Epilog

2.2K 82 6
                                    

"Prilly!"

Gadis anggun itu menoleh saat mendengar nama nya di seru kan. Beberapa meter dari nya terlihat pria dengan lengkungan manis yang terbit dari bibir nya. Sangat manis. Bahkan sampai menjadikan nya pusat perhatian.

"Kamu lamaaa" rengek gadis itu manja.

Prilly Latuconsina. Gadis yang masih menduduki masa abu-abu nya. Setelah kejadian itu membuat gadis bermanik hazel indah memilih merubah sifatnya. Mengingat dirinya yang dulu terbilang bar-bar kini mulai berubah menjadi lebih kalem. Setidaknya ia ingin memulai lembaran hidupnya dengan suasana baru.

"Hehe, maaf. Tadi.. abis beli inii buat kamu" Prilly membelalakkan matanya terkejut saat di sodorkan sebuket mawar merah. "Jumlahnya ada 30 tangkai mawar merah, 12 mawar biru, dan 20 mawar putih."

Prilly tersenyum haru. Ia bahagia. Sangat bahagia. Sempat tak menyangka jika Rasya memperlakukan nya sangat istimewa. Ia menyesal dulu lebih memilih pria brengsek tak berotak itu. Ya, terkadang kamu akan selalu mendapat pelajaran di setiap kejadian.

Namun bukan berarti ini selesai. Kisah mereka hanya di istirahat kan oleh takdir. Memberi sedikit kelonggaran agar tak terus-terusan berada di zona nyaman. Memisahkan sebentar lalu akan di pertemukan kembali kelak, entah kapan dimana tidak ada yang tahu. Hanya berpisah sebentar lalu di dewasakan bersama orang lain kemudian di pertemukan untuk kembali merajut kisah yang sempat terjeda beberapa waktu lalu —sumber ; someone else.

"Setelah ini, mau ke mana?" terlihat gadisnya itu mengetuk-ngetuk jarinya pada dagu seraya berpikir. Sungguh menggemaskan.

"Kalo kamu mau kemana?" sedangkan saat ini Rasya yang berpikir lalu otak jahilnya kembali berputar. "Ke rumah kamu."

"Loh ngapain?"

"Ketemu sama orang tua kamu."

"Iyaaaa, terus kenapa?"

"Mau minta restu buat menjadikan kamu sebagai teman hidup ku kelak."

Blush!

Seketika guratan merah terlihat jelas di pipi gadisnya. Benar-benar lucu. "Ih kamu becanda muluu!" Prilly memukul dada Rasya pelan. Dirinya seketika menjadi salah tingkah sendiri.

Rasya menggeleng cepat. Lalu menggenggam tangan mungil gadisnya. Tatapannya lurus seolah mendobrak tatapan Prilly. "Aku bakal berusaha sebisa mungkin buat merebut tahta pertama di hati kamu. Tapi.. kalo takdir melarang aku akan mundur. Bahagia mu bahagia ku. Tolong bilang kalau kamu tersiksa di dekat ku, gadis pemburu hati seorang Rasya."

Hening. Tidak ada respon sampai seulas senyum terukir indah di wajah Prilly. Kedua matanya sudah berkaca-kaca. Tidak tahan akan sebuah posisi yang menghimpit nya.

"Aku sayang kamu, dan aku harap itu akan selamanya."

***

"Aliiiii..."

Terlihat seorang gadis tengah datang menghampiri tunangan nya. Beberapa menit yang lalu mereka baru saja melangsungkan pertunangan. Hanya pertunangan tertutup yang dihadiri anggota keluarga penting.

"Ngapain lo?" sinis pria berjas hitam itu. "Ihh ya nyamperin kamu lah"

"Jauh-jauh dari gue"

Luna. Gadis itu menghela napas singkat. Tidak tahu lagi harus bagaimana meruntuhkan pertahanan Ali. Terkadang ia menyerah. Namun dorongan dari calon mertuanya dan rasa cinta besar yang hinggap di hatinya membuat semangat redup itu kembali bangkit. Seolah percaya bahwa setiap usaha tidak akan mengkhianati hasil. Namun seharusnya ia mengingat sesuatu. Bahwa semua ada di kehendak Tuhan. Jika sebisa mungkin kita berusaha namun hasilnya jauh dari ekspektasi, kau mau apa?

"Maaf kalo udah bikin kamu terbebani"

"Emang." jawab Ali santai.

Luna menangis dalam diam. Hanya sebulir air mata yang mendobrak keluar lalu lolos jatuh tepat di bajunya. Bahu nya sedikit bergetar. Namun sebisa mungkin ia menguasai itu semua. Berusaha tak terlihat lemah di hadapan Ali.

"Lo kenapa?"

Deg!

Gadis itu mendongak lalu menoleh cepat ke arah Ali. Sedikit senang saat Ali perhatian padanya walau pandangan pria tersebut masih lurus.

"A, aku—"

"Gue nggak bisa cinta sama lo. Cuma Prilly. Cuma dia yang gue cinta, selamanya."

Sakit tak berdarah.

Ternyata ada. Luna baru menyadari jika ini adalah hal yang paling menyakitkan lebih dari apapun. Beberapa kata yang terlontar lalu hilang nya Ali dalam pandangan nya membuat gadis itu menahan napas seketika.

Ia sadar. Ia tahu ia salah. Hanya menjadi penghalang antara kisah cinta seorang Ali dan Prilly. Seharusnya ia mundur, bukan justru semakin menyiksa diri dalam sebuah lingkaran setan.

Demi apapun, bantu dia untuk bahagia. Ia sudah letih terus-menerus berharap. Pada sesuatu yang tak pernah memandang nya.

***

a/n; gw back :) kangen nulis ini, tapi gue lagi fokus sama 1 cerita yg masih di draf :) btw pendek ya? iyala cuma 600+ kata :v jujur pengen cepet2 buat PILY 2 tapi percayalah gw gabisa sekonsen itu buat langsung nulis 2 cerita dengan alur yg berbeda :) oke skip, tunggu aja. beberapa hari/minggu ini cerita baru bakal menemani kalian disaat menunggu PILY 2! Oiyaa besok udh hari raya idul Fitri ya hehe~ gw minta maap ya kalo selama ini ada salah sama kalian :( dan tetep jaga kesehatan yaaa ~ #stayathome #semuadirumah #percayabahwasemuaakanindah. thx for vote nya xixi~

1. "Prilly! I Love You!" ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang