Month of Qur'an

38 8 2
                                    


Dering ponsel menggema di seluruh sudut kamar.Maiwa menutup Qurannya kemudian beranjak mendekati ponselnya.

(nomor tidak dikenal)

Siapa lagi kalau bukan Zain?
Dialah yang akhir-akhir ini merecoki kehidupannya hingga nomor Zain pun enggan ia simpan.

Lagipula kenapa sih Zain harus menelponnya padahal sekarang kan zaman sudah berkembang,apa-apa tinggal chat saja lewat aplikasi.

Setiap Maiwa bertanya pasti jawaban Zain seperti ini,"Kan saya mau dengar suara kamu,Mai."

Maiwa bergidik ngeri,manusia satu itu memang sedikit sinting.

Abigail hanya bertugas pagi hingga sore merecoki kehidupan Maiwa.Tapi Zain,

Subhanallah,dua puluh empat jam!

Maiwa beristighfar dalam hati agar sedikit lebih tenang dan tidak terbawa emosi yang sudah di ubun-ubun.

"Bismillah,tahan emosi,Mai.Tahan.Kamu bisa,Mai." Ujarnya kepada dirinya sendiri lalu mendekatkan ponsel ke telinga setelah berulang kali menarik napas.

"Sahuurrr Mai sahurrr."
Teriak Zain dari seberang sana.

Maiwa menatap langit-langit kamarnya nelangsa kemudian mengelus pelan dadanya menyabarkan diri,hampir saja ia membanting ponselnya saking kagetnya.

Masih pagi loh ini,masih pagi.

"Sudah,Za.Sholat subuh juga udah kelar daritadi."

Puasa Mai,puasa.
Suara hati putih Maiwa mengingatkan.

"Hehehe,lagi ngapain,Mai? Saya nggak ganggu kan?"

GANGGU BANGET!
ASTAGFIRULLAH!

Ingin rasanya Maiwa menguapkan kekesalannya.

Ingat puasa,Mai.Jangan terpancing.Tahan..
Suara hati putih Maiwa kembali mengingatkan.

"Kamu mengganggu kok,hehehe..."

"Garing banget,Mai.Tapi lucu kok.
Hahaha.."

"Kamu gak ada niatan buat tutup telponnya,gitu?"

"Nggaklah."

Istighfar,Mai.Istigfar..

"Mai maaf ya untuk beberapa hari yang lalu,sebenarnya dulu saya yang suka merhatiin kamu,
bukansebaliknya.Hehehe."

"Yah,terus?"

"Yah,kan dulu saya suka sama kamu."

"Halah."

"Jujur aja Mai dulu kamu juga suka kan
sama saya.Gak usah malu Mai,
udah lewat kok itu."

Kriik...kriiik

"Mai?"

"Ya?"

"Kenapa diam?"

"Aku takut."

"Takut apa?"

"Takut pahala puasaku berkurang
gara-gara terbawa emosi sama kamu."

Ucap Maiwa dengan datarnya,berusaha menguasai dirinya yang sudah mau meledak.

Humaira!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang