arsenic ?

2K 445 91
                                    




jeffrose_'s present



"Jadi menurutmu kau itu apa?" tanya Yangyang tiba-tiba.

Xiaojun mengalihkan pandangannya dari buku yang menatap Yangyang yang sedang memakan kue pia kacang di ranjang Xiaojun, "apa maksudmu?"

"Yah, aku sudah tahu bahwa Hendery adalah merupakan salah satu cucu dari Jonathan Wong. Tapi itu tak menjawab pertanyaan utama, 'kau itu apa?'"

Xiaojun membuang mukanya. Ketika ia sedang berpikir untuk menjawab pertanyaan itu, Yangyang kembali berbicara.

"Gege sudah tahu bahwa gege itu sebenarnya apa, bukan?" tanyanya dengan nada sedikit ragu.

Setelah cukup lama berpikir, akhirnya Xiaojun menggeleng. "Yang aku dapat hanyalah jawaban-jawaban di luar nalar. Jadi, aku memutuskan untuk menelitinya lebih jauh."

"Bersama Sicheng-ge?" tanya Yangyang lagi.

Xiaojun menatapnya terkejut, "kenapa kau bisa tahu?"

"Aku tidak sebodoh yang kau kira, ge. Jadi, ceritakanlah sampai dimana kalian," Yangyang mengubah posisinya menjadi menghadap Xiaojun.

"Belum ada kemajuan sama sekali. Kami berdua sampai bingung dibuatnya," Xiaojun menghela nafas.

"Jika memang vampir itu ada," ujar Yangyang sambil menerawang. "Maka tentunya akan lebih mudah untuk gege."

Xiaojun tertawa, "bukankah yang waktu itu menolak keras keberadaan vampir itu kau?"

"Aku memang tidak percaya. Yang ku bilang itu 'jika'! Dan aku mengharapkan yang baik untuk gege! Agar gege sendiri tidak kebingungan," Yangyang memberengut.

Xiaojun mengacak rambut pemuda itu dengan gemas, "yah, tentunya aku juga berharap agar aku tak kebingungan."

"Apa?! Arsenik?!"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Apa?! Arsenik?!"

Pagi hari di trotoar yang ramai oleh orang-orang yang baru saja akan memulai harinya, Kun berlarian dengan panik. Ponselnya ia jepit antara pundak dan telinganya sementara tangannya sibuk menempelkan kartu ke pintu elektronik bus.

'Dokter berkata dosisnya kecil sekali, tapi kalau terlambat- kalau terlambat-' Xiaojun, yang berbicara dengannya di telepon, terdengar takut dan terguncang.

"Sudah, tidak apa-apa. Kau melakukannya dengan baik sekali. Aku yakin Yangyang adalah pemuda yang kuat. Sebentar lagi pasti ia akan sembuh," Kun menenangkan Xiaojun meskipun suaranya sendiri tak terdengar tenang sama sekali.

Telepon dimatikan. Kun berpegangan pada cincin di bagian atas bus. Ia mengusak kasar dan menjambak rambutnya sendiri dengan penuh amarah.

'Apa-apaan ini?'

'Apa-apaan ini?'

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Sorry That I Walked Away ● HenXiao ●Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang