14. Kau akan tahu pada waktunya

6K 734 26
                                    

Setelah Hayam Wuruk pergi, aku memandangi langit malam lewat jendela. Terasa sejuk dan menenangkan membuatku terdiam untuk beberapa saat.

Tau-tau kesurupan wkwkwk .g


Setelah merasa mulai masuk angin, aku kembali menutup jendela tersebut dan mencoba memejamkan mataku.

Kira-kira, apa yang akan dilakukan Nertaja?


***


Aku sedang jalan-jalan keluar setelah membersihkan serta membereskan tubuh dan kamarku. Niatnya mau makan pagi, namun aku melihat sesuatu yang berbeda dari tempatku berdiri. Terlihat banyak gerombolan orang seperti sedang panik.

Mau nanya tapi ga enak tapi kalo ga nanya nanti ketinggalan teh.

Aku melangkahkan kakiku menuju seorang dayang-dayang yang kurasa tau apa yang sedang terjadi.


"Permisi, apa yang sedang terjadi?"

"Anu Ndoro, Yang Mulia Nertaja sedang menyusun ulang sistem penugasan di istana. Ada beberapa juga yang akan terdepak."

"HEEE?"

Semua orang langsung melihat ke arahku. Malu pastinya, namun aku sudah biasa malu-maluin. Jadi aku langsung menyusul Nertaja dan membawanya turun dari tempat semacam podium.


"Ada apa, Ratu?"

"Apa yang akan kamu lakukan? Tidak perlu sampai begini Nertaja, aku baik-baik saja."

Aku lalu memutar-mutar tubuhku menandakan aku purely gwenchana.


"Baik-baik apanya?! Kamu sudah sampai tidak sadar selama tiga hari. Kamu mau tetap baik hingga mereka menjemput ajalmu?"

Hah? Tiga hari?

"Mereka akan terus dan tetap begitu, Ratu. Hingga apa yang mereka inginkan berhasil mereka dapatkan. Itulah sifat buruk manusia, serakah."

Aku masih mengabaikan kata-kata Nertaja dan terfokus pada fakta bahwa aku-hanya-pingsan-tiga-hari.


"Aku benar-benar pingsan tiga hari?"

"Iya, Ratu. Selama itu."

"Lalu mengapa Hayam Wuruk mengatakan bahwa aku pingsan hingga sebulan?"

Nertaja terlihat antara bingung mau tertawa atau mau speechless.


"Kakanda itu, begini ya kalo sedang jatuh cinta? Kenapa dia sangat suka mengerjaimu? Selain itu dia mengatakan hal apa lagi?"

Aku mendengus kesal. Bagaimana bisa---

"Dia juga mengatakan bahwa dia selalu tidur denganku yang tidak sadar setiap malam."

Jawabku sambil merinding dan menutup area bagian dadaku. Aku tau dibalik kekehan pelan Nertaja, ia sebenarnya ingin tertawa terbahak-bahak. Tapi itu bukanlah sikap baik bagi para keluarga Raja.


"Dia memang melakukannya. Tapi tenang Ratu, aku sudah menyumpahinya. Jika ia berani menyentuhmu selama kamu tidak sadar kemarin untuk hawa nafsunya, sudah kupastikan saat itu juga ia akan terpental jauh darimu."

The Past [MAJAPAHIT] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang