Selamat hari kamis...
Semoga segera punya banyak duid..
Bts new single
Merchandise dynamite dah keluar juga
Bts In The Soop berbayar juga..
Big Hit memang kadang kejam..
Huhuhu..
Ga nyambung yaa?
Sengaja.
.
.
.
Happy Reading Chingudeul
🌼
.
.
.
Dadaku terasa sesak saat mendengar Soo Ah memohon dengan suara lemahnya. Aku ingin sekali keluar dari ruangan ini lalu mengirim sipsikopat sialan itu ke neraka, sungguh aku begitu membencinya setelah Ia menyakiti orang-orang disekitarku.“Kenapa semua ini harus terjadi?” Rengekku pelan yang hanya aku yang bisa mendengarnya. Sebanyak apapun aku memohon pada Taehyung agar Dia mau mengeluarkan aku dari ruangan ini, semua akan percuma. Sia-sia saja. Dia tidak akan menurutinya.
“Apa yang harus aku lakukan.” Aku bicara pada diriku sendiri sambil mencari cara lain agar aku bisa keluar. Aku benar-benar tidak tahan.
Seketika aku mendapat ide gila agar Taehyung mau menurutiku saat melihat beberapa vas bunga yang terjejer rapi diruangan ini. Aku melempar salah satu vas itu hingga pecah.
Pyar...
Tapi tidak ada respon. Mungkin Taehyung tidak dengar. Lalu aku melempar vas yang lain.Pyar..
Masih hening. Aku sempat ragu karena masih saja tidak menerima reaksi apapun. Hingga saat aku bersiap untuk melempar vas yang lain, suara Taehyung akhirnya terdengar.“Nara, apa yang sedang kamu lakukan didalam sana?” teriaknya lantang setelah menggedor pintu beberapa kali. Mendengar hal itu aku bukannya berhenti tapi malah melemparnya lebih keras.
“Yak. Park Nara, kau mendengarkan aku?” tanyanya sambil berusaha membuka pintu. Dan aku masih dalam mode diam dengan terus memecahkan vas dengan brutal.
“Nara, hentikan !!” perintahnya seraya mendekat kearahku.
Dengan berani aku mengambil salah satu pecahan vas itu dan mengarahkannya pada pergelangan tanganku untuk mengancamnya.“Berhenti disana atau aku akan...” ucapku.
“Akan apa? Jangan bertindak gila. Tidak ada gunanya, kamu hanya akan menyakiti dirimu sendiri.” Potong Taehyung sambil berjalan sangat pelan kearahku.
“Aku bilang berhenti disana, Taehyung. Kamu tuli? Kamu tidak mendengarnya?” mungkin aku terlalu fokus mengancamnya hingga tidak sadar jika aku sudah melukai pergelangan tanganku sendiri.
Darah segar perlahan membasahi telapak tanganku.
“AKU BILANG BERHENTI NARA !! KAMU BERDARAH. “ bentaknya.
“Aku tidak peduli. Aku juga tidak masalah jika aku menyakiti diriku sendiri daripada harus melihat orang-orang disekitarku harus terluka karenaku. “ aku mulai merasakan nyeri luar biasa saat pecahan vas itu semakin dalam menggores kulitku.
“Lalu apa yang kamu inginkan? Kita bisa membahas ini baik-baik, jangan bertindak tanpa memikirkan akibatnya Nara.” Aku bisa melihat Taehyung sedikit melangkahkan kakinya mendekat kearahku.
“Selangkah saja kamu mendekat padaku, aku bisa pastikan kamu tidak akan melihatku lagi. Kau fikir aku takut? Walaupun harus menggoreskannya dileherkupun aku tidak masalah. Ketahuilah Taehyung, aku sudah benar-benar muak melihatmu menyakit orang-orang disekitarku.” Aku tidak akan mengalah untuk debat kali ini. Walaupun kini lantai sudah penuh dengan darahku, aku akan tetap bertahan.
“Baiklah. Baik. Aku tidak akan bergerak. Tapi jauhkan benda tajam itu, lalu kita bahas bersama.” Ucapnya seraya menenangkanku.
“Bersama? Hanya orang bodoh yang akan mempercayaimu. Aku memang pernah menjadi manusia terbodoh sebumi ini karena menaruh seluruh kepercayaanku padamu, lalu menurutmu aku akan dengan mudah menuruti perkataanmu, lagi? Tidak !!!” sejujurnya kepalaku mulai terasa berat, pandanganku juga mulai kabur.
KAMU SEDANG MEMBACA
Obsession
FanfictionKetika 2 sahabat menyukai 1 gadis yang sama. Manakah yang akan mereka pertahankan? Pertemanan yang sudah terjalin selama bertahun-tahun, atau cinta yang selama ini mereka dambakan, atau bahkan keduanya?