3. A Punishment

16.3K 2K 47
                                    

Pagi ini aku masuk sekolah dengan keadaan sedikit flu. Itu karena selama semalaman bukannya mengerjakan makalah namun aku malah menangis karena merasa buruk.

"Maaf Kin, makalahku belum selesai. Nanti aku kumpul belakangan."

"Oh, oke"

Awalnya Kinan seperti hendak menanyakan sesuatu, namun sepertinya ia urungkan.

Tepat ketika bel, Pak Yuno datang dan Ratna mengumpulkan flashdisk yang berisi softfile makalah kelasku. Hanya punyaku yang belum ada.


"Ini sudah semua?"

Tanya Pak Yuno di depan kelas

"Belum pak."

Jawabku singkat.


"Wah, seorang Ratu bisa jadi sepemalas anak ranking terakhir di kelas IPS juga ya?"

Wah, bapak kurang nohok mulutnya.

"Saya ga terima alasan apapun. Sebagai hukumannya, pergilah ke candi.. candi apaya?"

Sekitar satu menit Pak Yuno berpikir untuk menentukan candi yang akan kukunjungi.


"Ah, saya tau. Candi Bajang Ratu. Namamu ada Ratunya kan?"

Hah, jadi kenapa sekarang namaku berpengaruh dengan tugasku?

"Kelas lain yang tidak mengumpul makalah juga mendapat tugas yang sama. Pergi ke Candi, dan menuliskan hal-hal yang mereka temukan di candi tersebut. Kamu bisa bertanya kepada juru kuncinya. 

Hm, semacam wawancara? Namun, tugas kalian berbeda tempat. Ini dikarenakan ditakutkannya kalian akan saling salin-menyalin."

Sebenarnya aku benar-benar tidak masalah jika harus ke tempat bersejarah. Tapi kenapa harus candi? Terutama itu adalah Candi Bajang Ratu yang kira-kira memakan waktu 2 hingga 3 jam perjalanan. Maklum, aku pun tinggal di kota Batu. Jadi tentu saja memerlukan waktu yang lama dan persiapan yang cukup untuk pergi ke candi yang berada di sekitar Mojokerto tersebut.


"Bagaimana? Tidak keberatan kan?"

Bagaimana bisa bapak satu ini masih menanyakan hal tersebut?


"Selain Bajang Ratu, apa saya memiliki pilihan lain pak?"

"Ada. Tapi pasti di sekitaran itu juga. By the way Ratu, saya tau kamu ke sekolah dengan mobil. Gunakanlah mobil itu sebaik mungkin ya."

Ternyata bapaknya tau maksud dan tujuanku bertanya hal tersebut. Yaitu semacam protes secara halus karena jarak candi tersebut sangat jauh. Semenjak kapan juga bapaknya tau aku menggunakan mobil?


"Baiklah. Saya masuk hari ini hanya untuk mengambil tugas kalian dan menghukum yang tidak mengumpulkan tugas."

Lalu Pak Yuno melirik ke arahku. Ingin menangis lagi rasanya.

"Kalau begitu saya permisi."

Keluarnya Pak Yuno berarti juga mengakhiri sekolah hari ini. Karena pelajaran sejarah adalah pelajaran terakhir pada hari Jumat. Aku pun segera mengambil tasku dan harus meninggalkan teman-temanku yang kutemui semalam karena hanya aku yang beda kelas dari mereka.


Masih jam 10.30. Apa langsung kesana ya?

Aku menancapkan gas dan melaju menuju rumah terlebih dahulu. Perihal semalam, aku hanya mengatakan kepada teman-temanku lewat chat. Ada yang heboh, ada yang marah, namun ada juga yang memakluminya. Yang terakhir membuatku marah besar dan mengeluarkan diri sementara dari grup. Yah aku berdoa semoga kami cepat baikan kembali.

Sekitar 10 menit, aku sudah sampai di pekarangan rumah. Rumah sepi, seperti biasanya.

Tanpa babibu aku memasukkan kunci rumah dan mendapati Bi Ima sedang membersihkan ruang tamu.


"Eh, non Ratu. Tumben non pulang cepet?"

"Iya bi, gurunya cuman minta kumpul tugas. Mama papa belum pulang bi?"

Aku tiba-tiba menanyakan hal tersebut karena seingatku aku melihat mama terakhir kali pada Hari Rabu dan papa pada Hari Selasa. Padahal ulang tahunku Hari Kamis.


"Oh mereka kan keluar kota sama negeri non. Maaf non lupa ngasih tau."

Hatiku mencelos. Memang tidak ada yang bisa kuharapkan dari mereka.

"Oke bi. Oh iya, Nanti kemungkinan saya 30 menit lagi berangkat ke Candi Bajang Ratu untuk tugas Sejarah bi. Kalo mereka pulang, tolong sampaikan ke mereka yah bi."

"Baik non."

Aku langsung meluncur ke kamarku di lantai 2. Tepat ketika aku masuk, air mataku langsung meluncur juga.

Hah, apa yang kuharapkan sih?

Lalu aku melihat dua kotak bingkisan. Tertanda satu dari mama dan satu dari papa.


Oh? Ingat juga?

Aku membuka kado mama terlebih dahulu yang ukurannya lebih kecil. Didalamnya terdapat buku-buku ensiklopedia yang sering aku koleksi, tanpa surat. Iya, aku tau mama memang lebih suka tersirat daripada tersurat.

Selanjutnya aku membuka kado dari papa. Papa ternyata memberiku beberapa album dari beberapa idol yang ku ikuti. Lumayan terharu karena papa menghabiskan uangnya untukku yang hanya tau korea-sekolah.

Untuk bagian nakalnya, mereka tidak tau bahwa aku berada dalam circle yang biasa clubbing dan mabuk. Tapi tenang. Aku sampai sekarang hanya ikut main saja, tidak sampai mabuk-mabukkan. Katakanlah aku yang akan menjadi supir mereka ketika mabuk. Membantu teman itu baik, kan? Lagipula, selagi nilaiku aman, maka posisiku di rumah juga aman.

Aku mulai menyusun album-album tersebut di lemari kaca. Yah, menambah koleksi.

Aku memikirkan untuk tidak berganti baju karena sayang baju pramuka yang hari ini kupakai baru terpakai selama beberapa jam dan mengingat aku tidak berkeringat karena hawa udara Batu yang dingin.

Aku juga tidak mau menambah beban Bi Ima yang bertugas mencuci, memasak, menyetrika, dan banyak pekerjaan rumah lainnya.

Jadi aku memasukkan pouch make up, buku, alat tulis, powerbank serta kabel data. Gawai ku juga masih menunjukkan batre 98% karena aku hanya mengaktifkan mode pesawat dari tadi subuh semenjak aku mencabutnya dari chargernya.


Ah, berterima kasih kepada mama dan papa.

Aku pun mengambil selca bersama barang pemberian mama dan papa dan langsung mengirimkannya kepada mereka.

Baiklah, aku berangkat!


"Bi! Ratu jalan dulu ya! Titip salam sama makasi buat mama sama papa ya Bi."

"Iya non, hati-hati ya non. Eh non, sebentar!"

Aku menghentikan kakiku di tangga teras halaman rumah. Bibi mengejarku dan memberiku payung.


"Sedia payung sebelum hujan non, hehe."

Aku tersenyum singkat dan berterimakasih kepada bibi serta pamit.

Sampai di mobil, aku meletakkan tas di kursi sebelah pengemudi dan menancapkan gas ke arah Mojokerto. Semoga hal ini bisa membuatku lupa dengan apa yang terjadi tadi malam.


[Saya rasa kalian tau bagaimana cara menghargai awtor(;]

The Past [MAJAPAHIT] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang