Wonwoo pulang kerumahnya setelah tidak ada lagi tamu yang datang untuk ikut berduka cita atas kematian Ibunya. Matanya masih membengkak karena masih tidak rela kehilangan ibunya.
Dan sekarang, Wonwoo mulai merosot kan dirinya di pintu kamar setelah menutupnya. Wangi parfum bubblegum yang selalu dipakai Dahyun bahkan masih tercium di hidungnya. Ya, sejak mengusir Dahyun dari rumahnya Wonwoo tidak pernah lagi tidur di kamar atas, dia selalu berakhir tidur di kantor ataupun di sofa bawah.
Wonwoo mengambil sebuah kotak kecil di saku jas nya, kotak berwarna kuning muda dengan sebuah pita biru muda di atas nya, setalah menghela nafasnya dengan panjang dia pun membuka tutup kotak itu, ada sebuah saputangan yang dilipat dengan sebuah kertas didalamnya. Wonwoo sedikit terkejut saat melihat sebuah jahitan di tengah sapu tangan itu yang bertuliskan 'FATED' , kemudian ia membuka kertas yang ada dan mulai membacanya
'Untukmu, Jeon Wonwoo'
Apa kabarmu? Kuharap kau baik-baik saja Wonwoo. Aku turut berduka cita atas kematian Eommonim, mungkin kau sangat membenciku saat ini dan mengira aku yang menyebabkan kematian itu kan Wonwoo. Semakin hari aku semakin berpikir kalau kau tidak akan mempercayai semua yang keluar dari mulutku, aku akan berusaha menerimanya, lagi pun aku semakin tersadar kalau hubungan yang dimulai dengan cara yang salah, maka akan berakhir dengan cara yang salah juga. Dan aku belajar kalau takdir yang kita ciptakan sendiri tidak akan menang terhadap takdir yang di ciptakan Tuhan.
Aku tidak mengerti kenapa kau masih belum menandatangani surat perceraian itu, ah mungkin karena kau ingin membuatku lebih menderita dulu sebelum melepaskan ku kan?. Tapi maaf Wonwoo, aku benar-benar akan pergi jauh darimu, sesuai dengan permintaan mu kan. Aku akan kembali jika kau tiba-tiba menandatangani surat perceraian itu sehingga aku benar-benar bisa lepas dari mu.
Aku akan membesarkan anak dalam kandunganku tanpa mu Wonwoo, ah aku lupa jika kau juga menduga kalau anak ini bukan anakmu.
Tolong titipkan salam ku pada kedua orang tua ku , Seungmin adikku ,dan Abeoji-nim, aku menyayangi mereka semua.
~Dahyun
Wonwoo meremas kertas itu setelah membacanya, ia menjambak rambutnya sendiri dengan kuat. Kenapa dia tidak bisa berpikir jernih saat ini. Ia kecewa pada Dahyun, sangat kecewa, tapi kenapa untuk menceraikan wanita berkulit putih itu sangat sulit baginya
.
Anseong, sebuah kota di Provinsi Gyeonggi, Korea Selatan yang terkenal sebagai 'The City of Masters' . Beberapa hari setelah pertemuannya dengan Wonwoo akhirnya Taehyung berhasil membawa Dahyun ke kota ini, dia berharap dengan mengganti nama kependudukan Dahyun menjadi Kim Hye Jin , Wonwoo tidak akan mudah untuk menemukan Dahyun.
Dengan ragu Dahyun keluar dari mobil Taehyung setelah mereka sampai disebuah perumahan disana. Ia menatap sebuah rumah dua tingkat dengan nuansa biru muda dan putih itu
"Kita akan tinggal disini sekarang" ujar Taehyung sembari tersenyum, lalu merangkul Dahyun untuk masuk ke dalam nya.
Melihat Dahyun yang tiba-tiba menunduk membuat Taehyung keheranan "Ada apa? Kau tidak suka dengan rumah ini??" tanyanya
Dahyun langsung menggeleng
"Kau rela meninggalkan posisi mu sebagai CEO di perusahaan demi diriku Tae, aku merasa tidak enak dengan ini" tutur Dahyun jujurTaehyung menggiring Dahyun lagi dan mendudukkan wanita itu ke sofa yang ada disana, lalu dia memegang kedua tangan Dahyun dan mengelusnya lembut
"Dengar, aku disini masih menjalankan cabang perusahan di bidang mebel dan kerajinan Dahyun, lagi pun aku benar-benar tidak suka duduk di posisi CEO, tenagaku benar-benar tidak terpakai" tutur Taehyung
KAMU SEDANG MEMBACA
FATED ✔
HororKim Dahyun, seorang psikiater yang tiba tiba dimintai seseorang untuk mengobati ibunya yang sakit jiwa dan trauma akibat kematian anak bungsunya. Dan sialnya Dahyun malah di deklarasikan sebagai calon istri dari pria bernama Jeon Wonwoo itu. Bagaim...