Ayo budayakan vote dulu
Happy enjoy
.
"Pak Yoo, tolong bantu bawa belanjaan yang ada di garasi ya" pinta Dahyun saat mobil mereka sudah sampai didepan pintu gerbang.
Setelah turun dari mobil, Dahyun menatap Wonwoo yang masih setia duduk di mobil itu "Hoi Jeon Wonwoo, kau tidak mau masuk?" tanya Dahyun
"Tidak usah memikirkan ku, kau masuk saja" balas Wonwoo dingin, hal itu makin membuat Dahyun bingung, perempuan itu kembali masuk kemobil dan menutup pintu nya .
"Ada apa denganmu? Kau marah aku tadi menyuruhmu membawa barang-barang tadi?" tanya Dahyun pada akhirnya, sebenarnya Dahyun peka semenjak selesai belanja, Wonwoo tak henti-hentinya memasang raut muka masam nya, bahkan omongan Dahyun hanya dibalas dengan 'iya' dan anggukan saja .
Bukannya merespon , Wonwoo kini malah memalingkan wajahnya, bahkan tangannya sudah membuka pintu mobil , namun tangan satunya buru ditahan Dahyun.
"Kau ingin kita menjadi canggung lagi? Baiklah kalau itu yang kau mau aku akan pergi kerumah orangtu-"
"Andwae!" potong Wonwoo cepat sebelum Dahyun berhasil menyelesaikan kalimatnya. Wonwoo kembali menutup pintu mobilnya dan menatap Dahyun dalam-dalam.
"Jangan berpikiran untuk meninggalkan rumah ini lagi Dahyun!" ujar Wonwoo tegas.
Mendengar Wonwoo yang mengatakan hal itu, seketika aliran darah Dahyun berdesir hebat, kalimat itu terasa ambigu . Apa Wonwoo tidak ingin mereka berpisah? Apakah Wonwoo berniat menghilangkan status pernikahan kontrak mereka? Dan masih banyak pertanyaan yang menjalar di otak Dahyun sekarang.
Namun seperti biasa, Dahyun hanya membalasnya dengan sunggingan khas-nya
"Kau membuatku berharap padamu sekarang Jeon Wonwoo" utarnya pelan, namun penuh makna di setiap katanya .Tiba-tiba tangan Dahyun melepaskan tangan Wonwoo yang tadi sempat di genggamnya, namun itu tidak lama karena situasi berbalik menjadi tangan Wonwoo yang menggenggam pergelangan tangan Dahyun.
Dahyun yang hampir membuka pintu mobil lagi, tidak jadi karena dengan cepat Wonwoo menarik pergelangan tangannya sehingga jarak wajah mereka sekarang semakin dekat.
"Y-yak J-jeon W-won-woo" cicit Dahyun saat merasakan posisi mereka saat ini sangat dekat .
"Apa maksudmu tadi kalau kau berharap padaku?" tanya Wonwoo yang makin membuat Dahyun merasakan debaran kuat di jantungnya . Tidak mungkin dia mengatakan hal yang sebenarnya pada Wonwoo kan, dari awal mereka menikah bahkan sudah tertulis jelas jika kedua pihak tidak boleh melibatkan cinta . Tapi nyatanya Dahyun sudah melanggar kontrak yang dibuat , dirinya sudah terjerat oleh pesona seorang Jeon Wonwoo, seberapa keras dia berusaha menghilangkan perasaan nya, itu malah makin menyakitkan. Dahyun tidak mau merusak hubungan Wonwoo dengan kekasihnya, tapi entah kenapa timbul sebuah Rasa egoisme dalam dirinya yang sangat jarang ada, Dahyun ingin membuat Wonwoo menjadi suami nya sungguhan, tanpa terikat sebuah kontrak . Tapi apakah itu mungkin? Rasa egois dalam dirinya makin membesar setiap mereka melakukan kontak fisik, apalagi saat Wonwoo mulai mengatakan suatu hal yang membuat nya merasa kalau sebenarnya perasaan yang sedang dia alami tidaklah salah.
"Lupakan saja Wonwoo, aku asal bicara tadi" jawab Dahyun seraya menunduk , tak berani menatap Wonwoo dalam situasi seperti sekarang ini.
Perlahan Wonwoo mulai melepas genggamannya pada pergelangan tangan Dahyun dan menjauhkan dirinya sebelum ia benar-benar keluar dari mobil , meninggalkan Dahyun yang kini mematung sambil memegang dadanya yang sedikit sesak.
"Lupakan Dahyun, tidak ada kesempatan untuk dirimu bersamanya" gumamnya pada diri sendiri .
.
Walaupun mereka kembali canggung sejak percakapan mereka di mobil, tapi Dahyun tidak melupakan tugasnya sebagai istri. Ia masih menyiapkan sarapan, pakaian, dan sepatu Wonwoo.
KAMU SEDANG MEMBACA
FATED ✔
HorrorKim Dahyun, seorang psikiater yang tiba tiba dimintai seseorang untuk mengobati ibunya yang sakit jiwa dan trauma akibat kematian anak bungsunya. Dan sialnya Dahyun malah di deklarasikan sebagai calon istri dari pria bernama Jeon Wonwoo itu. Bagaim...