Fated : 03

2.2K 311 19
                                    

Dahyun terbangun karena ponsel yang daritadi berdering , matanya menerjap tatkala melihat 32 panggilan tak terjawab.

Matanya langsung membelalak tatkala terselip sebuah pesan.

Aku didepan rumahmu.

"Sialan. Kenapa dia harus menjemput segala" umpat nya saat melihat ke arah jendela dan melihat sebuah mobil hitam terparkir manis disebrang kedainya.

Dahyun langsung buru buru mandi dan memakai baju secepatnya . Beruntung dia bukan tipe perempuan yang sangat lama dalam urusan penampilan.

Dahyun langsung buru buru kebawah. Mencium pipi ibunya yang sedang membersihkan kedai dan langsung berlari keluar.

Dahyun langsung membuka pintu depan mobil itu dan benar saja, yang pertama kali dia lihat adalah wajah pria yang nampak eerrr.. kesal .

"Apa kau mimpi indah heh, matahari bahkan sudah mulai bersinar cerah" ujar Wonwoo , atau lebih tepatnya sebuah sindiran keras.

"Mian. Aku sibuk melakukan sesuatu semalam" balas Dahyun.

Tiba tiba Wonwoo langsung mengijak pedal gas nya, membuat Dahyun oleng ke depan, karena dia bahkan belum memakai Seatbelt. Beruntung Dahyun memang merasa ini salahnya,jadi tidak ada alasan untuk memaki pria disebelahnya ini.

"Tunggu, bukankah kau bilang bahwa kau tidak akan ada dirumah hari ini" celetuk Dahyun saat baru sadar Wonwoo hanya memakai celana jeans dan kaos hitam saja.

"Jangan banyak tanya. Ini karena kau yang tiba tiba menyetujui kontrak itu sehingga aku harus bicara empat mata denganmu hari ini" jawab Wonwoo datar, matanya tetap berfokus pada jalanan .

Dahyun hanya mempoutkan bibirnya, jika dia mendebat Wonwoo hari ini seperti nya tidak akan berjalan baik.

"Bagaimana rasanya ditunggu pria tampan dan kaya selama 1 jam?" Sialan. Dahyun sudah berusaha mengontrol emosinya dan sekarang pewaris Jeon's Crop ini malah menambah umpan .

Dengan berat hati Dahyun berusaha memasang senyum palsu nya, sekarang dia tau Jeon Wonwoo bukanlah pria dingin yang Workaholic, melainkan seorang pria dengan narsis yang sangat tinggi dan bermulut pedas.

"Kau menyuruhku diam tapi kau daritadi selalu menyindirku Jeon Wonwoo"

Mendengar ucapan Dahyun ,Wonwoo hanya menyunggingkan senyumannya
"Kau harus terbiasa denganku yang seperti ini Dahyun. Uhm apakah aku sekarang harus memanggilmu Dahyun-ah atau Chagi-ya" ujar Wonwoo,sialan sekarang dia malah mengatakan itu dengan nada yang menggoda.

Dahyun menggerlingkan bola matanya"Berhentilah menyudutkanku atau aku akan lompat dari mobil ini"

Wonwoo malah mengendikkan bahu dan menambah kecepatan mobilnya
"Silahkan. Kau lebih frustasi dari orang yang depresi sekalipun. Jika kau mati, media akan meliputmu sebagai perempuan hilang akal" tandas Wonwoo membuat Dahyun mendecih .

Bagus, selama Dahyun mendebat orang. Baru kali ini dia merasa sangat kalah dengan lawannya.

"Aku tidak mendengar mu" balas Dahyun sambil menutup kedua telinganya.

"Seorang dokter psikiater bisa terlibat skandal karena memperlakukan calon suaminya tanpa hormat." Suara Wonwoo yang tenang tidak membuat Dahyun merasa lebih tenang , ia justru ingin menimpuk wajah datar itu dengan tas jinjing yang ia bawa sekarang, atau mengikat mulutnya dengan jas dokter yang selalu ia bawa.

Dapat Wonwoo lihat wajah Dahyun yang memerah menahan amarah.

"Kita sudah sampai, jangan banyak bicara dan jaga emosimu jika kau merasa kesal padaku saat ini." bisik Wonwoo langsung dan lekas menuruni mobil untuk membawa Dahyun masuk di kediamannya.

FATED ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang