25. BAD

49 3 14
                                    

Selamat malam dan selamat berhalu..
.
.
.
Happy Reading Chingudeul
🌼
.
.
.

Hari ini adalah hari terburuk yang pernah kualami. Aku benar-benar hancur sekarang, aku bahkan tidak bisa membayangkan bagaimana respon Yoongi nantinya saat kami bertemu. Mungkin jijik padaku? Dan hal terburuk yang sebenarnya sekedar untuk membayangkan saja aku enggan, mungkin akan terjadi. Yaitu Yoongi lebih memilih untuk meninggalkanku.

Memang benar, sejak awal hubunganku dengannya sudah tidak jelas lagi bagaimana kelanjutannya.

“Hahaha, semua sudah hancur. Hidupku dan segalanya. Aku berharap nafasku berhenti saat ini juga.” Gumamku sambil tertawa dan menangis disaat yang sama.

“Untuk apa aku hidup?”

Kupaksakan tubuhku yang hanya tertutupkan  selembar selimut lalu berjalan mengelilingi kamar,  mencari segala hal yang bisa membuatku berhenti merasakan sakit luar biasa dalam hatiku. Ah bukan hanya hatiku, seluruh tubuhku juga merasakan sakitnya.

Dengan terseok-seok aku berjalan menghampiri sebuah kotak P3K, aku bahkan tidak peduli lagi bagaimana luka menganga dipergelangan tanganku.

Kuobrak-abrik semua isi dari kotak itu.

“Haruskah aku mengakhiri hidup atau membunuh kehidupan dalam perutku?” ucapku ketika melihat banyak obat berserakan dilantai. Aku bahkan tidak bisa lagi tahu obat apa itu. Semua tampak sama.

“Nara ?”
Sungguh, saat ini, aku amat sangat tidak ingin berbalik dan menatap wajah bajingan itu. Ingatan ketika Ia melakukan hal itu padaku saja sudah cukup untuk membuatku menggila. Apalagi jika harus menatapnya.

Aku tidak menghiraukan panggilannya  dan masih berkutat dengan obat yang berserakan dilantai.

“Nara, jangan pura-pura tidak mendengarku !!!”

Ketika aku menyadari ada langkah kaki yang mendekat kearahku, dalam sekejap aku meraup banyak obat dengan tanganku. Satu genggam penuh, tapi entahlah obat apa saja itu. Lalu memasukkannya kedalam mulutku, aku berusaha menelan semuanya tapi sungguh rasa pahit yang menyerang indra perasaku seolah enggan memberi jalan. Semua seperti berbalik dan terdorong keluar.

“Yak. Park Nara, berhentilah bertindak gila.” Ujarnya lalu menepuk punggungku dengan keras.

Dalam sekejap mulutku sudah kosong karena obat-obat itu sudah termuntahkan dan menyisakan pahit luar biasa.

“Huek.”
Tubuhku rasanya lemas.

Seketika Taehyung langsung meraih pakaiannya asal lalu mengambilkan segelas air untukku. Memaksaku untuk meminumnya lalu menggendong kembali ketempat tidur.

“Nara, apa yang harus kulakukan agar kamu berhenti bertindak gila seperti ini? Kau benar-benar membuatku merasa harus mengawasimu 24 jam penuh.”

Aku diam dengan tatapan kosong memandangi langit-langit kamar ini. Berharap semua hal terjadi hari ini hanyalah sebuah mimpi buruk yang akan hilang ketika aku tersadar nanti. Tentu saja juga karena aku sudah tak lagi berselera untuk berbicara apapun dengannya.

“Nara, sampai kapan kau akan diam ? katakan sesuatu !”

Aku masih diam.

“Apa kamu juga tidak penasaran apa yang terjadi pada Soo Ah?”
Seketika pandanganku beralih menuju matanya, dan mencari jawaban tanpa bersuara.

“Akhirnya, kau merespon.” Ucapnya dengan senyum tipis, namun hal itu justru membuatku muak lalu memalingkan mataku lagi.

“Aku mengusirnya. Aku mengusir Soo Ah.”
“entahlah kemana perginya, berdoa saja kalau Dia tidak akan mati dijalan.”

ObsessionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang