Kaget gak tiba2 update? Untung sudah buka puasa, hohoho.
Cerita ini mengandung adegan dewasa, bijak dalam membaca ya yg masih anak-anak.
✾ ✾ ✾
Nate telah sembuh secara drastis, dia diperbolehkan pulang dan kembali beraktivitas seperti biasa. Oleh karena suhu tubuh Tessa sudah seperti manusia biasa, maka kali ini Nate membawa wanita itu secara terbuka di keramaian.
"Nate, apa kau lupa meskipun tubuhku hangat, aku tetap bisa mencium aroma darah," bisik Tessa saat Nate terus menggandeng tangannya menembus kerumunan di club malam ini.
"Tenang, Tess, kau tidak akan menyakiti mereka selama ada aku," sahut Nate, juga berbisik.
Tessa tidak pernah benar-benar bergabung dengan lautan manusia, dia selalu menghindari sejauh mungkin agar tidak tergoda dengan aroma darah pada setiap tubuh mereka. Tapi kali ini, Nate sungguh menantang bahaya.
"Nate!" Rob mengangkat tangan agar Nate melihatnya.
"Itu teman-temanku," kata Nate sambil menarik Tessa lebih cepat. "Kau kenal mereka bukan? Jadi nyamankan dirimu," tambahnya lagi.
Tessa tersenyum pada Rob dan Tom, keduanya terkejut melihat kedatangannya. Namun dengan ramah, tetap memberikan tempat duduk.
"Kau mau pamer, Mr. Hawkins?" sindir Rob sambil sedikit menirukan cara Tessa memanggil Nate dulu.
"Hahaha, jangan menggodaku," ujar Nate memperingatkan.
Tessa mengamati sekeliling, ternyata menyenangkan juga berada di tempat yang penuh dengan hentakan musik. Orang-orang berjoget seakan tidak punya rasa malu pada sekitarnya.
"Tessa, kau tidak ingin turun ke lantai dansa?" tanya Rob.
Tessa menoleh dan berkata, "aku tidak bisa seperti mereka."
"Hahaha, kau bercanda?" tanya Tom terbahak.
"Tessa hanya akan di sini bersamaku," sahut Nate sambil merangkul pundak Tessa. "Kalian bersenang-senanglah di sana, biarkan kami di sini."
"Sial kau Nate!" umpat Rob. Dia menyikut Tom untuk segera pergi. "Kita lebih baik mendekati wanita-wanita itu daripada melihatnya bermesraan di sini." Tom tertawa sembari mengikuti Rob ke lantai dansa.
Nate terkekeh melihat kedua temannya itu pergi sambil menggerutu. "Kau ingin minum, Tess?" tanyanya.
"Kenapa tidak?" sahut Tessa sambil mengangkat gelas kosong meminta diisi.
"Apakah Vampire juga bisa mabuk?" bisik Nate bertanya.
"We'll see ..." sahut Tessa dengan wajah sensual. Dia meminum vodka yang baru saja Nate tuang sampai habis. Lalu memintanya lagi, "kau akan lelah mengisi gelasku, Nate."
"Aku ingin melihat sekuat apa kau bisa bertahan," sahut Nate sambil menuangkan sisa vodka itu ke gelas Tessa.
Tessa tergelak tawa sembari meminum habis isi gelasnya. Dia kembali melihat pada manusia-manusia yang berdansa. "Aku ingin seperti mereka, tetapi terlalu berbahaya," ucapnya.
"Kenapa tidak kau coba? Aku ingin melihat bagaimana vampire melakukan itu," goda Nate.
"Kau sungguh ingin melihatnya?" tanya Tessa mengangkat sebelah alisnya.
Nate tersenyum miring, seolah sangsi Tessa yang kaku bisa menggerakkan tubuh seluwes wanita-wanita di sana.
Lalu detik selanjutnya terdengar suara kain robek. Tessa tengah membelah celana jeans panjangnya, begitu cepat hingga yang tersisa hanyalah celana super pendek memperlihatkan kaki jenjangnya yang sangat putih. Tak cukup sampai di situ, kemeja yang Tessa pakai pun semua kancingnya terlrpas. Bagian bawah kemeja diikat dan bagian atasnya dibiarkan terbuka memperlihatkan sesuatu yang menonjol di balik bra. Tessa berdiri, dia terlihat luar biasa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cold Women (SELESAI)
VampireWarning: Banyak adegan dewasa di dalamnya (Adult romance) Tessa Volta, dia adalah Mahasiswi yang sangat sulit didekati, sehingga mendapatkan predikat Anti Sosial. Cantik, berkulit putih dan sedingin es. Meski tidak memiliki teman, Tessa merasa hidup...