17. Aku menunggu

4.6K 676 60
                                    

Siang ini, aku menyiapkan persediaanku selama setahun perjalanan. 

Apa yang harus ku bawa?


"Jika kamu sudah tiba di sini, apa yang pertama kali akan kamu lakukan?"

Tanya Hayam Wuruk secara random. Aku terdiam dan memikirkan hal apa yang akan kulakukan setibanya aku di sini.

"Luluran."

Jawabku singkat. Hayam Wuruk nampak terkejut sekaligus menahan tawanya.

"Aku menanyakan hal yang sama ke beberapa perempuan yang mengikuti sayembara ini. Rata-rata menjawab ingin bertemu keluarganya, temannya, dan saudaranya. 

Hanya kamu yang menjawab luluran."

Yah, mau bagaimana lagi. Keluarga dan temanku kan di masa depan semua?


"Setidaknya, ketika kamu datang, temuilah aku dan Nertaja."

"Dan aku yakin pasti kalian sudah menunggu di gerbang. Benar apa salah?"

"Benar."

Lalu Hayam Wuruk menghambur rambutku. Aku sampai sekarang belum menyanggul rambutku. Mungkin baru akan ku sanggul apabila aku terpilih menjadi permaisuri.


"Tetapi Hayam Wuruk, jika sayembara ini dimenangkan oleh seseorang, dan itu terjadi sebelum umurmu menginjak 23 tahun. Kamu akan langsung menikah, atau menunggu umurmu 23 tahun?"

"Kurasa aku akan menunggu. Menikah di umur 23 tahun itu sudah sangat muda, Ratu."

Lalu ia kembali mengelus pelan rambutku. Mungkin itu menjadi hal favoritnya saat ini.


My heart jigeum:

My heart jigeum:

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Ah, membayangkanmu kelelahan saja aku tidak bisa. Apalagi kamu harus berjalan sebegitu jauhnya. Mau ku antar menggunakan kuda?"

Ucap Hayam Wuruk secara random. Lalu ia menggenggam tanganku. Nampaknya ia terlihat sangat cemas dan tidak rela aku harus mengikuti sayembara esok.


"Atau, bagaimana jika besok kita berdua kabur bersama? Dan hidup bahagia selamanya?"

Aku mencubit perut Hayam Wuruk.

"Jangan bercanda. Daripada kamu memikirkan hal yang tidak mungkin, lebih baik kamu membantuku menyiapkan semua hal yang kuperlukan."

"Memangnya apa yang kamu perlukan?"

Aku berpikir. Ini pertama kalinya traveling ku di era Majapahit. Jadi mana mungkin aku tau apa yang diperlukan.


The Past [MAJAPAHIT] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang