Part - 39

1.6K 78 13
                                    

Semoga kalian ga kecewa setelah baca part ini, dan gue mohon kalian baca sampai akhir biar ga ketinggalan something.

Baca pelan pelan ya hehe, siapa tau nanti ada kejutan yang bikin lo emosi :v Happy reading!

***

Dengan langkah cepat Rasya segera menghampiri dua sejoli yang baru saja mengikrarkan sebuah janji.

"Maksud lo apa Prill?" Prilly terdiam. Ia merasa sudah tertangkap basah berbuat selingkuh di belakang pacarnya, padahal tidak. "Gue.."

"Sekarang lo pilih, gue atau Ali?"

Deg!

Jantungnya berdetak kencang, keringatnya mulai mengucur di sertai bibirnya yang bergetar. Ini pilihan sulit, tidak mungkin ia memilih salah satu diantara keduanya. Namun lebih tidak mungkin lagi jika Prilly memilih keduanya, sungguh wanita rakus.

"Jelas gue lah, lo gak denger tadi dia nerima gue sebagai pacarnya?" balas Ali santai seraya menyenderkan punggungnya dengan tatapan penuh arti ke Rasya.

"Gue gak tanya sama lo bangsat!" kesal Rasya.

Saat ini Prilly benar benar bingung. Ia tidak mau mengecewakan diantara mereka namun mengapa justru ia dihadapi pilihan yang berat. Sebelum menjawab Prilly menghela nafas panjang, ia tidak tega jika harus menggantung seperti ini. Semoga pilihannya akan membawanya menuju jalan yang benar.

"Ali."

Tepat mendengar jawaban dari Prilly, Rasya langsung tertawa keras. Ia menatap Prilly tidak percaya. "Gak usah bercanda Prill, gue serius."

Ali langsung bangkit dari duduknya ia mencengkram kerah kemeja Rasya, dan melempar tatapan permusuhan. "Lo budek?! Dia udah milih gue anjing!"

"CUKUP!!"

Untung saja suasana taman kala itu sedang sepi jadi Prilly tidak perlu menahan malu ketika keributan terjadi ditambah bentakan dari seorang perempuan tua bersama.. Luna.

"Ali udah! Ayo ikut bunda!" perempuan tua tersebut atau bunda dari Ali langsung menatap tajam Prilly.

"Berhenti gangguin anak saya lagi!"

"Apaan sih bun?!"

Bunda langsung menatap tajam anaknya, ia menghela napas sejenak. "Ali sadar! Luna itu tunangan kamu!"

Prilly terdiam. Nafasnya seolah tercekat, jantungnya berdetak tak kalah cepat dari sebelumnya. Ia mengedipkan matanya, berharap ini hanya ilusi buruknya.

Namun apa boleh buat, kenyataan memang seperti ini. "J-jadi.." Luna tersenyum miring, ia menatap sinis Prilly.

"Iya kenapa?! Gak terima lo!?"

Plak!

Luna memegang pipinya perih. Baru saja, beberapa detik yang lalu Ali menamparnya dihadapan musuh dan calon mertuanya. Tanpa sadar di sudut matanya terdapat genangan air yang siap meluncur.

"LO JAHAT LI!" sudah, habis sudah kesabaran Luna begitu juga dengan air matanya yang lolos begitu saja.

Luna segera meninggalkan tempat terkutuk itu, ia menyesal sudah menunggu sosok semu yang tak pernah menjadi nyata.

"Ikut bunda!"

Di sini, Prilly di taman yang menjadi saksi bisu segalanya. Ia menatap Ali kecewa yang tengah di seret oleh sang bunda. Sungguh demi apa, ini bukan yang ia inginkan. Ia sangat berharap dapat bahagia bersama Ali.

"Ke.. kenapa Li.." lirih Prilly lesu, tubuhnya seketika ambruk bersama deraian air mata dan.. hujan. Hujan memang datang tepat ketika salah satu pengagum nya sedih.

"Prilly!" Rasya langsung menggendong Prilly ala bridal style. Ia segera mencari tempat untuk berteduh.

***

"Makasih Sya," ujar Prilly dengan senyuman tulus. Ia sungguh egois, ada seseorang yang setia menerimanya apa adanya namun mengapa justru ia memilih Ali yang kenyataannya selalu menggoreskan luka.

"Gue ngelakuin ini karena gue sayang sama lo Prill.." tunduk Rasya seraya tersenyum miris.

Prilly segera menggenggam tangan Rasya erat, tatapannya sarat akan penyesalan. "Sorry waktu itu—"

"Gapapa, gue bakal terima keputusan apapun dari lo" Prilly menatap Rasya dalam, mencoba mencari sesuatu namun justru sebuah tatapan tulus yang ia dapat.

"Kenapa lo masih sayang sih sama gue? Padahal gue udah sering ngecewain lo.."

Rasya memeluk Prilly erat, mengusap punggung pujaan hatinya penuh kasih sayang. Ia tidak apa jika terus terusan disakiti, namun ia bakal apa apa jika Prilly yang disakiti lebih lebih bersama Ali. Cowo brengsek yang entah mengapa dapat memikat hati Prilly.

Kadang Rasya berpikir apa istimewanya Ali? Apa perhatiannya selama ini kurang? Apa ia kurang tampan? Atau... Karena masalahnya waktu itu?

"Rasya"

"Hm?" Rasya masih tetap memeluk Prilly lembut, dan beberapa detik setelahnya jantungnya berdetak kencang. Prilly membalas pelukannya. "Gue pilih lo, bukan Ali."

***

"Bunda!" Ali langsung menghempas tangannya yang di cekal oleh sang bunda.

"Ali! Kamu udah berani melawan bunda!?" Ali menghela nafas kasar. "Maafin Ali bun, tapi bunda juga k-keterlaluan"

"Keterlaluan gimana maksud kamu?"

"Bunda kan tau kalo Ali sayang banget sama Prilly" sang bunda pun langsung menatap Ali geram.

"Jangan lupakan juga kalo kamu tunangannya Luna!"

"Tapi itu terpaksa bunda!" teriak Ali. Napasnya tidak beraturan. Ia terlalu lelah menahan emosi yang menggebu.

"Tinggalkan Prilly atau.."

"Atau apa bun?"  tanya Ali seraya mengguncang bahu bundanya gemas.

"Atau bunda akan menghilang selamanya dari kamu."

TAMAT

***

a/n; gimana gimana:') NGAMBANG kan endingnya wkwk :v ya intinya gue mau bilang makasih banyak banyak buat kalian yg udh luangin waktu buat baca, vote, dan komen.

makasi udah inget sama ni cerita walo sering banget digantungin berminggu-minggu :)

dan gue tau ini mungkin ga sesuai sama ekspetasi kalian, gue ga yakin juga kalo kalian masih berharap ni cerita bakal lanjut sampe banyak part. so gue ambil jalan ini, di sini semua udah selesai. Ali yang terikat perjodohan dan Prilly yang memilih bahagia sama Rasya.

eitsss

tapi ada berita baiknya nih wkwk :v
ini bakal ADA BAGIAN KEDUANYA xixi~
gue gatau kalian bakal seneng apa ga, tapi sorry untuk bagian keduanya mulai gue publish setelah cerita yg satu udah selesai.

kepo? stay aja terus di lapak ini wkwk /plak
jangan apus cerita ini dari perpustakaan kalian T_T
intinya terimakasih buat semuaaaa dan maaf kalo mengecewakannnn.

SEE YOU DI BAGIAN KEDUA~
—selamat menunggu riaaaaa :*

1. "Prilly! I Love You!" ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang