15. It's You?

47 3 10
                                    

Hai hai hai.....
Obsession update tepat waktu kan??..
Hehe
Maaf yaa, chapter kemaren agak pendek, tapi memang sengaja
Wkwk..
Dahlah..
Semoga kalian terhibur dengan kehaluanku yaa..
.
.
.
Happy Reading Chingudeul
🌼
.
.
.

Aku kembali tersadar setelah tertidur untuk kedua kalinya. Entah karena aku memang benar-benar lelah atau apa namun sangat mudah bagiku untuk tidur. Yang kutemukan setelah mataku menyisir seluruh sudut ruangan adalah Taehyung yang ternyata sudah terbaring tidur disampingku.

Terlihat ada sedikit noda darah dibagian ujung lengannya, aku bertanya-tanya darah apa itu namun tidak berani menanyakannya setelah mengingat hal yang terakhir kali Taehyung katakan padaku.
“Membereskan sisa semalam.”
Aku sedikit bergidik ngeri jika mengingat itu.

Kali ini aku sedikit bingung harus bagaimana, masa iya aku harus tidur lagi. Sedangkan untuk bangun saja rasanya seluruh tubuhku menolak. Sakit.

“Mau kemana?” ucap Taehyung padaku saat aku memaksa bangun, akupun terkejut karenanya.

“Tidak kemana-mana, aku hanya bosan.” Kataku pelan.

“Tidurlah lagi .” kata Taehyung singkat.

Aku hanya terheran mendengar ucapannya barusan, sekaligus kasihan karena Dia terlihat sangat kelelahan.

“huh.” Suara helaan nafas pelanku terdengar olehnya.

“Wae? Kenapa? “tanyanya.

“Aku bosan. Aku ingin pulang dan menemui Seung Jo. Bagaimana cafeku hari ini,aku juga khawatir akan hal itu.”

“Aku tidak mengijinkanmu pergi kemanapun dan menghubungi siapapun. Diam saja dirumahku. Aku tidak ingin terjadi apapun lagi padamu.” Kata Taehyung tegas, aku tahu kalau aku tidak akan memenangkan perdebatan jika lawanku adalah lelaki yang kini sedang terbaring disampingku namun aku tetap berusaha.

“Bukankah kau bilang sudah membereskan mereka?” tanyaku.

“Aku tidak yakin mereka semua sudah mati. Bisa saja beberapa anak buah Bbong masih berkeliaran diluar sana. Aku tidak mungkin membiarkanmu pergi karena hal itu sangat berbahaya.”

Aku diam. Masih teringat jelas saat kejadian kemarin menimpaku, apalagi saat merasakan seluruh bagian tubuhku sakit karena ulah mereka. Aku juga takut hal kemarin akan terjadi lagi. Aku juga paham betul sikap Taehyung yang seperti ini adalah karena Ia khawatir padaku. Aku mengerti.

“Nara, tidurlah lagi. Aku juga akan tidur sebentar, rasanya sangat lelah.” Suara Taehyung terdengar melemah. Sudah pasti Ia kelelahan karena tidak beristirahat sama sekali. Alhasil aku menurutinya karena merasa kasihan.

Suasana menjadi hening karena aku tidak bisa tidur. Sekarang sudah siang, yang ada difikiranku hanyalah slow cafe dan Yoongi. Sudah sejak semalam aku tidak mengabarinya. Mungkin saja sekarang Dia sedang mengkhawatirkanku.

“Aku lapar...” gumamku pelan. Aku tidak berani membangunkan Taehyung karena Dia terlihat sangat damai saat tertidur.

Alhasil aku memaksakan diri untuk berjalan kedapur dan mencari makanan. Walaupun rasanya sangat menyakitkan saat berjalan tapi aku mencoba menahannya.

“Kenapa rumah ini sangat sepi? Mungkinkah hanya ada Taehyung? Lalu siapa wanita tadi?” fikiranku sudah berkelana kemanapun saat perutku sudah terisi. Semacam  otakku bisa bekerja saat kenyang. Begitulah.

Ketika aku sudah selesai dengan aktifitasku, aku mencoba mengembalikan gelas bekas minumku ketempatnya. Tapi mungkin karena terlalu lama diikat, rasanya pergelangan tanganku mati rasa hingga membuat gelas itu terlepas dari genggamanku.

ObsessionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang