25. Lho, kamu?

4.1K 651 48
                                    

Aku tiba di Matahun setelah berjalan berhari-hari bersama Laksmi, kami menjadi dekat saat itu.

Aku juga sedikit bingung kenapa aku bisa secepat ini untuk dekat dengan seseorang. Padahal di kehidupan di masa depan sangat susah untuk mendekati orang sepertiku.


Saat pertama kali tiba di Matahun, aku banyak bersumpah serapah lagi karena ternyata aku harus menggunakan baju dan rok yang sama seperti di Daha.

Namun, tugas di sini berbeda. Bukan bersih-bersih, tapi di Matahun kami dididik tata krama selama menjadi permaisuri, mengingat pemberhentian berikutnya adalah Kahuripan, tempat kekuasaan ibundanya Hayam Wuruk.

Aku sudah bertemu ibundanya sekali saat aku melaksanakan debut--diperkenalkan di khalayak umum. Jadi aku sedikit gugup di pertemuan kedua terutama bukan sebagai calon menantunya tetapi sebagai mantan calon menantunya.

Oh, complicated.


Aku sedang menunggu giliran dipanggil untuk maju dan menunjukkan "seberapa sopan kah aku?" di depan para tetua.

Dan saat ini aku sedang menatap Ratna yang sedang menghadap para tetua itu dengan perasaan yang tidak bisa terdefinisikan.

Saat dia berbalik, matanya berpapasan dengan mataku.

Jika di masa depan, aku pasti sudah menggebrak mejanya dan menanyakan apa yang ia maksud selama ini, tapi itu tidak mungkin ku lakukan di masa ini. 

Dan tidak mungkin ku lakukan sendiri.

Yah, meskipun aku tetap memakinya di dalam hati. Entahlah, jiwa bar-barku kembali muncul semenjak insiden Joko.

Mungkin karena makin kesini, aku semakin terbiasa dengan kehidupan di sini dan membuat "Ratu yang asli" keluar juga.

Aku masih tidak mengalihkan fokus mataku ke Ratna. Aku harus pura-pura tidak tau apapun hingga tanggal mainnya.


"Ratu? Kenapa melihat ke arahku terus? Apa ada yang salah?"

Banyak, pake nanya lagi lu badut.


"Kamu terlihat berbeda hari ini, apakah ada yang kamu ubah?"

"Ah ini, aku memutuskan untuk melerai rambutku sepertimu. Ternyata lebih nyaman di lerai, ya?"

Sepertimu?

Harap di bold, italic, underline, dan CAPS LOCK.

SEPERTIMU?


Ah, iya. Aku juga baru sadar bahwa ia melerai rambutnya. Aku tadi tidak memperhatikan perubahan Ratna. Tapi ternyata dia memang berubah.

Sepertiku (:

Tapi kenapa ia jadi mengikutiku seperti ini?


"Kenapa tiba-tiba? Bukankah sedari dulu rambutmu selalu disanggul ke atas?"

"Aku hanya ingin mencoba sesuatu yang baru."

Aku menatap Ratna lama.


"Ah, begitu."

Aku lalu memberi senyum Ratna dengan senyum yang tidak bisa terdefinisikan.

Kena kau.


***


The Past [MAJAPAHIT] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang