Siang itu bel pertanda pulang sudah berbunyi sekitar lima menit yang lalu, namun Milla terlihat tergesa-gesa dalam mengemasi perlengkapan alat-tulis'nya.
Prilly yang memang sudah siap untuk pulang menyempat-kan menemui Milla.
"Mill pulang bareng yuk!" ajak Prilly ketika meja Milla sudah bersih dari alat-tulis'nya, karna telah dimasuk-an ke-dalam tas ransel milik Milla.
Tidak ada jawaban dari Milla.
"Mill?" panggil Prilly.
Tidak ada jawaban
"Milla?" tanya Prilly sekali lagi.
Tidak ada jawaban.
Prilly menghembuskan nafas kasar, ternyata Milla masih marah pada-nya. Padahal kejadian tadi Prilly ingin suasana tidak terlalu tegang. Maka-dari itu ia memotong ucapan Milla hingga berakhir seperti ini.
Milla berdiri dari tempat-duduknya lalu pergi dari hadapan Prilly begitu saja tanpa mengeluar-kan sepatah kata-pun.
Lagi-lagi Prilly hanya bisa menghela nafas, mungkin Prilly harus memberi Milla ruang.
Milla memang tipe orang mudah marah, jadi tak heran jika Milla marah dengan Prilly meski masalah yang sepele.
Namun sifat Milla malah berbanding balik dengan Prilly, sifat Prilly lebih dewasa, namun ia selalu mengulur-ulur waktu dalam mengerjakan tugas, bangun pagi, dan lain-lain.
Dengan langkah besar Milla telah sampai di halte tempat biasa menunggu bis. Namun ia merasa ada yg berbeda, ya berbeda karna tak ditemani Prilly di-samping'nya.
Beberapa menit kemudian bis datang namun Milla masih ragu memasuki bis tersebut.
Sebenarnya nyali Milla sedikit menciut saat bis sudah berada di depan-nya, karna ia tak biasa menumpangi bis sendiri tanpa Prilly.
Namun Milla tetap memasuki bis tersebut, ia tak mungkin ber-gantung terus kepada Prilly. Lagi-pula ia sedang dalam masalah dengan Prilly, maka dari itu ia mencoba memberanikan diri.
Hari ini memang Kevin tak menjemput-nya. Jadi ia harus pulang dengan bis, tanpa Prilly.
Di-lain tempat Prilly keluar dengan langkah yang terburu-buru, ia takut Milla pulang dengan bis sendiri tanpa-nya.
Saat ia sampai di halte, ia hanya bisa menghela nafas, karna Milla sudah tidak ada. Ia hanya berharap semoga Milla tidak apa-apa.
***
Hae! Maaf akhir-akhir ini sering telat next. Btw, ada yang kangen sama babang Ali ga?
Wkwkww, author suka ngakak sendiri loh pas baca adegan Prilly sama Ali debat.Padahal yg buat cerita sendiri tapi malah ngerasa bukan cerita sendiri. Wkakaka
Btw Makasih yg udah vote comennt dan ada yg selalu nyuruh buat next mksh buat
Nabilaltc thnks ya uda antusias
Nasywa25_ thnks vote
giyanratnasari Makasih udh nyempetin baca
Dan masih banyak lagi(wkwkww maaf alay)
Btw ada 1 akun yang selalu vote karya author tapi berhubung author belum follow dia maaf ya belum di tag.Seee semuaaach
Kecup jauuh dari author😘
KAMU SEDANG MEMBACA
1. "Prilly! I Love You!" ✓
Fanfiction[COMPLETED] "Prilly! I Love You!" ucap Ali. "Maksudnya?" tanya Prilly. "Hufftt..Kamu mau gk jadi pacar aku?" tanya Ali. "Pacar?! Aku mau banget Li!" jawab Prilly. Written by @Nasywa25_ Amazing cover by @Lalinaaa__ ©PILY 2018