Pagi hari seperti biasa Dahyun selalu membawakan nampan yang berisi sarapan Wonwoo ke kamar, dia tidak mengerti kenapa Wonwoo tidak ingin sarapan dibawah .
Tiba-tiba saat Dahyun sedang memasang kan jas putih di tubuh nya, deringan telponnya berbunyi, sontak saja dia mengangkat telpon itu saat melihat nama yang tertera disana .
"Yeobseo Eommonim, apa kabarmu?" tanya Dahyun berbasa-basi saat baru mengangkat telponnya.
Wonwoo yang sedang sarapan tiba-tiba mengalihkan perhatiannya ke Dahyun, ternyata ibunya yang menelpon pagi-pagi begini.
Melihat raut wajah Dahyun yang sedikit berubah setelah menutup saluran telponnya membuat Wonwoo mendongak heran.
"Eommonim bilang kalau dia dan ayahmu akan pulang hari ini, dan dia sudah meminta izin pada bibimu untuk memberikan ku libur " ujar Dahyun setengah merengut, ayolah sekarang dia sudah sangat rapi dan bersiap untuk pergi.
"Sudah, kau turuti saja Eomma-ku, dia pasti sangat rindu padamu"balas Wonwoo santai, membuat Dahyun mendesah pelan dan melepas jas putih yang sudah melekat ditubuhnya tadi.
Dahyun pun menghampiri Wonwoo, mengambil nampan yang sudah habis itu lalu berjalan kebawah untuk mencucinya .
.
Cup
"Aku pergi dulu ya, akan kuusahakan untuk pulang cepat hari ini" ujar Wonwoo setelah selesai mengecup kening Dahyun.
"Baiklah , hati-hati dijalan" setelah mengatakan itu Dahyun langsung masuk ke dalam kamarnya dan tidur seraya menunggu kedatangan ibu dan ayah mertuanya itu.
Beberapa jam kemudian, saat Dahyun terbangun dari tidurnya , di depan matanya sudah terpampang sebuah kotak makan berwarna hitam , matanya menerjap, ternyata ibunya Wonwoo memang menunggunya bangun dari tadi.
"Kenapa kau tidak membangunkan ku Eommonim" kata Dahyun sembari duduk dan mengucek kedua matanya , berusaha mengumpulkan nyawa nya kembali.
"Kau sangat nyenyak tadi, jadi aku menunggumu" jawab Eun Hye seraya tersenyum lebar pada Dahyun.
Dahyun pun menatap kotak makan yang masih setia di tangan ibu mertuanya itu. Eun Hye pun membuka tutup kotak makan itu , memperlihatkan kimchi yang sangat penuh dan terlihat enak .
"Ini untukku?" tanya nya yang langsung mendapat gelengan cepat dari Eun Hye.
"Aniya, ini buatan neneknya Wonwoo, kau harus mengantarkan ini ke kantor Wonwoo" ujarnya seraya menutup kembali kimchi itu dan menyodorkannya ke Dahyun.
"Aku? Mengantarkannya?"
"Tentu saja, Wonwoo suka memakan Ramyeon saat bekerja , kau antarkan ya Dahyun-ah"
Dahyun pun mengangguk singkat ,lalu merapikan penampilannya yang cukup berantakan habis bangun tidur tadi. Ia pun terpaksa harus memanggil taksi di siang bolong begini .
.
Setelah sampai didepan kantor Wonwoo, Dahyun mengehela nafas dan mengingat bagaimana pengalaman buruknya yang diusir pada waktu itu. Saat dia berjalan masuk, bahkan semua orang terlihat menunduk padanya. Ia sedikit tersenyum karena orang-orang didalam kantor itu tidak lagi menganggapnya perempuan gila yang berharap menjadi istri pewaris dari JC. Ayah mertuanya memang benar pada saat itu, semua karyawan disini tidak akan salah paham padanya lagi kalau dia sudah mengenalkan diri .
Sampai didepan pintu ruangan Wonwoo, sekretaris yang membuatnya naik darah waktu itu menatapnya dari atas ke bawah.
"Ada keperluan apa anda kesini Ny.Jeon?" tanya Nancy .
KAMU SEDANG MEMBACA
FATED ✔
TerrorKim Dahyun, seorang psikiater yang tiba tiba dimintai seseorang untuk mengobati ibunya yang sakit jiwa dan trauma akibat kematian anak bungsunya. Dan sialnya Dahyun malah di deklarasikan sebagai calon istri dari pria bernama Jeon Wonwoo itu. Bagaim...