4. Hal yang tak terduga

48 4 1
                                    

Uwaahh..
Setelah sekian purnama, akhirnya ada waktu luang juga buat lanjutin Obsession.
Happy Reading Chinggudeul..

.
.
.

****
Sudah beberapa hari berlalu, tapi Yoongi tak pernah sekalipun menghubungiku. Bahkan setelah kejadian ditaman kota kemarin. Canggung memang. Aku pun begitu, aku pasti akan canggung kalau Yoongi menghubungiku. Tapi bukan berarti menghilang tanpa jejak adalah solusi terbaik. Aku dan Yoongi sudah dewasa, kami bukan lagi anak-anak SMA berumur belasan tahun yang bersembunyi dalam diam ketika hal itu terjadi. Semua ini harus segera diluruskan.

"sepertinya ada hal yang harus kita bicarakan"

"Yoongi,kita harus bicara! "

"Yoongi, kita.... "

Aku terus mengetik pesan pada ponselku tapi selalu kuhapus karena nyaliku untuk menghubunginya semakin menciut.

"ayolah Park Nara!!! " gerutuku memaki diri sendiri.

"Nara,kau sudah dewasa. Ingat lah umurmu sudah hampir menyentuh kepala 3. Ayolah!!! " aku terus menggerutu sambil berjalan mondar mandir bak setrika dikamarku.

"arghh. Entahlah" kujatuhkan tubuhku keatas kasur. Dia yang memulai semuanya, Dia juga yang harus menyelesaikan. Aku hanya perlu bertindak seperti tak pernah terjadi apapun. Ya begitu saja.

Drt drt drt
Aku mendapat sebuah pesan.
Daan dari Taehyung, okey bukan dari Yoongi.

Hmmm oke.

"Nara, sedang apa?  Sibuk?  "

Entah kenapa aku sedikit berharap bahwa pengirim pesan itu adalah Yoongi. Kemana sih Dia? 

"Nara-ya? "

Selalu seperti ini. Taehyung akan mengirimiku ratusan pesan jika aku tak kunjung membalasnya. Tapi memang hanya Dia yang selalu disampingku, selalu ada saat aku membutuhkan tempat berbagi cerita.

"aku sedang tidak sibuk Tae, ada apa?"

"hm bukan apa-apa Nara. Aku hanya menghawatirkanmu. Akhir-akhir ini kamu terlihat sedikit pendiam. Ada masalah? "

Lihat, tanpa kuceritakan saja  Taehyung memahami apa yang sedang kurasakan. Dia memang teman yang baik, terkadang bisa jadi kakak laki-laki bagiku. Taehyung juga pendengar yang baik. Tak kusangka aku bisa memiliki teman seperti dirinya. Bodoh jika aku melepaskannya.

"Bukan masalah besar Tae. Hanya saja aku merasa sedikit kelelahan mengurus cafe. Aku ingin beristirahat tapi cafe harus tetap berjalan. Seung Jo sedang cuti selama beberapa hari,dan aku merasa sedikit kewalahan tanpa bantuanNya. 😔"

"kalau begitu, besok buka saja cafenya. Aku akan membantumu"

"lalu pekerjaanmu bagaimana? "

"tak perlu khawatir, ada Mr. Choi yang akan menggantikanku"

"kau yakin Tae? "

"iyaaa.. Sudah jangan bawel. Sekarang tidurlah. Sudah malam. Kau harus istirahat bukan? "

"hmm.. Iya Tae. Gomawo atas bantuannya. Kau juga beristirahatlah. Dah"

"hmm. Oke. Bermimpilah yang indah. "

***

"hooamm.. "
Semalam tidurku tak begitu nyenyak. Beberapa kali aku terbangun hanya karena mimpi bodoh yang terus menggangguku. Padahal sudah beberapa bulan ini mimpi itu tak pernah datang. Apa aku benar-benar kelelahan? Sepertinya iya.

ObsessionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang