"Hehe maap bun, anu itu tolong telponin dong" pinta Prilly sembari membersihkan noda es krim tadi.
"Kamu kenal emang?"
"Iya bun, dia yang bikin iPhone Prilly lenyap, cepetan bun, sekalian bilang ketemuan di cafe Cappucino"
"Eh Prilly tunggu!" bunda yang melihat Prilly langsung melengos ke kamar hanya bisa menggelengkan kepalanya.
***
"Ck, ini udah hampir sejam orangnya nggak nongol nongol. Apa bunda belum bilang ya?" gumam Prilly kesal.
"Sorry telat bentar"
Prilly mendongak saat sebuah paperbag di letakkan di depannya bersamaan dengan suara berat seseorang.
"Hampir sejam lo bilang bentar? Otak lu udah geser ya?" judes Prilly lalu menyambar paperbag di hadapannya.
"Udah dikasih iPhone masih aja bacot, maunya apa sih?"
Prilly menatap sinis pria dihadapannya lalu memasang wajah angkuh.
"Duit 1M per hari, bisa?"
Pletak!
Pria tersebut menjitak kening Prilly gemas. Sedangkan Prilly yang mendapat serangan tiba tiba langsung mengerucutkan bibir kesal.
"Gue Farel, lo?"
"Prilly kembaran princess"
Farel yang mendengar itu langsung tertawa keras, hal tersebut langsung mengundang beberapa pasang mata menuju ke arahnya. Prilly yang menyadari hal itu langsung bersembunyi dibalik paperbag.
"Eh lo ngapain?" Farel berusaha mencegah Prilly yang menutup dirinya dengan paperbag.
"Lo gila ya? Ke rsj sana, jangan bikin malu orang"
Farel yang mendengar itu langsung menjitak kening Prilly lagi, kali ini usahanya untuk menghindarkan paperbag dari wajah Prilly berhasil.
"Lo tuh udah bacot, ngeselin lagi" cibir Farel lalu bersedekap dada.
"Bodo amat sih yang penting aura kecantikan gue nggak pernah luntur?"
"Cantik? Burik kaliii" Prilly yang mendengar itu langsung berusaha memukul Farel dengan kejam.
"Prilly?" kompak Prilly dan Farel menoleh ke sumber suara.
Di sana terdapat Rasya yang tengah menatap keduanya dengan tatapan heran.
"Loh Sya, ngapain disini? Eh gabung bareng kita" Prilly langsung tersenyum manis menyambut Rasya.
Rasya pun menurut, namun berbagai pertanyaan langsung bermunculan di benaknya. Terutama satu lagi, sedang apa Prilly disini dengan musuhnya pula?
"Sya, kenalin ini cowo rese namanya Farel, oh ya woi, kenalin ini Rasya—"
"Mantan terbaiknya" potong Rasya dengan tersenyum bangga.
"Yakin terbaik? Kok kandas kalo terbaik?"
SKAKMAT.
Rasya langsung memasang tampang asam saat mendapat SKAKMAT dari Farel. Suasana pun mulai canggung.
"Kalian kenapa?" tanya Prilly dengan wajah polos.
"Dia musuh gue Prill"
"Musuh sejati"Jawab Rasya dan Farel bersamaan, lalu mereka saling melempar tatapan permusuhan.
"Oh musuh, kok nggak gelut aja?"
Lagi lagi Farel menjitak kening Prilly, kebiasaan baru yang unik. Rasya yang melihat itu langsung mencengkeram kerah baju Farel dengan tampang bringas.
"Maksud lo apa?!"
Prilly yang melihat itu langsung cepat cepat melerai keduanya.
"Udah ih, Sya udah gapapa dia cuma becanda kok"
Detik berikutnya cengkeraman Rasya mulai terlepas, namun tak menyurutkan tatapan kebencian mendalam.
"Eh, gue balik dulu aja kali ya? Kalian kalo mau reuni sok atuh" Prilly langsung mengaburkan diri agar tak terjebak di atmosfer menegangkan.
***
a/n; 453 kata dulu, sumpa ini ngebut ngetik ga tega sama kalian T_T intinya hargai terus tulisan gw ya, thanks u
KAMU SEDANG MEMBACA
1. "Prilly! I Love You!" ✓
Fanfiction[COMPLETED] "Prilly! I Love You!" ucap Ali. "Maksudnya?" tanya Prilly. "Hufftt..Kamu mau gk jadi pacar aku?" tanya Ali. "Pacar?! Aku mau banget Li!" jawab Prilly. Written by @Nasywa25_ Amazing cover by @Lalinaaa__ ©PILY 2018