🍃covid

3.1K 364 11
                                    

"Menurut laporan, Mark Lee positif COVID-19. Ini sudah lumayan parah, mungkin sekitar 2 atau 3 hari yang lalu dia pernah keluar rumah. Benar?"

"Ya, aku keluar dari dorm 2 hari yang lalu." jawab Mark

"Jadi, Mark harus menjalani masa karantina sampai dia sembuh total entah kapan itu. Apa itu mengganggunya?"

"Sebenarnya dia ada banyak jadwal, tapi kupikir kita bisa mengatur semua untuknya." jawab sang manager

"Itu pasti mengganggu jadwal kami." ucap Mark

"Apa kau ingin melihat teman temanmu ikut terinveksi virus itu juga jika kau tetap menjalani jadwal?"

"Saranku, hentikan semua jadwalmu. Ini demi kesehatan orang orang terdekatmu dan juga semua orang. Ya, grupmu tidak akan hancur tanpa adanya dirimu, benar?" ucap sang dokter yang ditanggapi anggukan pelan oleh Mark

"Apa aku akan sembuh?" tanya Mark

"Jika kau terus berdoa, kau pasti akan sembuh."

"Teman teman akan menjengukku kan?"

"Uhm, kita lihat saja nanti." jawab manager lalu keluar dari ruangan dokter

Beberapa perawat mengantarkan Mark ke kamar dimana ia akan dirawat sekaligus karantina selama ia sakit

"Jangan membuat konser disini, hm?" bisik salah satu perawat itu yang berhasil membuat Mark tersenyum kembali

"Itu ide yang bagus."

"Tidak, jangan membuat keributan dirumah sakit. Tapi jika kau ingin membuat konser kecil untuk penghuni kamar ini saja, kau bisa minta tolong pada kami."

"Terima kasih."

Sejak itu, kehidupan Mark mulai berubah semenjak memasuki karantina untuk penyembuhan diri









-









Taeyong berdiri didepan jendela kamarnya sambil menatap keluar. Taeil yang sedari tadi memperhatikan pun tidak tahan dan akhirnya membuka suara

"Taeyong, apa yang terjadi denganmu? Kenapa kau jadi diam seperti ini?"

"Aku memikirkan Mark."

Taeil menghela nafas panjang lalu bangkit dari kasurnya dan berdiri disamping Taeyong

"Kau ingat? Mark adalah anak kuat. Virus apapun yang menyerangnya, dia akan mengatasinya. Dia penendang yang cukup baik selama koreografi." ucap Taeil yang membuat Taeyong tertawa kecil

"Bagus, teruslah tersenyum. Mark juga tidak akan senang melihatmu murung seperti ini. Dan ini juga menjadi pelajaran untuk kita agar terus menjaga kesehatan. Jika sudah diberitahu jangan keluar, jangan keluar! Mark memang keras kepala, sudah diberitahu masih saja bersikeras."

"Hm, kau kembali mengomel ya, hyung."

"Sudah lama aku tidak mengomel. Intinya, dengarkan kata kataku tadi. Dan teruslah berharap agar Mark cepat sembuh dan kembali bersama kita."

"Apa masa karantinanya akan lama?"

"Tergantung dirinya. Apakah Mark memiliki imunitas tubuh yang kuat atau tidak? Jika iya, dia akan cepat sembuh. Itu yang kubaca dari internet."

Taeyong tersenyum lalu mengangguk. Taeil menepuk punggungnya, memberi semangat

"Tunggu dulu, apa lututmu sakit?" tanya Taeil sambil memeriksa lutut Taeyong

"Tidak, kenapa?"

"Kupikir semalam Mark berdiri terlalu lama diatas lututmu. Harusnya dia meloncat, bukannya berdiri disana. Huh, Mark Lee."

Lagi lagi Taeyong terkekeh mendengar ocehan Taeil

"Lututku tidak pernah sakit jika itu untuk Mark. Dia adalah malaikat jadi dia tidak akan pernah menyakiti siapapun."

"Hm, ternyata kau sangat menyayangi Mark ya?"

"Dia adik kesayanganku setelah Haechan dan Renjun. Ah, aku jadi merindukan Renjun."

"Kau masih mengingatnya? Kupikir anak anak Dreamies beruntung karena bertemu dengannya. Itu seperti kejutan besar."

"Dia tidak lupa dengan kita kan?"

"Jika dia melupakan kita, aku tidak akan menegurnya bahkan jika aku melihatnya dijalan."

Berkat Taeil, Taeyong kembali tersenyum setelah sebelumnya terus memikirkan Mark

-

[ii] Petrichor✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang