Sesampainya di dorm setelah acara menjenguk Mark dirumah sakit tadi, Haechan justru menangis kencang. Jaehyun dan Johnny sampai kewalahan menenangkannya
"Sudahlah, Haechan. Berhentilah menangis." ucap Jaehyun
"Aku– aku tidak kuat melihat Mark hyung disana. Dia sendirian disana, tidak ada teman. Ka– kami hanya bertemu lewat jendela. Hyung, aku merindukannya."
Johnny memeluk Haechan sambil mengelus punggungnya
"Kami semua juga merindukannya, Haechan. Tapi kami hanya bisa mendoakan agar dia lekas sembuh. Kau sangat baik mau menjenguknya walau hanya lewat jendela, kau sahabat terbaiknya." ucap Doyoung lalu ikut mengelus punggung Haechan
"Dia semakin kurus, aku tidak tega melihatnya." lanjut Haechan ditengah tangisannya
Tiba tiba saja Taeyong berbalik, ia ikut menangis melihat Haechan yang tidak berhenti menangis. Yuta yang ada disebelahnya pun menenangkannya
"A– aku takut kejadian seperti Renjun terulang lagi. Aku tidak ingin kehilangan—"
"Tidak! Jangan katakan itu. Kau tidak akan kehilangan temanmu lagi. Jangan putus asa seperti itu. Mark sedang berjuang, tolong dukung dia." ucap Jungwoo sambil berjongkok didepan Haechan
Setelah Taeyong menghapus air matanya, ia beranjak menghampiri Haechan dan duduk disampingnya lalu memeluknya erat
"Kau dan Mark tidak bisa dipisahkan. Tuhan tahu itu. Kalian adalah sahabat, tidak mungkin Tuhan mau memisahkan kalian berdua." ucap Taeyong
"Jika memang seperti itu, lalu kenapa Tuhan memisahkanku dengan Renjun? Aku dan dia juga sahabat kan?" tanya Haechan
Taeyong terdiam. Ia memeluk Haechan semakin erat
Taeyong melepaskan pelukannya lalu menghapus air mata Haechan
"Sudah, cukup menangisnya. Ingat satu hal ini dariku, Mark pasti kembali. Tidak akan ada yang seperti Renjun. Kau percaya padaku kan?" tanya Taeyong dan dibalas anggukan oleh Haechan
"Bagus. Jadi, berhentilah menangis. Ayo buat kami tersenyum lagi bersama Jungwoo. Aku rindu kebahagiaan di dorm ini."
Jungwoo yang sedari tadi berjongkok didepan Haechan lantas tersenyum sambil mencubit pipi Haechan
"Kasihan sekali adikku ini menangis. Lihatlah wajahnya sangat lucu." ucap Jungwoo
"Ya, aku memang lucu. Terima kasih."
Tiba tiba Jungwoo duduk dipangkuan Haechan sambil memeluknya
"Aku juga ingin memeluk Haechan seperti Johnny hyung dan Taeyong hyung. Boleh kan?"
Haechan tertawa mendengar suara imut Jungwoo sambil mendorongnya agar turun dari pangkuannya
"Ah, ayolah, hyung. Kau berat."
"Kalau begitu, kau saja yang duduk dipangkuanku, bagaimana?"
Haechan mengangguk lalu berdiri. Giliran Jungwoo yang duduk dan Haechan dipangkuannya
"Ow, adikku manis sekali."
Lagi lagi Haechan tertawa karena suara imut Jungwoo. Yang lain pun ikut tertawa karena tingkah lucu keduanya
"Jadi, apa yang kau berikan untuk Mark?" tanya Jungwoo
"Ini." ucap Haechan sambil mengeluarkan sebuah kertas dari saku celananya dan membukanya
"Get well soon Mark Lee. Ouw, kau sangat lucu." ucap Jungwoo membaca tulisannya lalu menggoda Haechan
"Karena aku menyayanginya, itu sebabnya aku membuat ini."
"Iyaa, kami tahu itu. Bahkan orang bodoh pun tahu kau menyayangi Mark."
Haechan memukul paha Jungwoo sambil terkekeh kecil
"Rasanya seperti aku menjaga dua anak kecil titipan tetangga melihat mereka berdua begitu menggemaskan seperti ini." celetuk Johnny
"Aku anak dari ayah Taeyong dan dia anak dari ayah Johnny." ucap Haechan yang membuat semuanya tertawa lagi
"Kalau begitu aku akan menitipkan anakku juga disini. Taeil, kemari." ucap Doyoung lalu menarik Taeil
"Hey, dia anggota termuda kita. Moon Taeil!" teriak Haechan
"Hyung.." rengek Taeil yang membuat semuanya lagi lagi tertawa
"Ah, sudahlah. Kalian semua tidak waras."
—
KAMU SEDANG MEMBACA
[ii] Petrichor✔
Fanfiction[nct 127, nct dream, wayv] book 2 sequel from Dreamies Petrichor (n.) Suatu kata benda yang berarti bau tanah yang menenangkan setelah hujan. Maksudnya, bau tanah selepas turun air hujan dapat menenangkan jiwa dan fikiran. Pengertian tersebut dapat...