Menyerah adalah satu kata yang paling pantang untuk Nathan, alias Nate. Dia telah menyusun berbagai rencana untuk meluluhkan hati gunung es seperti Tessa. Secara Teori, itu sangat lah mudah. Tetapi nyatanya, Tessa bukan lah wanita kebanyakan yang gampang terperosok ke dalam pesonanya.
Mencari informasi tentang Tessa bagai mencoba menemukan jarum di dalam tumpukan jerami, bahkan pihak Kampus hanya menyimpan data-data lama yang sudah tidak Tessa pakai. Seperti alamat rumah dan nomor telepon. Nate telah mendatangi alamat tersebut, tapi ternyata hanyalah sebuah rumah kosong tak berpenghuni. Dia juga sudah lebih dulu menelpon nomor yang tertera, namun operator menjawab bahwa nomor salah yang arrinya sudah lama tidak aktif.
"Argghh!" Nate memukul setir pertanda kesal. Dia menjalankan mobilnya membelah jalanan Kota dengan suasana hati yang buruk.
CIIIIITTTTT.
Kaki Nate refleks menginjak rem saat tak sengaja matanya menemukan sosok yang dia cari di sebuah Supermarket 24 jam. Untung tidak ada mobil di belakang atau dia akan mengalami kecelakaan.
Nate tersenyum miring, seakan menemukan mangsanya setelah sekian lama tidak menyantap makanan lezat. Dia memarkir mobilnya itu di depan Supermarket dan segera keluar sebelum kehilangan jejak. Dia langsung masuk ke Supermarket itu, sempat mengedipkan mata sekilas pada Kasir yang manis.
"Hai!"
Tessa nampak tidak terkejut melihat Nate tiba-tiba muncul di hadapannya. Dia tetap berfokus pada merk-merk daging mentah yang sudah terbungkus.
"Kebetulan sekali, ya, kita bertemu di sini," ujar Nate sok akrab. Dia bersandar di lemari pembeku daging dengan keahliannya menebar senyum memikat.
"Bukankah kau memang mencariku Mr. Hawkins?" tanya Tessa dengan tatapan sinis.
Nate sedikit terkejut awalnya, tapi kemudian tertawa hambar. "Kau sangat percaya diri, Tessa."
Tessa memasukkan daging pilihannya ke keranjang belanjaan. Nate melirik apa saja yang dia beli. Lalu berkomentar, "apa kau hanya memakan daging? Tidakkah semua wanita selalu khawatir dengan lemak di tubuhnya?"
Tessa menatap Nate tajam.
"Maksudku, tubuhmu sudah sempurna. Hanya saja daging sebanyak ini akan membuatmu..." Nate melanjutkan dengan gerakan tangan membentuk ukuran tubuh yang besar seperti bola.
Tessa melanjutkan langkahnya, terlihat jelas dia terganggu dengan kehadiran Pria itu.
"Tessa..." Nate memegang tangan Tessa untuk memintanya berhenti, tapi secepat itu pula dia melepaskannya karena efek yang dingin tidak terkira. Dia terkejut, dingin kulit Tessa mengalahkan suhu di lemari pembeku tadi.
Tessa juga sepertinya sadar kalau Nate terkejut. Namun dia mempercepat langkah, meninggalkan pria itu yang masih terbengong.
Nate masih melihat ke arah tangannya, mencoba mendefinisikan apa yang baru saja terjadi. Bahkan mayat saja, tidak akan sedingin itu.
Rasa pemasarannya membuncah, melebihi dari yang dia inginkan sejauh ini.
Who is Tessa?
✿ ✿ ✿
"Menurutmu, apakah manusia salju benar-benar ada?" tanya Nate pada Tom yang sedang asyik bermain game dengan Rob.
"Ada," jawab Tom.
"Benarkah?" Nate mendekat, sangat penasaran.
"Saat musim salju, kita sering membuat manusia salju bukan?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Cold Women (SELESAI)
VampireWarning: Banyak adegan dewasa di dalamnya (Adult romance) Tessa Volta, dia adalah Mahasiswi yang sangat sulit didekati, sehingga mendapatkan predikat Anti Sosial. Cantik, berkulit putih dan sedingin es. Meski tidak memiliki teman, Tessa merasa hidup...