9. Belajar huruf

8.6K 1K 155
                                    

sebelumnya awtor mau minta maaf jika ada kesalahan huruf yang dipelajari Ratu di sini. karena bagaimanapun juga, awtor bukan rakyat Majapahit. T.T

selamat membaca~


Aku tersadar dan menyadari bahwa aku sudah berada di kamar yang akhir-akhir ini ku tempati dengan perasaan kesal.

Astaga, apakah mereka mengangkatku tadi? Lagi-lagi aku membebani orang lain. Aku memang tidak berguna.

Gumamku sambil mengacak rambut dan memutuskan untuk keluar kamar.

Dari langitnya, aku tau bahwa ini sudah masuk waktu malam. Aku memutuskan untuk keluar kamar dan menghirup udara malam, sebelum akhirnya aku mendengar derap kaki beberapa orang.


"Ratu? Sedang apa berada di luar sendirian? Apakah tidak dingin?"

Aku langsung menolehkan kepalaku dan mendapati Nertaja bersama dengan beberapa dayang-dayang yang membawa beberapa bahan dan alat yang tidak kutahu untuk apa.


"Ah, selamat malam Nertaja. Aku sedang mendinginkan kepalaku. Ada apa kamu kemari?"

Nertaja hanya mengulas senyum manisnya.

Fix gue kalo belok ke Nertaja.


"Ayo, masuk dulu."

Aku dan Nertaja pun memasuki kamarku. Lalu beberapa dayang-dayang itu meletakkan alat dan bahan yang mereka bawa serta pamit pergi keluar.


"Kurasa kakanda sudah memberitahumu tentang belajar huruf, apakah belum disampaikan Ratu?"

Ohiya, tadi siang kan aku gagal membantu karena tidak bisa membaca.


"Maaf Nertaja, aku lupa. Apakah kamu yang akan menjadi guruku selama tiga bulan kedepan?"

"Iya Ratu. Kakanda memberi tugas ini agar kita semakin dekat juga, mengingat kita adalah saudara."

Jadi selain Raja menganggapku adik, Nertaja pun menganggapku saudara?


"Bisa kita mulai, Ratu?"

Lalu malam itu pun aku mempelajari bentuk awal huruf huruf aksara jawa yang pernah kulihat namun tak terbesit sedikitpun untuk ku pelajari.


"Jadi, kita menggunakan Aksara Kawi yang berasal dari kata Kavi. Aksara Kawi sendiri tidak murni berasal dari jawa, karena juga sudah bercampur dengan Bahasa Sansekerta."

Aku ngangguk-ngangguk seolah paham. Padahal aku tidak memahami apapun.


"Tulisan ini sudah kita gunakan sedari nenek moyang kita. Karena itu sudah menjadi tradisi turun-temurun menggunakan tulisan ini. Apakah sulit, Ratu?"

Tentu saja saudariku, kenapa masih bertanya^^


"Kita langsung ke cara penulisannya saja?"

Lalu Nertaja menjelaskan cara menulis aksara kawi. Aku yakin aksara ini lebih lama lagi daripada aksara jawa mengingat pelajaran di sekolah tidak terlalu sama dengan ini.

Selama pelajaran berlangsung, aku banyak menguap karena sudah malam dan membuat Nertaja merasa tidak nyaman denganku. Aku bahkan mengeluarkan air mata karena kantuk yang kutahan. Padahal aku benar-benar baru terbangun tadi.

The Past [MAJAPAHIT] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang