"Menjadi Vampire?" Nate terkejut saat Lion mengatakannya. Jauh lebih terkejut saat dirinya tiba-tiba berada di atas pohon, duduk di salah satu dahan yang berayun-ayun.
"Iya. Itu satu-satunya cara bila kau ingin melawan vampire. Kekuatanmu harus sama lebih dulu, manusia lemah tidak akan bisa melakukannya." Lion sengaja menekan kata manusia lemah untuk mengejek Nate.
"Bagaimana dengan hujan garam?" Nate membayangkan sebuah helikopter terbang di atas kerajaan itu dan menumpahkan garam.
Lion tertawa. "Sepertinya memberitahumu tentang garam itu adalah sebuah kesalahan. Kau terlalu serius, Nate." Ledakan tawanya kembali terdengar.
"Apa aku perlu mencobanya denganmu, Lion?" ancam Nate.
"Coba saja. Sebelum kau mengeluarkan garam itu, aku sudah tidak terlihat." Tawa Lion terdengar lagi.
"Itu ibarat menusuk seseorang dengan pisau kecil," gumam Nate akhirnya.
Tawa Lion berangsur hilang. Dia lihat, Nate serius ingin membantu Tessa. Itu membuatnya cukup terkesan, karena dirinya yang seorang vampire saja tidak seberani itu. "Kau ingin menjadi Vampire?" tanyanya lebih serius.
"Apa itu mungkin?"
"Mungkin bila kau menyetujui resiko yang akan terjadi setelahnya."
"Apa itu?"
Hening.
Lion memainkan jari-jarinya yang setajam pisau itu mengikis dahan. "Kau hanya akan mengingat siapa yang menjadikanmu Vampire, selebihnya kau akan lupa dan membunuh siapa saja."
Wajah Nate menegang. "Maksudmu bila kau yang menjadikanku Vampire, maka aku akan melupakan Tessa selamanya?"
"Tidak selamanya, ingatanmu akan kembali dalam beberapa periode. Tapi aku tidak yakin kau bisa menahan diri untuk membunuhnya sebelum itu." Lion menjeda sebentar. "Apalagi kau dan Tessa pernah ..." Jeda kembali. Tidak perlu diperjelas Nate sudah memahami kelanjutannya. "Itu akan membuatmu sangat ingin memakannya melebihi siapapun."
"Kalau begitu harus Tessa yang menjadikanku Vampire?"
Lion mengangguk. "Tapi kau tahu itu mustahil, Nate. Tessa tidak akan melakukannya, sekalipun di bawah ancaman kematian. Dia tidak ingin kau menjadi seperti kami."
"Padahal aku sangat ingin seperti kalian yang hidup abadi dan punya kekuatan."
"Kami justru berlomba ingin menjadi manusia. Bisa memakan apa saja tanpa rasa hambar. Bermain bebas tanpa harus memikirkan keinginan untuk membunuh. Itu mengerikan asal kau tahu saja."
Nate mengesah. "Tapi bila ini demi Tessa, aku rela melakukan apa saja, Lion. Aku sangat mencintai saudarimu itu, lebih dari segalanya."
"Aku belum memberitahumu satu hal, Nate." Wajah Lion begitu serius.
Feeling Nate sepenuhnya tidak enak.
"Vampire yang mengubahmu akan menjadi manusia dan dia akan melupakanmu dalam periode waktu yang lama, bahkan mungkin selamanya."
Jantung Nate seketika berdetak keras. Dia nyaris saja jatuh dari dahan itu. Lion tidak terlihat sedang bercanda, itu pasti fakta yang sebenarnya. Jadi, ini sebabnya Tessa tidak menginginkan adanya perubahan?
Selalu ada resiko dalam setiap tindakan.
***
Tessa mondar-mandir di depan balkon kamarnya, mencemaskan Nate yang belum juga kembali setelah dibawa oleh Lion. Dia sangat takut adiknya itu mengubah Nate menjadi vampire, mengingat Lion pun sangat ingin menjadi manusia. Di dalam istana ini, Tessa tidak bisa menggunakan kekuatan seenaknya atau semua orang akan mengetahui siapa Nate. Tidak ada yang begitu peduli pada pengabdi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cold Women (SELESAI)
VampireWarning: Banyak adegan dewasa di dalamnya (Adult romance) Tessa Volta, dia adalah Mahasiswi yang sangat sulit didekati, sehingga mendapatkan predikat Anti Sosial. Cantik, berkulit putih dan sedingin es. Meski tidak memiliki teman, Tessa merasa hidup...