22. Semoga, ya (Aryo Menak dan 7 Bidadari)

4.4K 613 38
                                    

Pagi buta aku diantar Hayam Wuruk. Syukurnya aku sedang berhalangan jadi tidak perlu melakukan ibadah pagi.

Semalam aku tidak bisa tertidur. Berkali-kali kucoba, aku tetap merasa gelisah.


Bagaimana jika Joko dihukum mati?

Hanya itu yang berulang kali terlintas di kepalaku. Sanking berisiknya aku yang tidak bisa tidur, semalam Hayam Wuruk mengunci pergerakanku dengan pelukannya.


"Jika kamu bergerak lagi, aku cium."

Ucapnya semalam, dan semua itu berakhir dengan aku keram di seluruh tubuh karena tidak bergerak sama sekali. Tapi berkat itu, aku bisa tertidur, sedikit.

Karena itulah aku sekarang sedang terkantuk-kantuk di kereta yang kunaiki bersama Hayam Wuruk.

Berkali-kali kepalaku terjatuh di pundaknya. Namun aku kembali menegakkan kepalaku.


"Sudahlah, aku tau kamu kurang tidur. Tidurlah di sini."

Ia menepuk-nepuk pahanya, aku hanya memberikan muka tidak yakin. Lalu Hayam Wuruk merebahkan tubuhku dan menjadikan pahanya sebagai bantal, yah meskipun kakiku tertekuk saat dinaikkan ke kursi di kereta.

Lalu bisa kurasakan jarinya kembali mengelus rambutku.


"Jangan memikirkan banyak hal. Jangan mengkhawatirkan banyak hal. Kamu sudah bekerja keras, Ratu."

Ucap Hayam Wuruk secara random. Aku ingin merespon kata-katanya namun aku sudah terlalu mengantuk.


"Iya, terimakasih."

Lalu aku kehilangan kesadaranku, aku terlelap.


***


Kami tiba di Daha ketika matahari baru memunculkan dirinya. Ketika turun dari kereta, aku langsung meregangkan seluruh badanku.


"Tidurmu nyenyak?"

"Tentu, terima kasih atas tumpangannya."

"Sudah kubilang, kamu menjadi tanggung jawabku hingga hari penobatan Ratu tiba. Atau, kamu mau menjadi selir?"

Aku langsung membelalakkan mataku.


"Maaf Hayam Wuruk. Aku tidak suka diduakan dan menjadi yang kedua. Jika kamu terpikir sedikitpun untuk mencari selir, aku berhenti di Daha."

Lalu aku meninggalkan Hayam Wuruk namun tanganku langsung ia tarik.


"Eh eh, bercanda sayang. Ingat hatimu masih ku simpan di sini."

Lalu ia menunjuk dadanya. Aku hanya bisa menghembuskan napas pelan melihat dadanya yang sebenarnya kotak-kotak itu.

The Past [MAJAPAHIT] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang