19. Heart Break

35 3 20
                                    

Makin lama, makin bingung mau opening kek gimana..
Haha..
Pokoknya selamat hari kamis lahh..
Semoga Obsession selalu ditunggu setiap minggunya..
.
.
.
Happy Reading Chingudeul
🌼
.
.
.

Sekarang sudah pukul 2 pagi, tapi aku juga tidak bisa tidur. Mataku terasa perih karena terlalu lama menangis tadi, sembab. Yang terus saja mengganggu fikiranku sedari tadi adalah tentu saja Yoongi. Yaa Min Yoongi yang mungkin saja sedang bersama wanita lain. Wanita dimasa lalunya yang mungkin saja akan merebut Yoongi dariku. Hiks.

“Mataku perih..” keluhku pelan sambil terus memandangi layar ponsel, berharap Yoongi akan menghubungiku walaupun sekedar menyapa.

Kling
Dering pertanda sebuah pesan datang.
Aku yang memang sudah berharap langsung membukanya.

From 08123xxxxxxx ,
“Nomor tidak dikenal.” Batinku heran.
“Dan jam 2 pagi?”. Aku membuka pesan itu.

Ada 2 file dalam pesan itu, yang pertama sebuah foto dan yang kedua adalah video. Aku merasa tidak yakin haruskah membukanya atau tidak, pasalnya aku tidak mengenal nomor itu.

“Sudahlah, kubuka saja.”

Seketika jantungku berdegub sangat kencang, nafasku juga tiba-tiba terasa sesak saat melihat foto Yoongi  disana. Foto Yoongi yang sedang memeluk wanita itu ditengah hujan. Memang sedikit tidak jelas, namun orang yang ada difoto itu benar Yoongi. Aku yakin.

Kini mataku terasa buram karena air mata yang sudah penuh menggenang dikedua manikku. Aku tak sanggup melihatnya. Sekuat apapun aku mencoba baik-baik saja, semakin besar pula kecewa yang menyerang pertahananku.  Pipiku yang tadinya kering kini kembali tercetak jalan baru untuk bulir bening yang keluar bebas.

“Yoongi.....” panggilku pelan diantara isak tangis yang kucoba tahan agar tidak bersuara. Tapi gagal.
“.......” aku tidak bisa berkata apapun saat melihat video berdurasi sekitar 3 detik itu. Video dengan kualitas sangat buruk namun suaranya begitu jelas terdengar.

“Memang benar, aku mencintaimu.” Terdengar suara seorang lelaki dari video itu.
Suara yang sangat akrab dengan telingaku. Suara yang sering mengucapkan kata-kata saranghae dan i love you untukku. Tapi kini terasa menyiksa saat mengingatnya. Kata-kata itu bukan lagi hanya untukku. Atau mungkin memang tidak pernah ada.

“Aku... Benci perasaan semacam ini....” tangisku semakin pecah diantara heningnya ruangan kamarku. Air mataku tidak berhenti berderai, malah semakin deras. Semakin tidak terkendali.

Pipiku memanas seolah telah mendapat tamparan keras disana. Hatiku? Hancur tak berbentuk.

Kling
Ponselku berdering lagi. Pesan dari nomor itu kembali datang. Aku harap tidak ada foto ataupun video yang dapat merobohkah harapan ku.

“Kamu sudah melihatnya?. Sudah bisa menyimpulkan, bukan? Jangan egois dan hanya memikirkan apa yang kamu rasakan. Jangan juga menjadi pematah hati yang kini sudah menyatu. Biarkan kami bahagia. Biarkan juga Dia hidup tanpa berpura-pura cinta. Kamu tahukan berpura-pura pada siapa? Jadi, menghilanglah seolah kamu tidak pernah ada diantara hubungan kami.”
“Lepaskan Yoongi agar bahagia denganku.”
“Terimakasih.”

Duar..
Hancur sudah harapanku. Otakku serasa berhenti bekerja, fikiranku seperti melayang entah kemana. Aku lemas.

“Mungkinkah kami akan baik-baik saja kalau aku tidak pernah membahas Taehyung didepan Yoongi?”
“Mungkinkah kami akan baik-baik saja jika tadi aku menurut dan langsung pulang keapartement?”
“Atau mungkinkah aku tidak akan merasa sesakit ini jika kami tidak pernah bertemu?”

ObsessionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang