(jangan lupa audionya diputer okay! ;))
Jeffrose_'s present
(The whole story below is told by Hendery to Xiaojun.)
Inggris, 219 tahun yang lalu.
Dedaunan gugur bagaikan permadani tebal yang menghampar ke seluruh daratan Inggris. Pepohonan yang sudah habis daunnya berbaris dan merunduk laksana serdadu setia menyambut Sang Raja. Hendery sore itu duduk bersandar pada salah satu pohon disana sambil mengasah tombak. Sesekali ia bersiul dan bersenandung mengusir rasa bosan.
Seluruh tanah berubah jingga tertutup daun-daun kering. Hendery mendongak. Burung-burung berterbangan kembali ke sarang mereka. Matahari sudah hampir menenggelamkan seluruh tubuhnya. Memberi kesempatan bulan untuk memamerkan sinarnya. Mempersilahkan malam menunjukkan keagungannya.
"Alas, my love, you do me wrong,
To cast me off discourteously.
For I have loved you well and long,
Delighting in your company."Ia tersenyum bangga dan mengangkat mata tombak yang berkilauan terkena lembayung. Ia membereskan peralatannya dengan cekatan dan bangkit menuju ke perkemahannya.
"Aih, Letnan Hendery sudah pulang rupanya." Goda salah seorang gadis di kelompoknya yang sedang sibuk memanaskan air.
Hendery hanya tersenyum dan duduk di hadapannya. Gadis yang sudah mengerti itu dengan patuh menyiapkan air hangat dan menuangkannya ke dalam gelas dari kaca timbal yang berkilauan, lalu gelas itu ia serahkan pada Hendery.
"Tuan Letnan, siang tadi Jenderal Yudith menyampaikan pada saya pesan kepada Tuan untuk segera mendatanginya di tendanya segera setelah Tuan pulang. Beliau terlihat tidak sehat, Tuan." Ujar gadis itu.
"Ah, begitukah?" Hendery bangkit dan merapikan pakaiannya. "Kalau begitu saya permisi. Sepertinya perundingannya dengan kerajaan itu tak berjalan dengan baik sehingga mempengaruhi suasana hatinya."
Gadis itu mengangguk dan pergi membawa nampan dan gelas bekas minum Hendery. Hendery pun berjalan menuju tenda Jenderal Yudith. Jenderal Yudith merupakan Jenderal tertinggi kedua di Angkatan Perang Kerajaan Vampir Greenhill. Tubuhnya tegap dan atletis. Wajahnya selalu dihiasi guratan kasar dan keras, mencerminkan keteguhan pribadinya. Tendanya besar dan merupakan pusat dari perkemahan. Semua keluhan dan masalah ditampung disana.
Sampai disana, Hendery disambut oleh Sersan Mayor, Mark, yang sedang mengukur sebilah pedang di depan lubang tenda. Mark merupakan pemuda yang menyenangkan. Umurnya sebaya Hendery namun wajahnya menunjukan bahwa ia jauh lebih muda dari itu. Matanya besar dan bersinar serta bibirnya yang selalu tersenyum jujur menjadikannya orang yang paling dipercaya oleh Jenderal Yudith.
"Apa Yudith ada di dalam?" Tanya Hendery hati-hati. Mark mengangguk.
"Tentu saja. Orang tua itu sudah uring-uringan dari siang tadi. Kepalaku serasa mau pecah karenanya." Mark meletakan pedangnya. "Untung kau datang, biar ku antar ke dalam."
Hendery mengikuti Mark. Tenda Jenderal Yudith sangat luas dan penuh oleh baju besi dan tombak perak. Di sudut paling dalam tenda, Jenderal itu tengah menulis sesuatu di mejanya. Mulutnya tertarik ke bawah dan alisnya menyatu.
"Letnan Hendery, Tuan." Ujar Mark. Jenderal Yudith mengangkat kepalanya dan mengangguk. Melihat pertanda yang sudah sangat jelas itu, Mark pun meninggalkan mereka berdua.
"Hendery anakku," suara Jenderal Yudith dalam, jernih, dan seolah-olah datang dari kejauhan. Ia bangkit dan berjalan menuju salah satu koleksi anak panahnya. "Kau pasti sudah menduga mengapa aku memanggilmu kesini."
KAMU SEDANG MEMBACA
Sorry That I Walked Away ● HenXiao ●
Fantasía[Completed] "Kengeriannya, ketakutannya, depresinya. Bahkan aku seolah-olah bisa mendengar pekikan ngilu kawanan mereka, begitu nyaring. Serta tusukan tombak perak yang menembus dada kiriku, memecahkan jantungku dan mematahkan seluruh tulang rusukku...