Chapter 2. Nate's kiss

17.9K 2.2K 142
                                    

Buat yang baca, tolonglah vote, tinggal klik doang ini. Selain baca gratisan, gak bisa kasih sedikit apresiasi gitu?

Atau mau cerita ini pindah ke Storial aja? Biar sekalian readers2 saya yang loyal kasih apresiasinya pakai koin, bukan sekedar vote.

Sorry, lagi gemesh sama yg baca minta gratisan tapi gak mau vote. Apalagi yg suka ngeluh pakai kuota, Lu pikir Gue nulis ini gak pakai kuota?

So sorry... Tapi Author juga manusia biasa, terkadang pembaca sider yang mau enaknya aja emang harus dikasih ketegasan.

.
.
.
.
.

✿ ✿ ✿

Nate begitu frustasi, sudah satu minggu dia berupaya mendekati Tessa, namun selalu gagal. Pesonanya yang biasa sangat mampu melumpuhkan wanita mana saja, tidak lah mempan terhadap Tessa.

Siapa sebenarnya Tessa?

Hal inilah yang menjadi pertanyaan besar dalam diri Nate, dia sangat penasaran tentang siapa dan seperti apa seorang Tessa sebenarnya. Namun, satu clue pun tidak ditemukan. Nate menelusuri internet tentang manusia es, manusia berkulit dingin atau semacamnya, tetap tidak menemukan satu artikel pun yang masuk akal.

"Kau kenapa, Nate?" senggol Tom.

Nate tidak menjawab. Dia menggoyang cangkir berisi vodka sambil matanya menatap kosong ke arah dance floor.

"Kau kalah, Tom. Ayo, berikan semua hartamu dan pulang lah berjalan kaki," ledek Rob.

Tom mendengkus sengit. "Aku mungkin kalah, tetapi kau belum tentu menang. Sabar lah, tunggu satu minggu lagi untuk menentukan."

"Itu berarti kau meragukan Nate?"

"Kau lihat saja, Nate meragukan dirinya sendiri," tunjuk Tom dengan dagunya.

Tom dan Rob sangat mengenal Nate, teman mereka itu tidak akan sefrustasi ini kalau kepalanya tidak sedang banyak pikiran. Apalagi Nate lebih memilih minum, daripada berdansa dengan wanita-wanita di sana.

"Aku harus mendapatkannya," ujar Nate pada kedua temannya.

"Maksudmu, ini di luar taruhan kita? Kau sungguh menyukai Putri Salju itu?" ledek Rob.

Tom terbahak. "Really?!" tanyanya tak percaya.

"Come on, Nate, apa enaknya berkencan dengan Tessa? Satu kampus pun tahu dia itu tidak berperasaan. Kau hanya akan mendapatkan patung," ledek Rob kembali.

"Hahaha." Tom kembali tertawa keras.

Nate menghabiskan sisa minuman di gelasnya dengan sekali tenggak. "Aku akan pergi," ujarnya kemudian.

"Ke mana? Kau bukan bayi yang akan pulang di jam ini, Nate." Tom mencegah karena tidak biasanya Nate bosan di klub malam.

"Aku punya urusan, kalian bersantai lah di sini." Nate memasang jaket dan mengambil kunci mobilnya.

Rob dan Tom mendesah, Nate tetap pergi meski mereka melarang.

✿ ✿ ✿

Kepala Nate benar-benar sakit akibat banyak menenggak alkohol tadi. Dia tetap memaksakan diri memacu mobil dengan kecepatan tinggi, agar cepat sampai apartemennya.

CIIIIIITTTTTTT.

Nate kaget bukan main. Dia tidak menginjak rem tapi mobilnya seketika berhenti mendadak. Ada dua penampakan di depan mobilnya itu, pertama sebuah Truk kontainer yang sepertinya sedang mogok dan kedua adalah seorang wanita dengan satu telapak tangan menekan bumper depan mobil, berdiri di antara mobilnya dan kontainer itu.

Cold Women (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang