🍃quarantine

2.8K 333 2
                                    

Sudah seminggu Mark menjalani karantina. Dia pun semakin dekat dengan beberapa pasien disana. Bahkan ada juga yang mengenalinya sebagai anggota NCT

Dan juga, Mark mendapatkan berbagai cerita dari teman teman pasiennya seperti penyebab mereka tertular virus, bagaimana kehidupan mereka sebelumnya, dan juga cerita orang orang yang berhasil sembuh

Terkadang Mark juga ingin lekas sembuh dan bertemu teman temannya lagi di dorm. Karantina itu sama sekali tidak menyenangkan tanpa teman, begitu pikir Mark

"Uhm, Mark." panggil seorang perempuan yang bangsalnya tepat disebelah Mark

"Ya? Kenapa?"

"Bolehkah aku bertanya satu hal? Tapi aku takut kau tidak suka."

"Katakan saja, memangnya apa yang membuatku tidak suka?"

"Uhm, itu.. Apa kalian masih menghubungin Renjun? Ah, maaf jika aku lancang, aku hanya ingin tahu. aku tidak akan menyebarkan ini, sungguh."

"Haha kau lucu. Ya, kami para Dreamies sempat bertemu dengannya tepat dua hari sebelum aku ada disini."

"Ba– bagaimana keadaannya? maaf aku banyak bertanya."

"Tidak masalah. Dia banyak berubah, dari sisi fisik dan juga mentalnya. Dia menjadi agak sedikit pendiam jika tidak ada yang mengajaknya berbicara."

"Tapi dia baik baik saja kan?"

"Ya, dia sangat baik. Kami membeli bungeoppang bersama. Mungkin itu yang membuatku tertular virus ini."

"Ah, itu bagian buruknya."

"Haha iya, kau benar."

"Kau menyukai Renjun di NCT?" lanjut Mark

"Kalau boleh jujur, sebenarnya aku lebih menyukai Doyoung. Tapi aku juga menyukai semuanya."

"Ah, Doyoung hyung. Aku akan menyampaikannya padanya jika sudah diperbolehkan pulang nanti."

"Ah, terima kasih."

Mark tersenyum dibalik maskernya lalu kembali memainkan ujung selimutnya

"Aku tidak tahu begini rasanya dirawat dirumah sakit. Ini baru seminggu, bagaimana dengan Renjun yang dirawat hingga 6 bulan? Itu pasti menyedihkan."

"Ini pertama kali bagimu?"

"Iya."

"Pantas saja. Tapi bayangkanlah untuk orang sepertiku, karantina disini lebih menyenangkan dibanding dirumah sendirian tanpa teman. Dan sepertinya aku beruntung karena bertemu Mark NCT disini."

"Seharusnya kita tidak bertemu disini dengan keadaan seperti ini. Tidak ada hal yang menyenangkan."

"Ah, benar."

Tiba tiba terdengar suara ketukan dari jendela yang gordennya terbuka. Keduanya lantas menoleh dan melihat siapa pelaku yang mengetuk jendela itu

"Siapa dia?" tanya Mark sambil turun dari bangsalnya lalu menghampiri jendela dan membaca tulisan disebuah kertas yang dibawa orang itu

"get well soon Mark Lee? Sebentar, kau bukan Haechan kan?"

Orang itu mengangguk sambil menurunkan sedikit maskernya lalu menaikkannya lagi

"Ini aku, Haechan. Aku ingin menjengukmu dari sini."

"Wah! Benarkah?"

"Cepat sembuh, hyung. Maaf, aku tidak diperbolehkan masuk."

"Ah, aku benar benar merindukanmu."

"Hm, aku juga. Taeyong hyung juga sedih karena kau tidak ada."

"Haechan, tidak baik berada diluar terlalu lama."

"Ya, aku tahu. Aku hanya ingin menyampaikan, cepat sembuh hyung ku. Kita akan makan bungeoppang lagi jika kau sudah sembuh. Aku pergi dulu."

Mark melambaikan tangannya kepada Haechan yang sudah memasuki mobil dan pergi dari sana

Mark kembali ke bangsalnya dan duduk dipinggirnya menghadap perempuan tadi

"Eh, kau menangis?" tanya perempuan itu melihat Mark yang mengeluarkan air mata

"Ah, ini sangat menyedihkan. Hanya bisa melihat temanku lewat kaca seperti itu membuatku ingin menangis."

"Tunggulah sebentar lagi, kau pasti akan kembali melihat mereka secara langsung. Aku tahu, Mark Lee tidak secengeng itu."

"Terima kasih sudah menemaniku."

"Sama sama."

[ii] Petrichor✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang