Chapter 10. Kau di mana, Tessa?

9.8K 867 64
                                    

Nate membeku saat tiba-tiba dia sudah duduk di atas ranjang yang sangat tidak asing. Ditolehnya sekeliling, penuh dengan segala hal yang sangat dia kenali. Tidak salah lagi, dia berpindah dari tempat Tessa ke kamarnya sendiri. Wanita itu, sudah menghilang entah ke mana.

"Brengsek," umpat Nate dengan mata tajam.

Tessa hanya memikirkan tentang suhu tubuhnya, tanpa memahami bagaimana hatinya saat wanita itu melakukan ini. Nate lebih suka kedinginan bersama Tessa, ketimbang merasakan hangat tapi sendirian.

"Sialan kau, Tess, lihat saja apa yang akan aku lakukan saat kita bertemu nanti," ancam Nate dengan serius.

Nate melepaskan jaketnya, membuang sembarangan ke lantai. Dia masuk ke kamar mandi, menyirami tubuhnya dengan air hangat. Setidaknya otak harus didinginkan lebih dulu sebelum berasap saat bertemu wanita itu nanti.

✾ ✾ ✾

"Wajahmu kenapa, Nate? Kau tidak diberi jatah oleh Tessa?" ledek Rob saat Nate terlihat kusut di kelas kedua mereka.

"Hahaha. Aku rasa Tessa mulai bosan dengannya," timpal Tom ikut meledek.

"Sialan, kalian. Jangan ganggu aku," sergah Nate. Dia mengusap wajahnya dengan kasar. Ditolehkannya mata pada kursi yang biasa diduduki oleh Tessa, wanita itu tidak ada kabar hari ini.

"Kalian bertengkar?" tanya Tom, kali ini serius.

Nate menggeleng. "Complicated," sahutnya frustasi.

"Sejak awal kau tahu Tessa memang rumit, tapi masih saja kau kejar." Rob mencibir. "Dia memang cantik, tubuhnya pun menarik. Tetapi menurutku dia terlalu misterius, sulit menebak isi kepalanya."

"Rob benar, terkadang Tessa itu seperti susah sekali untuk dijangkau," timpal Tom.

"Kalian tidak mengerti," sahut Nate kesal. "Hanya aku yang tahu bagaimana kondisinya."

Rob tersenyum sinis. "Sekarang kau tahu di mana Tessa?" pancingnya.

"Kalau aku tahu, apa menurutmu aku akan tetap di sini?!" Emosi Nate pun meledak. Dia sudah mencengkeram kerah kemeja Rob, tangannya melayang hendak meninju wajah sahabatnya itu.

"Nate, hey ... apa yang kau lakukan?" Tom langsung menarik tangan Nate. Dia menjauhkan pria itu dari Rob yang juga ikut terpancing emosi. "Ada apa dengan kalian?!" tanyanya marah.

"Coba kau tanya pada temanmu ini, apa yang telah Tessa lakukan sehingga dia mulai melupakan kita?" tunjuk Rob emosi.

"Kau menyalahkan Tessa?!" hardik Nate dengan suara keras.

"Ya! Sejak kau bersama Tessa, kau berubah Nate! Waktumu lebih banyak bersamanya. Kau sudah tidak pernah lagi berkumpul dengan kami. Kau tidak sadari itu?!"

Nate melepaskan pegangan Tom dan langsung mendorong dada Rob. "Kalian sendiri yang minta aku untuk mendekati dia. Kau lupa?!" bentaknya.

Rob tertawa. "Kami tidak menyuruhmu menyerahkan hidup padanya, Nate."

"Kalian berhenti, kenapa jadi seperti ini? Kalian tidak malu dilihat oleh orang lain?" sergah Tom kesal.

Nafas Nate memburu, dadanya naik turun akibat terlalu emosi. Ditepisnya tangan Tom. Diambilnya tas, kemudian pergi dari kelas itu.

"Pergi, temui wanita aneh itu!" teriak Rob dengan suara kencang.

Langkah Nate terhenti. Tas ransel yang tersandang di punggungnya jatuh. Dia berbalik. Tanpa basa-basi, tangannya melayang ke wajah Rob. Sangat keras, hingga darah mengalir dari hidung sahabatnya itu.

Rob tidak diam saja, dia membalas perlakuan Nate. Dipukulnya wajah Nate dengan satu hantaman keras.

Seisi kelas pun menjadi heboh, para wanita berteriak ketakutan melihat perkelahian itu.

✰✰✰

Sudah satu minggu, Tessa benar-benar tidak menampakkan diri. Nate sudah berusaha mencari wanita itu, mulai dari hutan ke hutan namun tidak ada jejak bangunan sama sekali. Entah di mana sebenarnya kediaman Tessa, karena saat Nate diajak ke sana caranya selalu secepat kilat.

"Kau di mana, Tessa?" tanya Nate mulai kehilangan kesadaran.

Nate tidak pernah jatuh cinta pada seorang wanita. Dia tidak menyangka kalau saat telah merasakan cinta, ternyata jatuhnya sedalam ini. Sedikit pun, hatinya tidak bisa mengabaikan keberadaan Tessa.

"Ini benar-benar gila," umpat Nate. Dia kembali memasukkan ujung botol ke mulutnya dan menenggak minuman itu sampai bersisa setengah.

"Hai, Nate ..." Seorang wanita datang menghampiri Nate. Dia langsung duduk di pangkuan pria itu, dengan tangan merangkul pundaknya. "Sudah lama kau tidak ke sini, aku merindukanmu."

"Kau siapa?" tanya Nate datar, di sela mabuknya. "Aku tidak mengenalmu, pergi lah." Dia mendorong wanita itu.

"Kau tidak mengingatku, Nate? Aku Ela, pacar pertamamu."

Nate mengerutkan kening dan menatap Eka dalam-dalam. "Maksudmu pacar pertama yang kubuang?" ledeknya terbahak.

Ela mendengkus. "Apa kau lupa, kita masih sering bersama di saat kau butuh wanita untuk kepuasanmu? Hanya saja akhir-akhir ini kau menghilang."

Nate menggeleng. "Kau mencoba untuk membodohiku di saat aku mabuk? Aku tidak akan sebodoh itu, Ela. Cukup satu kali kau menjebakku dan itu bukan salahku."

"Kenapa kau ini, Nate?" Ela berdiri dan menyerah menggoda pria itu. "Lihat saja, kau akan membutuhkan aku nanti," ucapnya setengah mengancam.

Nate terkekeh, lalu menggelengkan kepala. Dia memang mabuk, tapi tidak hilang ingatan. Ela memang wanita pertama yang dia kencani, awal mula taruhan terjadi. Hanya tiga hari, Nate bosan karena Ela terlalu agresif.

"Tessa, apa kau tidak takut aku tergoda dengan wanita lain?" tanya Nate pada botol yang dipegangnya. "Cepatlah datang atau aku akan benar-benar memaksamu datang."

Tubuh Nate terkulai di Sofa, dia sudah tidak bisa menahan rasa kantuk. Efek dari alkohol yang dia minum terlalu banyak membuat kepalanya pusing.

✾ ✾ ✾

Lama banget ya nunggu nya?

Kira2 next part Tessa akan muncul atau tetep sembunyi?

Ada yang bisa tebak kisah ini akan berakhir happy atau sad?

✾ ✾ ✾

Guys, ada kabar gembira nih, kalian yang mau order buku Momi sekarang bisa lewat tokopedia (Free ongkos kirim) Caranya, cukup ketik ETM House di Aplikasi Tokopedia kalian.

Guys, ada kabar gembira nih, kalian yang mau order buku Momi sekarang bisa lewat tokopedia (Free ongkos kirim) Caranya, cukup ketik ETM House di Aplikasi Tokopedia kalian

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Cold Women (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang