26. Ingin Ku....

45 3 13
                                    

Semalat malam..
Selamat menikmati kehaluanku..
Semoga terhibur..
.
.
.
Happy Reading Chingudeul
🌼
.
.
.

Tok Tok Tok

“Maaf mengganggu Tuan, tapi ada sedikit keributan diluar.” Ucap salah seorang pencaga setelah mengetuk pintu beberapa kali.

Taehyung diam tidak menjawab apapun. Perhatiannya masih fokus tertuju padaku yang sedang terduduk tak bersemangat dengan hanya selembar selimut yang membelit tubuhku.

Dia menatapku dalam waktu yang cukup lama, tanpa melakukan apapun dan juga tanpa sepatah katapun. Hanya diam dengan tatapan dingin lalu hangat lalu dingin lagi, begitu seterusnya. Aku sebenarnya juga tidak paham betul apa yang ada didalam kepalanya, tapi aku juga tidak sepenasaran itu. Yang kutahu Taehyung adalah Psycopat gila dan aku seharusnya tidak berada disekitarnya.

“Tuan?” penjaga itu memanggilnya lagi karena tidak kunjung mendapat jawaban.

Tatapan mata Taehyung seketika berubah, ya Dia marah.

“Apa kau buta? Apa kau tidak lihat aku sedang mengurusi hal yang lebih penting?” jawab Taehyung dengan suara super rendah dan dingin juga jangan melupakan lirikan menyeramkannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


“Apa kau buta? Apa kau tidak lihat aku sedang mengurusi hal yang lebih penting?” jawab Taehyung dengan suara super rendah dan dingin juga jangan melupakan lirikan menyeramkannya.

“Tapi Tuan,”

“Argh.” Taehyung mengacak-acak rambutnya.
“Kau sengaja menguji kesabaranku? Atau kau memang sudah tidak berniat untuk hidup? Aku membayar kalian sangat banyak, masih tidak bisa mengatasi hal sepele?” ujarnya sambil berjalan menghampiri penjaga itu yang sudah terlihat gugup.

“Salah satu teman Anda berada diluar dan membuat keributan, “ penjaga itu menjelaskan dengan nada bergetar ketakutan.

“Temanku?”

“Tuan Yoongi.”

Deg
Setelah mendengar nama itu, seketika perhatianku tertuju padanya.
Kuraih seluruh bagian selimut yang menutupi tubuhku dengan kedua tanganku lalu bergegas menemuinya. Disaat yang sama Taehyungpun hendak mencegahku.

Namun baru beberapa langkah, rasanya hatiku enggan untuk pergi. Aku malu, bagaimana bisa aku menemui Yoongi setelah semua hal yang terjadi pada hidupku. Masih pantaskah aku menunjukkan wajahku dihadapannya?

Tanganku mengepal kuat namun kakiku melemas, air matakupun rasanya ingin ikut andil dalam mengungkapkan kehancuran hidupku.

Taehyung lalu mendekat dan menangkup wajahku.
“Wae? Kupikir tadi kau akan berlari super kencang dan menemui Yoongi. Rupanya kau lebih memilihku ketimbang Dia, bagus Nara aku suka kamu yang seperti ini.” Ujar Taehyung diiringi senyuman miring diwajahnya.

Aku tidak menjawab. Aku hanya menangis.
Aku membenci perasaan semacam ini. Aku mencintai Yoongi tapi apakah aku masih pantas menyimpan rasa untuknya? Semua berkecamuk dikepalaku tapi Aku tidak bisa menemukan jalan keluar.

ObsessionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang