jeffrose_'s present
Yangyang dan Xiaojun saling bertatapan. Yangyang membalasnya dengan gelengan kepala. Xiaojun memberikan isyarat untuk segera pergi, namun Yangyang mengarahkan lirikan matanya ke Lucas sambil melotot. Lucas yang tidak mengerti akan semua sinyal itu menggeram pelan.
"Apa sebenarnya yang kalian lakukan?" Katanya dengan nada kesal.
Yangyang terkekeh jahil. "Kami melakukan komunikasi."
"Untuk apa diciptakan bahasa." Lucas meminum airnya. "Ya sudah, aku pergi dulu. Sampai jumpa, sampaikan salamku untuk senior yang tadi." Pamitnya sambil tersenyum.
"Sampai jumpa!" Yangyang membalas nyaring.
"Apa hubungan Kun-ge dan Xuxi?" Xiaojun bergumam pelan. Namun Yangyang yang masih dapat mendengarnya.
"Mereka mungkin benar senior dan junior, tapi dengan beberapa poin tambahan lain." Jawab Yangyang.
"Kun-ge lebih tua tiga tahun dariku, dan Xuxi usianya yang sama denganku." Xiaojun mendorong mangkuk kosongnya ke depan. "Itu artinya ketika Xuxi masuk sekolah menengah, Kun-ge sudah lulus. Lalu Xuxi tahu darimana kalau Kun-ge pernah menjuarai olimpiade sejarah?"
"Mungkin saking hebatnya Kun-ge, ia jadi dikenang dan diceritakan pada murid-murid. Lagipula selisih kelulusan Kun-ge dan saat Xuxi masuk sekolah tidak terlalu jauh. Menurutku itu wajar." Yangyang menanggapi dengan sangat santai. Berbeda dengan Xiaojun yang terlihat sangat gelisah.
"Apa yang kau inginkan?" Hendery menekan nada bicaranya. Wajahnya terlihat keras dan menegang menahan emosi.
Winwin mengangkat kedua tangannya ke udara. "Aku minta maaf." Ia berucap pelan. Dari wajahnya terlihat senyum yang tulus.
Namun Hendery masih terlihat marah. Nafasnya terhela kasar. "Untuk apa kau meminta maaf. Aku memang pantas untuk dijauhi."
"Aku tidak menjauhimu." Winwin perlahan menurunkan kedua tangannya. "Aku hanya bertanya kenapa kau selalu mendekati Dejun, itu saja." Ujarnya agak tidak sabar. Ia gemas karena Hendery tak kunjung mengerti.
"Kau khawatir padanya, karena aku mendekatinya." Hendery melipat tangannya di depan dada.
Winwin mengusak rambutnya kasar. "Astaga, kenapa kepalamu ini batu sekali, sih?!" Bentaknya. "Aku lelah menjelaskannya padamu."
"Lalu untuk apa kau jauh-jauh ke rumahku hanya untuk menanyakan hal itu?! Pasti setelah ini kau menyuruhku untuk menjauhi Xiao Dejun! Iya, kan?!" Balas Hendery tak kalah tinggi. Wajahnya memerah dan urat-urat lehernya berkontraksi.
"Aku datang ke sini untuk minta maaf, Hendery bodoh." Winwin menetralkan nada bicaranya agar perdebatan tidak berlanjut. "Kalau kau tidak mau menjawab kenapa kau terus mendekati Dejun ya sudah! Aku tidak akan memaksamu. Kau saja yang begitu sensitif."
KAMU SEDANG MEMBACA
Sorry That I Walked Away ● HenXiao ●
Fantasy[Completed] "Kengeriannya, ketakutannya, depresinya. Bahkan aku seolah-olah bisa mendengar pekikan ngilu kawanan mereka, begitu nyaring. Serta tusukan tombak perak yang menembus dada kiriku, memecahkan jantungku dan mematahkan seluruh tulang rusukku...