entah kemana perginya Kyanu dan Launa fikir Kyanu marah padanya.
"Lo nggak tanya bahkan liat muka gue aja kagak."
Launa menghiraukan ucapan Daiden, Launa lebih baik duduk dan masih berdoa agar guru cepat datang.
Tangan Launa yang dibawah meja berkeringat saat decitan kursi Daiden terdengar jelas.
"Est kamu mau kemana?." Pa Sen muncul dan masuk kedalam kelas, "Duduk lagi pelajaran mau mulai Daiden, lengan kamu udah sembuh?." sambung Pa Sen saat melihat gibs Daiden.
"Mungkin Pa."
Launa bernafas lega saat Pa Sen datang tepat waktu.
"Lo harus bisa Na." batin Launa harus Yakin dengan melirik kursi Kyanu yang kosong hanya tas hitam saja yang ada.
✨✨👑✨✨
Flasback On
"Na. Launa. Queen!."
Langkah Kyanu semakin cepat menyusul Launa, "Launa."
"Kamu baik-baik aja?." sambung Kyanu khawatir.
"Kamu mau salah satu diantara Daiden Kyanu pergi?."
"Enggak!." ceplos Launa menjawab pertanyaan Zoya menganggu nya akhir-akhir ini.
Dan mengabaikan pertanyaan Kyanu saat ini.
Launa menoleh dan terkejut saat Kyanu sudah berdiri di sampingnya dengan memegangi tangannya, seketika Launa melepas dan mundur beberapa langkah menghindari Kyanu.
"Launa kamu sakit? Aku anter ke---."
"Kyanu. Enough."
Alis Kyanu menyatu, "For What?."
Launa terdiam sesaat, "Enything. For Enything. Just Enything."
Kyanu menggeleng kuat, "Kamu pasti lagi nggak enak badan kan? Launa."
