8. Jangan Sekarang

49 2 2
                                    

Hai hai..
Maaf menghilang cukup lama. Soalnya ada projek dilapak sebelah yang ga bisa ditinggal.
Tapi gemes banget pen lanjutin obsession, tapi juga karena bulan puasa agak gimanaaa gitu..
Soale obsession kan konten nya agak dewasa.
Beda sama Young Blood..
Tapi ya udahlah ya.
Ga tahan mo lanjutin..
Dah yaa..
..
.
.
.
Happy Reading Chingudeul
🌼
.
.
.

"Nara, boleh aku menginap dikamarmu malam ini? " tanya Yoongi yang masih setia pada posisinya.

"Eh,? " aku menjawab dengan tatapan bingung. Bagaimana tidak bingung kalau pertanyaannya seperti itu. Aku mengerti tapi kebingungan harus menjawab apa.

Cups

Yoongi mengecup bibirku lagi. Seakan meyakinkan aku untuk memberi jawaban iya. Aku masih diam. Matanya masih saja menatapku, menjadikan aku salah tingkah.

Tapi beberapa saat kemudian Yoongi tiba-tiba mengangkatku dari pasir dan berjalan entah kemana. Tunggu sebentar. Ini adalah jalan menuju hotel yang kami pesan. Kurasa Dia tak ingin mendengar pendapatku dan melakukan apa yang Ia inginkan. Tapi entah mengapa tanpa sadar aku malah tersenyum malu.

"eh, apa yang aku bayangkan. Nara, jangan berpikiran yang tidak-tidak. Buang semua angan-angan kotormu. Nara, sadarlah. " ocehku dalam hati dan aku reflek menggeleng-gelengkan kepalaku.

"Nara, apa yang sedang kamu pikirkan. Hm? " tanya Yoongi yang melihatku bersikap akward. Senyum smirk nya jangan lupa, hal itu malah membuatku semakin malu dan otomatis menutup wajah dengan telapak tanganku.

Aku tidak menjawab dan Yoongi masih saja menggendongku memasuki hotel. Aku sendiri heran, apa berat badanku tidak seberat itu. Pasalnya sedari tadi Yoongi berjalan dengan menggendongku, dan tidak terlihat kalau Dia kelelahan. Wah.

Kamipun menaiki lift.

"Yoongi, turunkan aku. " pintaku saat berada didalam lift.

"Apa kamu akan berlari kabur saat aku turunkan? " tanya Yoongi.

Aku melongo. Pertanyaan macam apa itu.

"kamu tidak menjawab. Berarti kamu akan kabur. Ya sudah. Tak akan aku turun kan. " tambahnya.

"Uh. Memang tanganmu tidak kram? Tidak pegal? Tidak sakit? Aku tidak seramping itu " cerocosku.

"Pegal, sangat sakit, dan rasanya aku tidak bisa merasakan lenganku sekarang. Mungkin mati rasa. Tapi hal ini lebih penting. Aku tak akan melepasmu. "kini terlihat jelas diwajahnya, Dia sedang menahan sakit pada lengannya.

Melihat Yoongi seperti itu aku jadi tidak tega dan memberontak lebih agar diturunkan. Yoongipun sudah kelelahan dan mengalah. Dikibas-kibaskan tangannya yang sedari tadi menahan berat badanku.

"lihat. Kamu itu sok-sokan kuat. Sakitkan tanganmu sekarang? "aku khawatir dan mengelus kedua lengannya.

Yoongi tersenyum dan menarikku kedalam pelukannya. Aneh, tapi aku bisa merasakan detak jantungnya yang berdegub tak beraturan. Sama seperti aku, aku juga tidak bisa mengontrolnya.

ObsessionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang