Fated : 01

5.4K 393 19
                                    

Tuk Tuk Tuk

Itu suara ketukan dari sepatu seorang pria yang sedang berjalan ke arah Rumah Sakit Jiwa . Dia adalah Jeon Wonwoo, seorang Direktur utama di perusahaan JC yang memiliki wajah dingin dan rahang tegas yang membuat siapapun tak berani menatap sepasang mata tajam itu.

"Dimana kepala Rumah Sakit ini?" tanya nya pada Resepsionis.

Sang petugas wanita yang sebelumnya sedang membaca buku kunjungan tiba tiba tersentak dan berdiri karena suara baritone itu "Maaf Tuan , kalau boleh tau anda-"

"Katakan saja!" potong Wonwoo cepat, petugas itu langsung menghubungi kepala Rumah Sakit itu.

"Bu, ada seorang pria yang ingin menemui anda" ujarnya pada orang di seberang telepon.

Setelah menutup telepon, sang resepsionis langsung mengatakan "Anda bisa menunggu di kursi tunggu dulu Tuan"

Wonwoo hanya menganggukkan kepalanya mengiyakan ucapan Resepsionis itu dan duduk di kursi tunggu.

Tak lama kemudian , sang kepala Rumah Sakit itu pun menghampiri Wonwoo yang daritadi menunggu di kursi tunggu.

"Kau rupanya" ujar sang Kepala Rumah sakit itu.

Wonwoo hanya mengangguk pelan
"Aku butuh dokter penanggung jawab" tutur Wonwoo mengatakan maksud dan tujuan nya.

Wanita yang diketahui sebagai Kepala Rumah Sakit Jiwa itu pun mengerenyitkan alisnya saat mendengar permintaan pria yang notabene adalah keponakannya itu

"Untuk siapa?" tanya nya penasaran karena orang sesibuk keponakannya ini tiba tiba datang sendiri untuk meminta Dokter Sakit Jiwa.

Wonwoo pun menceritakan bahwa ibunya depresi karena kematian Jungkook adiknya. Ibunya sering memandang foto Jungkook dan menangis sejadi jadinya semalaman. Wonwoo semakin khawatir ketika makanan yang dihantarkan ke kamar ibunya bahkan tak tersentuh sedikitpun sehingga membuat ibunya sakit. Semakin hari ibunya menjadi semakin pemurung, dia hanya melihat ke arah jendela sambil memegangi foto Jungkook.

Berulang kali Wonwoo berpikir bahwa itu hanya karena ibunya rindu dengan Jungkook, namun semakin hari ibunya seperti orang mati yang masih bernafas . Itulah yang akhirnya membuat Wonwoo sadar ibunya mengalami gangguan jiwa, sudah beberapa Psikiater hebat kenalannya dia bawa kerumah namun ibunya selalu menolak dan melempar barang barang dirumah itu. Ibunya mengancam akan bunuh diri jika Wonwoo menganggap dirinya gila. Wonwoo hampir putus asa karenanya.

Bibinya itu terkejut dengan cerita Wonwoo, dia tidak tau bahwa kakaknya mengalami hal seperti itu.

"Lalu mengapa kau datang kesini? Bukankah ibumu tidak mau diperiksa" tanya Ji hyun, bibi Wonwoo sekaligus kepala Rumah Sakit Jiwa itu.

Wonwoo menghela nafas panjang
"Harapan terakhir ku disini" lirih nya pelan , dia masih memiliki harapan agar ibunya bisa sembuh.

Ji Hyun juga ikut menghela nafas, dia harus benar benar memikirkan dokter yang cocok untuk kakak nya ini. Ji Hyun menyuruh Wonwoo untuk menunggu sembari dia mencarikan Dokter.

.

"Yaaakk! Aku bukan mantan pacarmu" teriak seorang perempuan yang memakai jas putih, pertanda dia adalah salah satu dokter di Rumah sakit ini. Laki laki itu makin kuat menarik rambut perempuan itu dan mendorongnya sehingga perempuan itu tersungkur dan kepalanya terkena ujung meja yang ada disana.

Wonwoo tersentak melihat hal itu,namun dia berusaha tidak mengindahkannya dan kembali fokus dengan ponselnya.

Kim Dahyun, dokter yang didorong oleh pasien tadi mendapatkan luka kecil di dahi nya.

FATED ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang