🍃see back

2.8K 335 1
                                    

"Oke, Mark Lee. Mungkin sekitar 1 hari lagi kau sembuh."

"Benarkah?!"

"Hm. Imun tubuhmu sangat kuat, virus itu tidak sanggup bertahan lama ditubuhmu."

Mark tersenyum lebar dibalik maskernya sambil menunduk lalu kembali menatap dokter didepannya

"Aku bisa bertemu teman temanku lagi?"

"Ya, kau bisa. Tapi ingat satu hal, jangan melakukan kontak fisik dengan mereka. Kau masih dalam pengawasan jadi tetap jaga jarakmu dengan orang lain."

"Baiklah, terima kasih, dokter."

"Kau sangat senang sepertinya."

Mark mengangguk semangat lalu sang dokter beralih ke pasien lainnya

"Kau beruntung, Mark." celetuk perempuan disebelahnya yang selama ini menemaninya di karantina

"Iya. Bagaimana denganmu?"

"Ya, sepertinya aku memang lemah. Dokter menyuruhku untuk tetap disini selama satu minggu lagi."

"Ayolah, jangan sedih. Aku pernah mengatakan akan menyampaikan salammu kepada Doyoung hyung kan? Aku akan mengirim video khusus untukmu."

"Tapi aku akan kehilangan teman sepertimu?"

"Mungkin kita bisa bertemu setelah ini semua berlalu. Kita teman kan? Biar aku katakan ini, kau adalah penggemar yang beruntung karena berteman denganku."

"Iya, kau benar."

"Ah, aku mengantuk. Aku akan tidur duluan."

Perempuan itu mengangguk lalu Mark berbaring dan langsung tertidur


























Jaemin bangkit dari tidurnya sambil menghela nafas pelan, membuat Jeno yang ada disampingnya menatapnya

"Kenapa?" tanya Jeno

"Aku tidak pernah merasa sesepi ini."

"Ya, hanya ada 4 orang disini. Aku harap ada keajaiban Renjun datang lagi kesini."

"Hey, bukankah Mark hyung ada dirumah sakit?"

"Hm, aku tahu itu."

"Bagaimana dia bisa tertular virus itu? Bukankah dia selalu menjaga kebersihannya?"

"Bukan berarti tidak memungkinkan dia tertular kan? Bahkan orang orang yang selalu terlihat bersih lebih banyak di rumah sakit sekarang dibanding orang yang tidak pernah menjaga kebersihannya."

"Kenapa begitu?"

"Ya mungkin mereka terlalu panik sampai tidak sadar virus itu didepan mata mereka. Mungkin itu isi pikiranku."

"Sepertinya kau banyak belajar dari Renjun."

Jeno terkekeh pelan. Jaemin berdiri dan keluar dari kamar lalu menghampiri Jisung yang sedang bermain game diruang tamu

"Lagi?" tanya Jaemin

"Hm, ini sangat menyenangkan."

"Ya karena itu cocok untukmu."

"Ah, hyung. Mark hyung sudah diperbolehkan pulang besok."

"Kau tahu darimana?"

"Uhm, Haechan hyung yang memberitahuku."

"Aku ingat ada cerita lucu. Jaehyun hyung bilang kemarin setelah Haechan pergi menjenguk Mark hyung, dia menangis."

"Benarkah? Dia menangis?"

"Iya, Taeyong hyung juga menangis lalu Jungwoo hyung langsung menghibur mereka berdua."

"Wajah Haechan hyung pasti sangat lucu."

"Aku meminta foto ketika Haechan menangis tapi Jaehyun hyung bilang tidak ada. Haechan terus memeluknya ketika menangis dan itu sangat lucu."

Jisung meletakkan ponselnya disampingnya lalu memeluk Jaemin dari samping

"Hey, kenapa?"

"Aku bosan. Aku ingin keluar tapi tidak boleh."

"Hm, aku juga. Tapi kita harus patuh kan? Tidak boleh ada yang keluar."

"Aku berpikir apa yang dilakukan Renjun hyung sekarang."

"Kenapa kita tidak meneleponnya?" ucap Jaemin lalu meraih ponsel Jisung

Jaemin mencari kontak Renjun di ponsel Jisung sementara Jisung sendiri hanya memperhatikan tanpa melepas pelukannya bersama Jaemin

"Halo, Renjunnie!" sapa Jaemin ketika wajah Renjun muncul di layar ponsel

"Wah wah, ternyata dua orang ini sudah tidak bertengkar lagi."

Jisung tertawa sambil menutup wajahnya

"Haha kalian benar benar lucu."

"Omong omong kau ada dimana?" tanya Jaemin

"Oh, lihat ini. Aku dijalanan." ucap Renjun lalu mengubah kameranya menjadi kamera belakang dan memperlihatkan jalanan kosong didepannya

"Kemana kau pergi?" tanya Jisung

"Aku dengar Mark hyung ada dirumah sakit. Aku hanya ingin lewat didepan rumah sakit dan menjenguknya dari luar."

"Berhati hatilah. Bisa bisa kau yang ada dirumah sakit itu."

"Baiklah, terima kasih teman teman."

[ii] Petrichor✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang