Ada Apa dengan Pesantren?

18 5 0
                                    

Maiwa meletakkan Qurannya kemudian berbaring lelah.
Tiga jam lagi waktu berbuka puasa.
Masih ada waktu untuk bermimpi.Pikirnya.

Maiwa tidak pernah memimpikan apapun,yang ia lihat ketika tidur hanyalah hitam dan garis-garis seperti kardiograf yang bergerak statis,seolah Maiwa sedang melihat irama detak jantungnya sendiri ketika tidur dan bagi Maiwa alam mimpi itu tidak ada.

Kringg.....kringg

Deringan ponsel mengembalikan kesadaran Maiwa yang sedikit lagi tertidur.

Maiwa meraba nakas di sampingnya mencari ponselnya kemudian mengangkat tanpa melihat call id si penelepon.

Meskipun si penelepon ganti nomor tiap detik,Ia tetap tahu.

Maiwa hanya menempelkan ponsel itu di telinganya tanpa berkata apapun,cukup membiarkan si penelepon mengeluarkan ribuan kalimatnya.

(Hening)

Beberapa menit berlalu hingga Maiwa memutuskan memulai percakapan.

"Assalamu'alaikum,
Kenapa,Za—"

"Waalaikumussalam,Maii!!"
Suara cempreng khas perempuan menyambut telinganya.

"—in."

Maiwa menatap horor Id si penelepon.

Saiyenq💛

Allahuakbar!

Semoga dia nggak konek,Aamiin.
Batin Maiwa komat kamit.

"Cieee...Gue mencium aroma-aroma merah jambu,lama gak cerita-cerita,Mai," Saiqa menaikturunkan alisnya menggoda di seberang sana seolah Maiwa melihatnya.

Seketika Maiwa ingin mengubur dirinya dalam-dalam.

"Gimana aromanya coba?"
Tanya Maiwa menetralkan suaranya.

"Yaa...pokoknya gitu deh,Mai!
Jadi...?"

"Apasih?"

"Siapa Dia?"

"E-eh..bukan siapa-siapa,Sa,"
ujar Maiwa gelagapan.

"Bukan siapa-siapa atau
bukan siapa-siapaa...?"
Saiqa mulai meluncurkan godaan-godaan halusnya.

"Sama aja,Sai-_-"

"Hehehehe..Santuy.
Bukber kuy!
gak terima penolak—"

"Gak."

"Ayolah,Mai....nanti gue izinin deh sama bunda Fatma,ya..ya..ya?
Dekat kok di rumah makan depan kompleks aja,Mai.
Kapan lagi sih kita kongkow bertiga,apa gara-gara si siapa sih tadi? Za—"

"Iyaiya!"

"Yess!"
Saiqa bersorak senang.

"Tapi bukan hari ini."

"Ish..Iyaiya intinya Lu ikut biar kita lengkap!"
gerutu Saiqa,
"Btw,Mai.Si Za—"

Gawat!

"Duh,Sai.Kayaknya bumi semakin hari semakin panas dan membara sepertinya sedikit percikan air—"

Humaira!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang