Laki laki kelahiran 2002 itu berjalan menyusuri lorong rumah sakit sendirian, mencari sebuah ruangan dengan papan nama Han Seungwoo diatasnya
Ketika sudah menemukannya, ia lantas mengetuknya sampai sang pemilik ruangan mengijinkan untuk membukanya
Jisung membungkuk sopan ketika bertemu dengan dokter Han
"Wah, ini sebuah kejutan, tapi sayangnya Renjun sedang tidak disini. Perlu kupanggil?"
"Dia ada dimana?"
"Di kampusnya, mungkin. Duduklah, aku bisa meneleponnya dan mengabari kalau kau ada disini sekarang."
"Ah, itu tidak perlu. Mungkin di sedang sibuk."
"Aku sudah mengiriminya pesan, 10 menit lagi dia akan tiba. Jadi, kenapa kau kemari?"
"Uhm, aku malu mengatakannya."
"Baiklah, aku paham. Mungkin kau ingin mengatakannya di depan Renjun saja kan?"
Jisung terkekeh malu sambil menggaruk tengkuknya
"Omong omong, kau ingin tahu sesuatu tentang Renjun?"
"Apa?"
"Dia bercerita padaku kalau dia sekarang agak sedikit.. bingung."
"Bingung? Kenapa?"
"Dia sendiri juga tidak tahu. Dia seperti punya dua dunia yang berbeda dengan orang orang yang berbeda juga. Maksudnya adalah di satu sisi, dia masih berada di dunia karirnya yaitu NCT bersama kalian. Namun di sisi lain dia berada di dunia impiannya yaitu pendidikannya. Dia sekarang memiliki banyak teman sampai dia sendiri bingung harus bersama siapa jika butuh bantuan. Kau mengerti kan?"
"A– ah, iya, aku mengerti."
"Jadi aku katakan padanya seperti ini, 'kau ini anak aneh, tidak punya teman salah, punya banyak teman pun masih salah', tapi ya mau bagaimana lagi, Renjun itu memang sulit mengerti mengenai hal seperti ini– ah, ada pasien menungguku. Aku pergi dulu sebentar, aku juga akan mengecek apakah Renjun sudah datang atau belum. Tunggu disini ya."
Jisung mengangguk lalu dokter Han keluar dari ruangannya dengan terburu buru sementara Jisung sendiri tidak tahu harus melakukan apa di ruangan milik dokter ini
Tiba tiba saja seseorang memeluk Jisung dari belakang sambil tertawa, tentu saja pelakunya Renjun
"Astaga, hyung. Kau mengagetkanku." ucap Jisung sambil berdiri
Renjun merentangkan tangannya sambil tersenyum lebar
"Tidak merindukanku? Bayi besar?"
Jisung segera memeluk Renjun dengan erat tanpa melunturkan senyumannya
"Bagaimana kabarmu?" tanya Renjun setelah melepas pelukannya dengan Jisung
"Seperti yang kau lihat?"
"Wah, kau tumbuh dengan baik. Kau harus tahu, Park Jisung adalah orang yang paling kurindukan sekarang."
"Benarkah? Wah, itu sebuah penghargaan terbesar untukku. Terima kasih, hyung."
"Hey, apa apaan kau ini?" ucap Renjun sambil mengajak Jisung duduk di sofa yang ada di ruangan itu
"Jadi, kenapa kau kesini?"
"Aku tidak bisa menolak untuk merindukanmu. Jadi aku meminta izin kepada Taeyong hyung untuk menemuimu."
"Dan bagaimana kau tahu aku ada disini?"
"Semua orang tahu ini adalah rumah keduamu."
"Haha baiklah. Oiya, bagaimana kabar Haechan? Taeyong hyung bilang kemarin dia sakit."
"Ya, Taeil hyung memberikan pisang berisi obat itu padanya. Walaupun Haechan hyung tahu tentang itu, dia tidak menolak, malah menyukainya karena rasa obatnya tidak terasa oleh pisang."
"Aku hebat kan? Lalu taeyong hyung? Dia sudah membaik kan?"
"Ya, sepertinya Taeil hyung menjadi dokter di keluarga besar kami."
Renjun tertawa sambil menunduk dan diikuti Jisung
"Baiklah, dokter keluarga ya."
"Taeil hyung tahu semuanya, apa kau yang memberitahunya?"
"Tidak, bahkan aku tidak ingat kapan terakhir kali dia meneleponku."
"Hey, itu jahat. Harusnya dia sering meneleponmu."
"Benar, aku rindu suara merdunya itu. Siapa tahu suaranya bisa menemani belajarku kan?"
"Akan kuberitahu dia nanti. Tapi sekarang aku sangat merindukanmu." ucap Jisung sambil memeluk Renjun lagi
"Astaga, bayi besar." gumam Renjun sambil mengusap punggung Jisung dan tersenyum
—END
KAMU SEDANG MEMBACA
[ii] Petrichor✔
Fanfiction[nct 127, nct dream, wayv] book 2 sequel from Dreamies Petrichor (n.) Suatu kata benda yang berarti bau tanah yang menenangkan setelah hujan. Maksudnya, bau tanah selepas turun air hujan dapat menenangkan jiwa dan fikiran. Pengertian tersebut dapat...