Renjun terus memperhatikan bangsal Yuta yang dibawa oleh para perawat ke kamar rawat dengan ponsel yang masih setia di telinganya
"Uhm, hyung. Aku hubungi lagi nanti ya. Sampai jumpa." ucap Renjun menutup panggilan lalu berlari menghampiri kamar yang baru dimasuki Yuta dan menemukan dokter Han disana
"Sepertinya kau bukan lagi artis sekarang, tapi dokter sungguhan." ucap Renjun ketika sudah berdiri di samping dokter Han
"Eh, Renjun? Sejak kapan kau disini?" tanya dokter Han
"Siapa di dalam? Noleh aku masuk?" tanya Renjun mengalihkan topik
"Kau mengenalnya?"
"Mungkin. Boleh kah?"
"Untuk sekarang tidak. Dia masih belum sadar dan takut nanti kau membawa sesuatu yang berbahaya baginya."
"Apa maksudmu?"
"Virus." bisik dokter Han diiringi kekehan kecil
"Baiklah, aku mengerti. Dia sakit apa?"
"Keracunan."
"Apa?"
"Iya, dia keracunan setelah meminum sesuatu, mungkin. Hal baiknya adalah dia bisa selamat dari maut itu. Itu hal yang luar biasa."
"Dokter Han! Seseorang membutuhkanmu!" teriak seorang perawat memanggil dokter Han
"Aku kesana! Aku pergi dulu ya? Kau juga harus pulang, tidak baik berada disini terlalu lama, kondisinya sedang tidak kondusif." ucap dokter Han sebelum pergi mengunjungi pasien lainnya
Renjun mengintip dari kaca ke kamar rawat Yuta
"Yuta hyung keracunan? Tapi siapa yang melakukannya?"
Setelahnya, Renjun pergi keluar dari area rumah sakit. Dia tidak mau ikut terserang virus aneh itu juga karena ia bukanlah tipe orang yang betah berdiam diri terlalu lama
Menghindari karantina namun tetap sehat. Itulah hal yang selalu dikatakan Renjun. Walaupun semua orang mengatakan imun tubuh Renjun rendah, Renjun sendiri berusaha agar tidak membahayakan diri sendiri
Seperti sekarang, dia malah berkeliaran sendirian di kota yang sepi. Banyak pasang mata yang melihatnya berani berkeliaran seperti itu namun ia tidak peduli
"Apa aku harus menelepon Mark hyung dan bertanya kapan dia keluar dari rumah sakit? Mungkin dia juga tahu soal Yuta hyung dan tidak berbohong seperti Taeyong hyung." monolog Renjun sambil merogoh saku celananya dan mengambil ponselnya
Mencari kontak Mark lalu meneleponnya
"Halo, Renjun? Kebetulan sekali menelepon."
"Kebetulan? Memangnya apa yang terjadi?"
"Jika kau tidak sibuk, bisakah kau ke SME sebentar saja? Sekarang, kumohon."
"Apa itu penting?" tanya Renjun sambil menghentikan langkahnya
"Lumayan, tapi akan lebih baik jika kau datang."
"Akan kuusahakan. Posisiku sekarang jauh dari SME dan tidak ada taksi ataupun bus yang beroperasi."
"Kirimkan saja lokasimu, aku akan mengirimkan mobil kesana."
"Aku ada didaerah kota, satu satunya yang berkeliaran dijalanan, tidak akan sulit mencariku."
Setelah itu telepon dimatikan sepihak oleh Mark. Renjun semakin bingung karena sudah hampir 8 bulan mereka putus kontrak tapi kenapa tiba tiba ada hal penting yang menyangkut dirinya?
Sebuah mobil berwarna hitam muncul dihadapannya, ia yakin itu mobil yang dikirimkan Mark untuknya
Tanpa basa basi, Renjun langsung masuk ke mobil setelah sebelumnya disemprot cairan disinfektan yang entah datang darimana
Mobil langsung melaju ke gedung SME dan Renjun sudah bisa melihat Mark berdiri di depan pintu bagian dalam gedung
Renjun membuka pintu setelah menyemprot tangannya dengan hand-sanitizer yang ia bawa. Tempat umum dan harus dijaga
"Tepat waktu." ucap Mark ketika Renjun baru masuk
"Ada apa sebenarnya?"
"Bolehkah aku menyentuhmu?" tanya Mark sebelum menggenggam lengan Renjun dan menariknya ke lift menuju lantai 3
"Hyung, apa yang terjadi sebenarnya? Jangan membuatku panik juga."
"Kau akan tahu nanti, ayo ikut dulu."
Mark terus menarik lengan Renjun sampai ke ruang rapat. Renjun terus menoleh ke dalam dan melihat beberapa orang disana
Mark membuka pintunya dan mengajak Renjun masuk
"Ah, selamat datang kembali, Renjun."
—
KAMU SEDANG MEMBACA
[ii] Petrichor✔
Fanfiction[nct 127, nct dream, wayv] book 2 sequel from Dreamies Petrichor (n.) Suatu kata benda yang berarti bau tanah yang menenangkan setelah hujan. Maksudnya, bau tanah selepas turun air hujan dapat menenangkan jiwa dan fikiran. Pengertian tersebut dapat...