Hai hai haiii..
Apa kabar?
Aku sedang berusaha buat mendukung anjuran Pemerintah agar #dirumahsaja..
*tapi ga berlaku kalo masuk kerja.. Hehe
Tapi seenggaknya, karena jam kerja yang berkurang aku berusaha buat ga keluar rumah..
Kapan lagi yakan keahlian magerku bisa membantu negara..
Hilihh..
Yang penting kita harus jaga kebersihan dan sll pake masker.
Jaga kesehatan juga..
Semoga Covid-19 segera hilang dan kita bisa beraktifitas seperti biasanya..
Aminn..
Nih aku update chapter terbaru Obsession
Buat temen kalian #dirumahsaja..
Semoga jadi betah dirumah yaaa..
.
.
.
Happy Reading Chingudeul
🌼"oh, Kim Taehyung? Itu kamu? Sedang apa disini? " aku melihatnya memandangku dengan tatapan aneh. Mungkin marah. Tapi atas dasar apa? Bukankah harusnya Dia merasa bersalah karena meninggalkanku kemarin,dan meminta maaf padaku. Tapi ada apa dengan situasi ini. Aku pun sama. Seharusnya aku memarahinya, memukulnya, atau menampar wajahnya. Tapi tak bisa kulakukan. Aku malah terintimidasi dengan tatapan Taehyung. Dia seperti macan yang siap menerkamku kapan saja.
"Kim Taehyung? " aku memanggilnya sekali lagi agar Dia meresponku.
"Tak ada yang ingin kamu sampaikan padaku? " aku bicara lagi.
Tapi sepertinya Ia benar-benar tak berniat meresponku. Hanya pandangan intimidasinya yang Ia pertahankan.
"oke. Kamu memang tidak berniat berbicara denganku. Tapi untuk apa kesini? Lalu bagaimana caranya kamu masuk? Aku tak pernah memberitau sandinya padamu. " hufh. Aku kesal sendiri menunggu jawaban darinya.
"yakk. Kim Taehyung!!! Kamu tuli? " bentakku padanya tapi Dia tetap diam ditempat tak bergerak. Aku bagaikan berbicara dengan patung sekarang.
"terserah saja. Aku lelah. " aku menyerah dan meninggalkan Taehyung yang sedang berdiri memandangiku. Kemanapun gerak gerikku, matanya terus mengikuti.
"apa kamu sudah tidak membutuhkanku? " Taehyung akhirnya buka suara.
"apa sih maksudmu? " aku menuntut kejelasan darinya.
"kemana saja kamu semalaman? Aku menghubungimu berulang kali tapi tak sekalipun kau menjawab. Aku menunggumu disini sepanjang malam, aku khawatir kau tidak bisa pulang dengan selamat. Bisa kau jelaskan padaku? " dengan PDnya Ia menghujaniku dengan pertanyaan menyebalkan. Bahkan dengan kesan sedikit menuntut jawaban rinci dariku.
"seharusnya aku yang bertanya padamu. Kenapa kau meninggalkanku sendirian? Kau tau seberapa takutnya aku berada dijalan sesepi itu malam-malam dan sendiri?" aku mulai kesal menghadapi Taehyung yang seperti ini.
Tapi tanpa kusadari, Ia mendekat padaku dan memberiku pelukan hangat.
"maafkan aku Nara, aku tidak bermaksud. Sudah kukatakan,akan lebih berbahaya jika kau ikut denganku. Kenapa tidak paham? " nada suaranya melembut. Berbeda 180° dengan Taehyung yang tadi. Bagaimana bisa Dia menjadi dua pribadi yang berbeda diwaktu sesingkat itu. Kenapa bisa semudah itu Ia mengontrol emosinya.
Aku semakin bingung bagaimana harus merespon. Otakku masih belum bisa mendapat jawaban kenapa Taehyung berperilaku seperti ini.
"Nara, kau masih membutuhkanku kan? Kau tak akan meninggalkanku kan? Aku hanya mengambil keputusan yang terbaik untukmu. Demi keselamatanmu. Mengertilah. " nada suara Taehyung berubah menjadi ketakutan, kedua tangannya semakin kuat merangkul pundakku dan mempererat pelukannya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Obsession
أدب الهواةKetika 2 sahabat menyukai 1 gadis yang sama. Manakah yang akan mereka pertahankan? Pertemanan yang sudah terjalin selama bertahun-tahun, atau cinta yang selama ini mereka dambakan, atau bahkan keduanya?