Rob membuka pintu apartemen dengan tangan gemetar, kakinya terasa lemas hingga berjalan saja sempoyongan. Dia hanya ingin pergi dari sini, tak peduli meski tubuhnya hanya menyisakan celana dalam saja. Namun di saat bersamaan, Nate pulang bersama Tom.
"Rob, kenapa kau di sini?" tanya Nate kaget.
"Hey Man, kau di sini rupanya. Kenapa dengan pakaianmu, ada yang merampokmu, hah?" Tom ikut bereaksi, sama terkejutnya.
Nate mencurigai sesuatu dan lantas membuatnya masuk ke dalam. Dilihatnya pakaian Rob berceceran di lantai. Emosinya mendadak muncul saat melihat gaun Tessa tercabik-cabik di atas ranjang, beserta sebuah ikat pinggang teritak di kepala ranjang.
"ROB!!" teriak Nate dengan keras.
Rob langsung masuk ke dalam, masih dengan wajah pucat pasih ketakutan. "Nate, kau harus tau, Tessa bukanlah manusia. Dia ... dia ... entahlah, aku tidak tahu dia itu apa. Tapi ini sangat mengerikan," ceracau Rob gemetaran.
Tatapan Nate tajam bak pisau yang baru saja diasah. Nafasnya memburu, membuat dadanya turun naik. "Kau apakan Tessa?" tanyanya penuh penekanan.
"Aku ... Nate kau harus percaya padaku Tessa bukanlah manusia. Dia moneter!" Rob masih berusaha meyakinkan.
Nate tidak nampak terkejut, malah Tom yang mengerutkan kening, bingung akan ucapan Rob. Dia merasa temannya itu sedang mabuk sehingga berbicara yang tidak masuk akal.
"Kau apakah Tessa?!!" teriak Nate begitu emosi.
"Nate, kita biasa berbagi bukan? Kau tidak ingat? Kau sering membagi teman kencanmu dengan kami semua, aku hanya ingin merasakan bagaimana nikmatnya dia dan ..."
Nate mengepal kedua tangannya di sisi tubuh.
"Dan ternyata dia ... dia seorang monster. Dia menghilang begitu saja saat aku ..."
BUGH!
"Kau ingin memerkosanya?!" teriak Nate lagi. Selanjutnya dia bahkan tak membiarkan Rob menarik nafas, hantaman tangannya terus mendarat di wajah pria itu.
Tom berupaya menengahi, tapi dia tidak sanggup membendung emosi Nate yang sudah seperti Iblis. Malah tanpa sadar Nate ikut memukulnya juga.
"Ayolah kalian, kenapa selalu bertengkar?" tanya Tom frustasi.
Rob sudah tidak sadarkan diri saat Nate berhenti memukuli pria itu. Kondisinya babak belur, wajahnya dipenuhi darah dan lebam.
"Pastikan dia masih hidup, karena aku belum selesai," tunjuk Nate pada Rob.
"Kau mau ke mana?" tanya Tom.
Nate tidak menjawabnya, dia pergi dari situ dengan langkah setengah berlari. Sudah pasti Nate akan mencari Tessa, meski dia merasa bingung harus ke mana.
***
Nate memacu mobilnya dengan kecepatan tinggi, berupaya mencari yang tidak diketahui keberadaannya. Dia kalut, khawatir pada sosok yang sebenarnya jauh lebih kuat darinya. Nate yakin tidak terjadi apa-apa pada Tessa, tapi sebagai seorang kekasih dia merasa bertanggung jawab atas apa yang temannya lakukan.
"Tessa, ke mana aku harus mencarimu?" Nate meremas rambutnya sendiri. Dia menoleh ke kiri dan kanan di jalanan, berharap Tessa seperti manusia biasa yang akan terlihat di sana.
"Aku di sini."
CIIIIITTTTT.
Nate dengan cepat menginjak rem, dia menoleh ke samping dan mendapati Tessa duduk di sebelahnya. Gadis itu memakai gaun hitam, wajahnya terlihat sangat bercahaya ketika seulas senyum terbit.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cold Women (SELESAI)
VampireWarning: Banyak adegan dewasa di dalamnya (Adult romance) Tessa Volta, dia adalah Mahasiswi yang sangat sulit didekati, sehingga mendapatkan predikat Anti Sosial. Cantik, berkulit putih dan sedingin es. Meski tidak memiliki teman, Tessa merasa hidup...